Karena shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab saat hari kiamat, tidak diragukan lagi bahwa hidup bersama dengan seorang suami yang tidak shalat adalah sebuah petaka dimana kemungkaran yang tidak diperbolehkan secara syar'i.
Ada pertanyaan dari seorang ikhwati muslimah, bagaimana menyikapi suami yang malas shalat, sementara istrinya wanita muslimah yang taat dan bagaimana kedudukan ana sebagai istri selama bertahun-tahun menunggu tetapi tidak ada perubahan.?
Tidak diragukan lagi bahwa hidup bersama dengan seorang suami yang tidak shalat adalah sebuah petaka dimana kemungkaran yang tidak diperbolehkan secara syari, apalagi anda telah bersabar selama ini dalam masa yang panjang. Shalat memang perkara berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. Shalat adalah hubungan langsung antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Shalat adalah amal yang pertama kali akan dihisab.
Shalat adalah timbangan yang dengannya kita bisa mengetahui agama dan kebaikan seseorang. Barangsiapa menjaganya, maka dia memiliki cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barangsiapa tidak menjaganya maka dia tidak memiliki cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat, dan akan dikumpulkan bersama Fir’aun, Haman, Qorun dan Ubay ibn Khalaf.
Shalat adalah sebuah kewajiban yang tidak akan gugur dari seorang manusia selagi dia bernafas dan punya ingatan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepada ‘Imran ibn Husain radhiallahu ‘anhu artinya:
“Shalatlah dalam keadaan berdiri, jika anda tidak mampu maka dengan duduk, jika tidak mampu maka dengan (berbaring) di atas lambung.” (Al-Bukhari, 1006)
Beberapa perkara yang dapat membantu memperbaiki suami yang malas shalat. Di antara hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyandarkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Tunduk kepada-Nya demi hidayah kepada laki-laki tersebut, dan yang benar adalah kita berdo’a untuk seseorang di waktu malam, dan mendakwahinya di waktu siang, sesuai dengan kadar keikhlasan dan kejujuran kita, maka kebaikan dan pengabulan akan datang.
2. Mengambil jalan masuk yang baik menasihatinya
Menyampaikan kata-kata yang indah, memilih waktu-waktu yang sesuai, dan sebutkanlah kebaikan-kebaikan serta sifat-sifatnya yang baik. Dan berusahalah membantunya untuk mempersiapkan kepercayaan dirinya dengan mengatakan, misalnya:
“Anda alhamdulillah adalah seorang yang baik, anda bertanggung jawab, dan manusia menyebutmu dengan kebaikan, dan akan sangat bagus lagi kalau anda konsisten mengerjakan shalat lima waktu. Karena sesungguhnya aku senang melihat suamiku keluar seperti laki-laki lain bersama keluarganya menuju rumah-rumah Allah.”
3. Minta Bantu Kerabat yang Shalih
Mendorong orang-orang shalih dari mahrammu untuk menziarahinya dan mengajaknya shalat tanpa dia merasa bahwa hal tersebut adalah sebuah kesepakatan di antara kalian. Dan lebih memilih waktu-waktu shalat dalam ziarah hingga dia bisa pergi ke masjid bersama mereka.
4. Memberikan buku tentang shalat
Membelikan buku-buku kecil yang menjelaskan hukum orang yang meninggalkan shalat, serta hukuman orang yang meremehkan pelaksanaan shalat pada waktunya, dan meletakkan buku-buku kecil tersebut pada tempat yang biasa dia jangkau dengan tangannya.
5. Mengajak shalat dengan cara yang santun
Berambisi agar dia konsisten dalam mengerjakan shalat lima waktu untuk pertama kalinya, kemudian mendakwahinya agar mendirikannya dengan kekhusyu’annya, rukuknya dan tumakninahnya. Hal yang demikian tidak akan terjadi kecuali dengan rutin mengerjakan shalat. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuji orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya dengan berfirman artinya:
“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (QS Al-Mukminun: 9)
Dikarenakan rutin dan menjaga shalat akan menghantarkan kepada kekhusyukan, dan shalat tidak akan bermanfaat kecuali dengan khusyuk.
6. Mengajaknya ke Masjid
Jika rumah tidak jauh dari Masjid, ajaklah suami ke Masjid untuk shalat jama'ah.
Dengan adanya shalat berjama'ah hatinya akan tertarik untuk shalat.
Demikian pula ketika adzan sudah berkumandang, ingatkan bahwa Allah SWT telah memanggil umatnya untuk shalat.
7. Menjelaskan bahayanya meninggalkan shalat tepat pada waktunya
Mush’ab ibn Sa’ad ibn Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu pernah berkata kepada bapaknya saat membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala artinya:
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,” (QS. Al-Ma’un: 5)
Dia berkata,
“Wahai bapakku, apakah mereka adalah orang-orang yang tidak shalat?” Maka berkatalah Sa’ad: “Tidak, seandainya mereka meninggalkan shalat, maka mereka telah kafir, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang mengakhirkan (menunda)nya dari waktunya.” (HR Al-Bazzar 1145, dan Thabarani dalam Al-Aushath 2276)
8. Memberikan warning
Menggunakan sarana-sarana dan senjata berpengaruh yang dimiliki oleh seorang wanita untuk memaksanya agar rutin mengerjakan shalat, seperti menolak makan bersamanya, duduk dengannya, serta menolak tidur di pembaringan, dan tidak ada larangan menyampaikan keinginan cerai jika dia tidak menjaga pelaksanaan shalat.
Perkara shalat ini bukan perkara kecil namun sangat penting, prihatin jika melihat suami dengan mudahnya melalaikan shalat.
Ini perkara surga dan neraka, dan ini perkara Allah tak sudi menolong kita dan anak-anak kita gegara selalu melalaikan shalat. Naudzubillahi mindzalik, semoga Allah memudahkan perjalanan hidup kita sampai ke jannahNya.
Ada pertanyaan dari seorang ikhwati muslimah, bagaimana menyikapi suami yang malas shalat, sementara istrinya wanita muslimah yang taat dan bagaimana kedudukan ana sebagai istri selama bertahun-tahun menunggu tetapi tidak ada perubahan.?
Tidak diragukan lagi bahwa hidup bersama dengan seorang suami yang tidak shalat adalah sebuah petaka dimana kemungkaran yang tidak diperbolehkan secara syari, apalagi anda telah bersabar selama ini dalam masa yang panjang. Shalat memang perkara berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. Shalat adalah hubungan langsung antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Shalat adalah amal yang pertama kali akan dihisab.
Shalat adalah timbangan yang dengannya kita bisa mengetahui agama dan kebaikan seseorang. Barangsiapa menjaganya, maka dia memiliki cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barangsiapa tidak menjaganya maka dia tidak memiliki cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat, dan akan dikumpulkan bersama Fir’aun, Haman, Qorun dan Ubay ibn Khalaf.
Shalat adalah sebuah kewajiban yang tidak akan gugur dari seorang manusia selagi dia bernafas dan punya ingatan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepada ‘Imran ibn Husain radhiallahu ‘anhu artinya:
“Shalatlah dalam keadaan berdiri, jika anda tidak mampu maka dengan duduk, jika tidak mampu maka dengan (berbaring) di atas lambung.” (Al-Bukhari, 1006)
Beberapa perkara yang dapat membantu memperbaiki suami yang malas shalat. Di antara hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyandarkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Tunduk kepada-Nya demi hidayah kepada laki-laki tersebut, dan yang benar adalah kita berdo’a untuk seseorang di waktu malam, dan mendakwahinya di waktu siang, sesuai dengan kadar keikhlasan dan kejujuran kita, maka kebaikan dan pengabulan akan datang.
2. Mengambil jalan masuk yang baik menasihatinya
Menyampaikan kata-kata yang indah, memilih waktu-waktu yang sesuai, dan sebutkanlah kebaikan-kebaikan serta sifat-sifatnya yang baik. Dan berusahalah membantunya untuk mempersiapkan kepercayaan dirinya dengan mengatakan, misalnya:
“Anda alhamdulillah adalah seorang yang baik, anda bertanggung jawab, dan manusia menyebutmu dengan kebaikan, dan akan sangat bagus lagi kalau anda konsisten mengerjakan shalat lima waktu. Karena sesungguhnya aku senang melihat suamiku keluar seperti laki-laki lain bersama keluarganya menuju rumah-rumah Allah.”
3. Minta Bantu Kerabat yang Shalih
Mendorong orang-orang shalih dari mahrammu untuk menziarahinya dan mengajaknya shalat tanpa dia merasa bahwa hal tersebut adalah sebuah kesepakatan di antara kalian. Dan lebih memilih waktu-waktu shalat dalam ziarah hingga dia bisa pergi ke masjid bersama mereka.
4. Memberikan buku tentang shalat
Membelikan buku-buku kecil yang menjelaskan hukum orang yang meninggalkan shalat, serta hukuman orang yang meremehkan pelaksanaan shalat pada waktunya, dan meletakkan buku-buku kecil tersebut pada tempat yang biasa dia jangkau dengan tangannya.
5. Mengajak shalat dengan cara yang santun
Berambisi agar dia konsisten dalam mengerjakan shalat lima waktu untuk pertama kalinya, kemudian mendakwahinya agar mendirikannya dengan kekhusyu’annya, rukuknya dan tumakninahnya. Hal yang demikian tidak akan terjadi kecuali dengan rutin mengerjakan shalat. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuji orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya dengan berfirman artinya:
“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (QS Al-Mukminun: 9)
Dikarenakan rutin dan menjaga shalat akan menghantarkan kepada kekhusyukan, dan shalat tidak akan bermanfaat kecuali dengan khusyuk.
6. Mengajaknya ke Masjid
Jika rumah tidak jauh dari Masjid, ajaklah suami ke Masjid untuk shalat jama'ah.
Dengan adanya shalat berjama'ah hatinya akan tertarik untuk shalat.
Demikian pula ketika adzan sudah berkumandang, ingatkan bahwa Allah SWT telah memanggil umatnya untuk shalat.
7. Menjelaskan bahayanya meninggalkan shalat tepat pada waktunya
Mush’ab ibn Sa’ad ibn Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu pernah berkata kepada bapaknya saat membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala artinya:
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,” (QS. Al-Ma’un: 5)
Dia berkata,
“Wahai bapakku, apakah mereka adalah orang-orang yang tidak shalat?” Maka berkatalah Sa’ad: “Tidak, seandainya mereka meninggalkan shalat, maka mereka telah kafir, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang mengakhirkan (menunda)nya dari waktunya.” (HR Al-Bazzar 1145, dan Thabarani dalam Al-Aushath 2276)
8. Memberikan warning
Menggunakan sarana-sarana dan senjata berpengaruh yang dimiliki oleh seorang wanita untuk memaksanya agar rutin mengerjakan shalat, seperti menolak makan bersamanya, duduk dengannya, serta menolak tidur di pembaringan, dan tidak ada larangan menyampaikan keinginan cerai jika dia tidak menjaga pelaksanaan shalat.
Perkara shalat ini bukan perkara kecil namun sangat penting, prihatin jika melihat suami dengan mudahnya melalaikan shalat.
Ini perkara surga dan neraka, dan ini perkara Allah tak sudi menolong kita dan anak-anak kita gegara selalu melalaikan shalat. Naudzubillahi mindzalik, semoga Allah memudahkan perjalanan hidup kita sampai ke jannahNya.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih