Ada seorang pujangga Arab menggambarkan watak dan kebiasaan manusia sebagai berikut :
Seburuk-buruk manusia adalah yang hanya sibuk mencari aib/kekurangan orang-orang…. Seperti lalat yang selalu mencari tempat tukak dan luka
Selalu saja matanya tertarik dengan melihat keburukan… Maka tidaklah ia memandang kecuali perbuatan buruk dan kesalahan…
Tidaklah matanya melihat kecuali keburukan-keburukan kita…Bahkan ia senang jika melihat kotoran-kotoran dan ketergelinciran…
Ia mengikat manusia dengan belenggu yang menahan mereka …untuk bangkit dan menjadikan orang-orang selalu merasa gagal…
Ada sebagian orang yang hobinya hanya mencari-cari kesalahan dan kekurangan…, hampir-hampir tidak ada sesuatupun yang menyenangkannya.
Tidaklah ia memandang makanan yang lezat terhidangkan kecuali matanya tertuju pada sehelai rambut yang tidak sengaja terjatuh di atas makanan tersebut, lalu diapun mencela makanan tersebut…!!
Tidak ada buku yang baik dan bermanfaat kecuali matanya tertuju pada kesalahan cetak yang terdapat pada buku tersebut…, tidaklah ia melihat pakaian yang bersih kecuali matanya tertuju pada setetes tinta yang –tanpa sengaja- mengotori baju tersebut…
Jika ia mengendarai kendaraan sahabatnya…maka spontan ia berkata, “Udah tua model mobilmu…!!”
Jika ia masuk ke rumah sahabatnya ia spontan berkata, “Perabot rumah udah lama dan usang, kenapa tidak diganti-ganti?, apa tidak bosan??!!”
Jika ia pulang kerumahnya –sementara istrinya sudah berjam-jam menyiapkan hidangan makanan- maka ia berkata, “Kenapa engkau tidak membuatkan aku makanan ini dan itu??!”, padahal istrinya telah menyiapkan berbagai macam hidangan..
Lihatlah adab Nabi صلى الله عليه وسلم
Abu Hurairah رضي الله عنه berkata :
شَرُّ الْوَرَى بِعُيُوْبِ النَّاسِ مُشْتَغِلُ …. مِثْلُ الذُّبَابِ يُرَاعِي مَوْطِنَ الْعِلَلِ
... فَعَيْنُهُ أَبَداً باِلسَّوْءِ مُغْرَمَةٌ …. فَلاَ يَرَى غَيْرَ قَبِيْحِ الْفِعْلِ وَالْخَلَلِ
وَلاَ تَرَى عَيْنُهُ إِلاَ مَسَاوِئَنَا …. وَتَشْتَهِي رُْؤَيَةَ الأَوْضَارِ وَالزَّلَلِ
يَكْبِلُ النَّاسَ بِالأَصْفَادِ تَمْنَعُهُمْ …. مِنَ النُّهُوْضِ وَتَفَشِّي الْحِسِّ بِالْفَشَلِ
Ada sebagian orang yang hobinya hanya mencari-cari kesalahan dan kekurangan…, hampir-hampir tidak ada sesuatupun yang menyenangkannya.
Tidaklah ia memandang makanan yang lezat terhidangkan kecuali matanya tertuju pada sehelai rambut yang tidak sengaja terjatuh di atas makanan tersebut, lalu diapun mencela makanan tersebut…!!
Tidak ada buku yang baik dan bermanfaat kecuali matanya tertuju pada kesalahan cetak yang terdapat pada buku tersebut…, tidaklah ia melihat pakaian yang bersih kecuali matanya tertuju pada setetes tinta yang –tanpa sengaja- mengotori baju tersebut…
Jika ia mengendarai kendaraan sahabatnya…maka spontan ia berkata, “Udah tua model mobilmu…!!”
Jika ia masuk ke rumah sahabatnya ia spontan berkata, “Perabot rumah udah lama dan usang, kenapa tidak diganti-ganti?, apa tidak bosan??!!”
Jika ia pulang kerumahnya –sementara istrinya sudah berjam-jam menyiapkan hidangan makanan- maka ia berkata, “Kenapa engkau tidak membuatkan aku makanan ini dan itu??!”, padahal istrinya telah menyiapkan berbagai macam hidangan..
Lihatlah adab Nabi صلى الله عليه وسلم
Abu Hurairah رضي الله عنه berkata :
مَا عَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَْط كَانَ إِذَا اشْتَهَى شَيْئًا أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ
Anas bin Maalik رضي الله عنه berkata,
وَاللهِ لَقَدْ خَدَمْتُهُ تِسْعَ سِنِيْنَ مَا عَلِمْتُهُ قَالَ لِشَيْءٍ صَنَعْتُهُ لِمَ فَعَلْتَ كَذَا وَكَذَا؟ أَوْ لِشَيْءٍ تَرَكْتُهُ هَلاَّ فَعَلْتَ كَذَا وَكَذَا؟
Jadilah engkau seperti LEBAH yang hanya mengambil kebaikan dari sari-sari bunga dan meninggalkan keburukan-keburukan, bukan seperti lalat yang mecari-cari luka-luka yang bau…
Suggguh kasihan orang yang modelnya seperti ini…ia menyiksa dirinya…dan juga menyiksa orang lain… Tidak ada sesuatupun yang memuaskan dirinya…dan perkataannya selalu menyakiti perasaan orang lain…perasaan sahabatnya bahkan perasaan istrinya…
Bahkan bisa jadi orang-orang akan membalas perbuatannya…mencari-cari dan mengumbar kesalahan-kesalahannya …!!!
Al-Imam As-Syaafi’i rahimahullah berkata dalam bait syairnya :
إَذَا رُمْتَ أَنْ تَحْيَا سَلِيْماً مِنَ الرَّدَى …. وَدِيْنُكَ موفورٌ وَعِرْضُكَ صَيِّنُ
فَلاَ يَنْطِقَنْ مِنْكَ اللِّسَانُ بِسَوْأَةٍ …. فَكُلُّكُ سَوْءَاتٌ وَلِلنَّاسِ أَلْسُنُ
وَعَيْنَاكَ إنْ أَبْدَتْ إِلَيْكَ مَعَايِباً …. فَدَعْهَا ، وَقُلْ يَا عَيْنُ لِلنَّاسِ أَعْيُنُ
وَعَاشِرْ بِمَعْرُوفٍ ، وَسَامِحْ مَنِ اعْتَدَى …. وَدَافِعْ وَلَكِنْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Ingatlah kata Imam As-Syafi’i, “Dirimu seluruhnya adalah kekurangan…!!”. Jika orang lain ingin mencari kesalahanmu maka seluruh bagian tubuhmu bisa menjadi bahan celaan…songkokmu… kaca matamu…cara jalanmu… wajahmu…tubuhmu..semuanya bisa jadi bahan celaan..!!
Tapi...
Ini bukan berarti kita meninggalkan nasehat…bahkan menasehati kesalahan-kesalahan merupakan kewajiban…akan tetapi janganlah terlalu detail dan bersikap “mencari-cari”, akan tetapi kesalahan yang jelas nyata dan tersebar maka tegakkanlah nasehat sebagai pengamalan perintah Allah dan RasulNya dalam bernahi mungkar !!!
Wallahu A’lam bi As-Showaab
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih