Dalam sebuah hadits disebutkan:
Artinya:
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah: "Kapan hari kiamat wahai Rasulullah?". Rasulullah menjawab: "Apa yang telah engkau persiapkan untuknya?". Lelaki itu menjawab: "Aku tidak siapkan untuk itu banyak shalat, puasa dan sedekah. Akan tetapi aku mencintai Allah dan RasulNya". Rasulullah berkata: "Engkau bersama orang yang engkau cintai". (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits ini memberikan banyak pelajaran berharga, khususnya bagi kita yang hidup di akhir zaman saat ini. Diantaranya:
Pelajaran pertama, Lelaki ini bertanya kepada Rasulullah tentang kapan hari kiamat. Dan Rasulullah tidak memarahinya. Ini menunjukkan bahwa kita boleh bertanya kapan hari kiamat.
Lelaki ini tidak sendirian dari yang pernah bertanya ttg hari kiamat. Dalam hadits shahih yang lain, Rasulullah juga pernah ditanya oleh seorang lelaki asing yang berbaju putih bersih tentang hari kiamat. Lelaki asing tadi adalah malaikat Jibril yang datang dalam bentuk manusia. Dan ketika itu Rasulullah mengabarkan tanda-tanda hari kiamat.
Dalam Al quran juga terdapat beberapa ayat yang menunjukkan bahwa ada orang-orang bertanya kepada Rasulullah tentang hari kiamat. (Al-A'raf: 187 dan An nazi'at: 42)
Pelajaran kedua, hari kiamat tersebut pasti ada dan datang. Itu tersirat dibalik jawaban Rasulullah. Beliau memastikan adanya dengan menjawab: "Apa yang engkau siapkan untuk itu?". Berarti kiamat itu memang pasti, tapi apa yang engkau siapkan untuk itu.
Pelajaran Ketiga, Rasulullah tidak tahu dan tidak memberi tahu kapan hari kiamat. Dalam hadits-hadits yang lain, Rasulullah hanya memberi tahu tanda-tandanya. Baik tanda-tanda kecil maupun tanda-tanda besar.
Begitu juga dari ayat-ayat Al Quran, sangat jelas dan tegas bahwa tidak ada yang tahu kapannya kecuali Allah:
"Mereka (yahudi) bertanya kepadamu wahai Muhammad ttg kapan hari kiamat. Katakanlah, yang mengetahui saat datangnya hari kiamat hanyalah Tuhanku. Dan tidak ada yang mengetahui waktunya kecuali Dia..." (terjemahan QS Al A'raf: 187).
Dalam ayat lain Allah juga sudah tegaskan: "Sungguh telah merugi orang yang mendustai pertemuan dengan Allah. Sehingga saat datang kiamat kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata,
"Alangkah celakanya kami, karena kami lalai dari amal shalih di dunia...". (Terjemahan QS Al An'am: 31)
Karena itu, tidaklah tepat bila kita menyibukkan diri menghitung dan memastikan kapan hari kiamat. Sebab, Rasulullah sendiri juga tidak tahu.
Pelajaran Keempat, Rasulullah balik bertanya, "Apa yang telah kamu siapkan untuk itu?". Maka yang sangat penting dan mendesak adalah apa persiapan kita untuk menghadapi hari kiamat tersebut, berupa amal shaleh yang maksimal lagi istimewa.
Hari kiamat merupakan salah satu masa depan yang pasti disamping masa depan yang lain, seperti kematian, akhirat, hisab, sorga dan neraka. Semua itu adalah pasti.
Untuk masa depan yang belum pasti saja, kita sudah banyak sekali persiapan. Sekolah dari SD sampai SLTA. Lalu kuliah S1 dan S2 bahkan S3. Kursus ini dan itu. Dengan segala biaya dan konsekwensinya. Semua demi masa depan yang belum pasti.
Maka seharusnya untuk masa depan yang pasti seperti kematian dan kiamat, kita juga mesti punya persiapan yang minimal sama.
Pelajaran Kelima, lelaki tadi tidak terlalu istimewa dalam kuantitas shalat, puasa dan sedekah. Tapi dia sangat istimewa dalam kualitas iman dan keikhlasan. Dia sangat mencintai Allah dan RasulNya. Hatinya ikhlas kepada Allah, jiwanya tulus dalam mengikuti Rasulullah.
Tantangan kita terberat hari ini adalah keikhlasan dan ketulusan. Dunia yang semakin terbuka, kemajuan teknologi dan informasi, semua itu membuat keikhlasan kita sering teruji dan terfitnah. Akibatnya ria dan pamrih seringkali membingkai kerja dan amal shaleh kita.
Pelajaran keenam, dengan keistimewan kualitas iman dan keikhlasan, seseorang bisa meraih puncak kemuliaan. Rasulullah menegaskan, "Engkau akan bersama dengan yang engkau cintai dan idolakan..."
Kita mesti berhati-hati dari mengidolakan orang-orang yang banyak berbuat dosa dan maksiat. Apalagi orang yang kafir dan menantang Allah. Sebab, Rasul mengajarkan: "Seseorang akan bersama orang yang diidolakannya..."
Wallahu A'lam bishshowab...
[Dikutip dari tulisan Ust. Irsyad]
عن أنس بن مالك قال : سأل رجل رسول الله:
متى الساعة يا رسول الله قال: ما أعددت لها قال: ما أعددت لها من كثير صلاة ولا صوم ولا صدقة ولكني أحب الله
ورسوله.. قال: أنت مع مَنْ أحببت
Artinya:
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah: "Kapan hari kiamat wahai Rasulullah?". Rasulullah menjawab: "Apa yang telah engkau persiapkan untuknya?". Lelaki itu menjawab: "Aku tidak siapkan untuk itu banyak shalat, puasa dan sedekah. Akan tetapi aku mencintai Allah dan RasulNya". Rasulullah berkata: "Engkau bersama orang yang engkau cintai". (HR Bukhari dan Muslim)
Hadits ini memberikan banyak pelajaran berharga, khususnya bagi kita yang hidup di akhir zaman saat ini. Diantaranya:
Pelajaran pertama, Lelaki ini bertanya kepada Rasulullah tentang kapan hari kiamat. Dan Rasulullah tidak memarahinya. Ini menunjukkan bahwa kita boleh bertanya kapan hari kiamat.
Lelaki ini tidak sendirian dari yang pernah bertanya ttg hari kiamat. Dalam hadits shahih yang lain, Rasulullah juga pernah ditanya oleh seorang lelaki asing yang berbaju putih bersih tentang hari kiamat. Lelaki asing tadi adalah malaikat Jibril yang datang dalam bentuk manusia. Dan ketika itu Rasulullah mengabarkan tanda-tanda hari kiamat.
Dalam Al quran juga terdapat beberapa ayat yang menunjukkan bahwa ada orang-orang bertanya kepada Rasulullah tentang hari kiamat. (Al-A'raf: 187 dan An nazi'at: 42)
Pelajaran kedua, hari kiamat tersebut pasti ada dan datang. Itu tersirat dibalik jawaban Rasulullah. Beliau memastikan adanya dengan menjawab: "Apa yang engkau siapkan untuk itu?". Berarti kiamat itu memang pasti, tapi apa yang engkau siapkan untuk itu.
Pelajaran Ketiga, Rasulullah tidak tahu dan tidak memberi tahu kapan hari kiamat. Dalam hadits-hadits yang lain, Rasulullah hanya memberi tahu tanda-tandanya. Baik tanda-tanda kecil maupun tanda-tanda besar.
Begitu juga dari ayat-ayat Al Quran, sangat jelas dan tegas bahwa tidak ada yang tahu kapannya kecuali Allah:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Dalam ayat lain Allah juga sudah tegaskan: "Sungguh telah merugi orang yang mendustai pertemuan dengan Allah. Sehingga saat datang kiamat kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata,
قَالُوا يَاحَسْرَتَنَا
عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا
"Alangkah celakanya kami, karena kami lalai dari amal shalih di dunia...". (Terjemahan QS Al An'am: 31)
Karena itu, tidaklah tepat bila kita menyibukkan diri menghitung dan memastikan kapan hari kiamat. Sebab, Rasulullah sendiri juga tidak tahu.
Pelajaran Keempat, Rasulullah balik bertanya, "Apa yang telah kamu siapkan untuk itu?". Maka yang sangat penting dan mendesak adalah apa persiapan kita untuk menghadapi hari kiamat tersebut, berupa amal shaleh yang maksimal lagi istimewa.
Hari kiamat merupakan salah satu masa depan yang pasti disamping masa depan yang lain, seperti kematian, akhirat, hisab, sorga dan neraka. Semua itu adalah pasti.
Untuk masa depan yang belum pasti saja, kita sudah banyak sekali persiapan. Sekolah dari SD sampai SLTA. Lalu kuliah S1 dan S2 bahkan S3. Kursus ini dan itu. Dengan segala biaya dan konsekwensinya. Semua demi masa depan yang belum pasti.
Maka seharusnya untuk masa depan yang pasti seperti kematian dan kiamat, kita juga mesti punya persiapan yang minimal sama.
Pelajaran Kelima, lelaki tadi tidak terlalu istimewa dalam kuantitas shalat, puasa dan sedekah. Tapi dia sangat istimewa dalam kualitas iman dan keikhlasan. Dia sangat mencintai Allah dan RasulNya. Hatinya ikhlas kepada Allah, jiwanya tulus dalam mengikuti Rasulullah.
Tantangan kita terberat hari ini adalah keikhlasan dan ketulusan. Dunia yang semakin terbuka, kemajuan teknologi dan informasi, semua itu membuat keikhlasan kita sering teruji dan terfitnah. Akibatnya ria dan pamrih seringkali membingkai kerja dan amal shaleh kita.
Pelajaran keenam, dengan keistimewan kualitas iman dan keikhlasan, seseorang bisa meraih puncak kemuliaan. Rasulullah menegaskan, "Engkau akan bersama dengan yang engkau cintai dan idolakan..."
Kita mesti berhati-hati dari mengidolakan orang-orang yang banyak berbuat dosa dan maksiat. Apalagi orang yang kafir dan menantang Allah. Sebab, Rasul mengajarkan: "Seseorang akan bersama orang yang diidolakannya..."
Wallahu A'lam bishshowab...
[Dikutip dari tulisan Ust. Irsyad]
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih