Mau kaya cepat? Jangan jadi PNS tapi berdaganglah. karena PNS adalah pengabdian bukan tempat investasi uang.
Berniaga adalah jalan cepat mencari harta, keuntungan dan kekayaan. Bayangkan kalau seandainya aktifitas mencari untung ini tidak dikontrol oleh perlaku akhlak bernilai agama, maka semua cara demi keuntungan dan kekayaan tak salah ditempuh. Penipuan dan pengelabuan akan menjadi biasa. Maka saat pasar sebagai jantung ekonomi rusak, maka masyarakat akan rusak pula. perilaku jahat akan merebak. Inilah yang diingatkan oleh Nabi Syu'aib pada kaumnya Madyan.
Firman Allah :
"Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan."(Hud :85)
Mereka merasa apa salahnya kami memperlakukan pada harta /uang kami sesuka kami asalkan dapat untung ? Ngapain agama ngatur ikut campur dalam urusan kami?
Simak penuturan mereka :
"Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami?" (Hud 87)
Inilah prinsip kapitalisme abad ini yang mengandalkan prinsip modal sekecilnya untung sebesarnya. Dan mencari kekayaan dengan usaha apa saja tanpa perlu akhlak dan titah agama.
Para pedagang, berjibaku tiap hari dengan benda mati bisa menghilangkan rasa kemanusian seseorang dan menggerus nilai akhlak dalam dirinya bila ia tidak rajin memperkuat dirinya dengan nilai spritual agama. Tidak taat pada aturan Allah. Maka nanti, Prinsip untung rugi dan tambah kurang yang dianut seorang pedagang akan menyeretnya berperilaku materialistis belaka.ini bisa merusak dirinya dan merusak pasar ekonomi masyarakat.
Berniaga adalah jalan cepat mencari harta, keuntungan dan kekayaan. Bayangkan kalau seandainya aktifitas mencari untung ini tidak dikontrol oleh perlaku akhlak bernilai agama, maka semua cara demi keuntungan dan kekayaan tak salah ditempuh. Penipuan dan pengelabuan akan menjadi biasa. Maka saat pasar sebagai jantung ekonomi rusak, maka masyarakat akan rusak pula. perilaku jahat akan merebak. Inilah yang diingatkan oleh Nabi Syu'aib pada kaumnya Madyan.
Firman Allah :
"Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan."(Hud :85)
Mereka merasa apa salahnya kami memperlakukan pada harta /uang kami sesuka kami asalkan dapat untung ? Ngapain agama ngatur ikut campur dalam urusan kami?
Simak penuturan mereka :
"Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami?" (Hud 87)
Inilah prinsip kapitalisme abad ini yang mengandalkan prinsip modal sekecilnya untung sebesarnya. Dan mencari kekayaan dengan usaha apa saja tanpa perlu akhlak dan titah agama.
Para pedagang, berjibaku tiap hari dengan benda mati bisa menghilangkan rasa kemanusian seseorang dan menggerus nilai akhlak dalam dirinya bila ia tidak rajin memperkuat dirinya dengan nilai spritual agama. Tidak taat pada aturan Allah. Maka nanti, Prinsip untung rugi dan tambah kurang yang dianut seorang pedagang akan menyeretnya berperilaku materialistis belaka.ini bisa merusak dirinya dan merusak pasar ekonomi masyarakat.
Karenanya Khalifah Umar berkata :Ekonomi kita mesti dibangun dengan pondasi islam. Dan pelaku ekonomipun tak bisa jauh dari nilai spritual islam agar ia tetap utuh selaku manusia yang insani dan masyarakat tumbuh sehat.
"Siapa yang tidak paham agama kami, jangan mendekati pasar kami"
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih