Harapan sebagian manusia untuk bisa tinggal di luar angkasa semakin menggebu-gebu. Dan tahukah anda? Saat ini sudah ada negara luar angkasa pertama di dunia, namanya Argadia.
Konsep negara di luar angkasa ini dilontarkan pertama kali Igor Ashurbeyli, pendiri Aerospace International Research Center di Rusia. Siapa sangka ratusan ribu orang telah mendaftarkan diri untuk jadi warga negaranya, termasuk dari Indonesia.
Asal-usul Nama Asgardia
Namanya, Asgardia -- mirip nama kota mistis di langit yang dikuasai Dewa Odin dalam mitologi Nordik (Norse). Menariknya, letaknya bukan di Bumi, melainkan di angkasa.
Asgardia, yang diklaim sebagai 'negara pertama di angkasa', didirikan oleh sekelompok ilmuwan, insinyur, pebisnis, dan para pengacara. Salah satu tujuan nasionalnya adalah menjadi 'pelindung Bumi'.
"Asgardia akan menjadi sebuah tempat di orbit yang benar-benar 'tak bertuan'," demikian tertera di situs resmi 'negara' tersebut.
"Untuk kali pertamanya dalam sejarah, negara baru diciptakan, bukan di Bumi, tapi di langit." Semacam, 'Negeri di Atas Awan'.
Asgardia mengklaim sebagai prototipe masyarakat yang bebas dan tidak terikat, yang menjunjung tinggi pengetahuan, kecerdasan, ilmu sebagai inti. Juga mengakui nilai luhur dari setiap manusia.
Tujuad Asgardia
Tujuan utama Asgardia adalah menciptakan 'pelindung' yang membentengi Bumi dari ancaman kosmis, seperti asteroid, badai matahari, maupun puing-puing angkasa yang rentang menembus atmosfer.
Gagasan itu sungguh ideal. Sebab, hingga saat ini, lembaga antariksa paling top dunia belum mengetahui bagaimana mencegah satelit mereka bertabrakan, apalagi menghentikan sebuah batu angkasa menabrak Bumi.
Satelit pertama Asgardia kabarnya akan diluncurkan dalam 18 bulan. Kelompok tersebut belum menguak soal pendanaan.
Ashurbeyli, yang juga pengusaha, diyakini menyediakan sejumlah besar modal untuk meluncurkan proyek tersebut. Belum jelas dari mana dana besar untuk mempertahankan misi yang pastinya tak murah itu bakal datang.
"Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan sebuah platform legal untuk menjamin perlindungan pada Bumi dan menyediakan akses teknologi antariksa bagi mereka yang belum punya akses saat ini," kata Ashurbeyli kepada Guardian.
Mendaftar Menjadi Warga Negara Asgardia
Mengacu dari situs Asgardia, tercatat sudah ada lebih dari 270 ribu orang mendaftarkan diri menjadi warga negara Asgardia. Yang mana sekitar 5 ribu orang di antaranya ternyata terasal dari Indonesia. Dipaparkan kalau Asgardian –julukan untuk calon warga Asgardia—asal Indonesia didominasi oleh laki-laki sebanyak 84%, sementara 16% sisanya diisi oleh perempuan.
Menariknya lagi penyebaran Asgardian Indonesia juga tak terbatas hanya di kota-kota besar saja. Sejauh ini tercatat sudah ada sekitar 45 wilayah di Indonesia di mana para Asgardian berasal.
Tapi jumlah Asgardian terbanyak memang berasal dari Jakarta yang lebih dari 700 orang, disusul Bandung dengan 299 orang, kemudian Surabaya sebanyak 224 orang.
Selebihnya juga tidak bisa dibilang sedikit. Bekasi misalnya, ada sebanyak 199 orang yang mendaftar sebagai Asgardian, sementara Tangerang membayangi dengan 198 orang. Sedangkan di Medan ada sekitar 180 orang yang ikut mendaftar.
Disebutkan lowongan warga Asgardia ini terbuka untuk siapapun asal sudah berusia diatas 18 tahun. Tak ada deskripsi khusus soal jenis kelamin, kebangsaan, ras, agama, dan status keuangannya.
Seiring populasi warga Asgardia yang mulai terbentuk, giliran wilayah dan lokasi Asgardia yang tengah dirancang. Secara fisik, serangkaian satelit kabarnya akan diluncurkan ke luar angkasa yang ditandai oleh Asgardia-1 pada 12 September 2017 nanti.
Tim pencetus Asgardia berharap dapat menciptakan tempat layak huni bagi warganya di orbit rendah Bumi, sekitar ketinggian 161-321 kilometer dari permukaan, di mana hampir setara dengan ketinggian Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Dikutip dari detik[dot]com, Asgardian asal Indonesia yang telah mendaftar sudah cukup banyak, mereka berasal dari kota-kota berikut:
1. Jakarta (734 Asgardian)
2. Surabaya (224 Asgardian)
3. Bandung (299 Asgardian)
4. Bekasi (199 Asgardian)
5. Tangerang (198 Asgardian)
6. Medan (180 Asgardian)
7. Bogor (159 Asgardian)
8. Malang (119 Asgardian)
9. Yogyakarta (115 Asgardian)
10. Semarang (109 Asgardian)
11. Makassar (90 Asgardian)
12. Tangerang Selatan (84 Asgardian)
13. Pontianak (76 Asgardian)
13. Sidoarjo (75 Asgardian)
15. Mataram (26 Asgardian)
16. Denpasar (64 Asgardian)
17. Bali (15 Asgardian)
18. Jember (16 Asgardian)
19. Blitar (14 Asgardian)
20. Kediri (18 Asgardian)
21. Surakarta (33 Asgardian)
22. Sleman (21 Asgardian)
23. Pekalongan (14 Asgardian)
24. Purwokerto (15 Asgardian)
25. Cilacap (18 Asgardian)
26. Cirebon (32 Asgardian)
27. Tasikmalaya (20 Asgardian)
28. Garut (16 Asgardian)
29. Sukabumi (14 Asgardian)
30. Karawang (17 Asgardian)
31. Jakarta Selatan (74 Asgardian)
32. Bandar Lampung (49 Asgardian)
33. Bengkulu (19 Asgardian)
34. Palembang (71 Asgardian)
35. Jambi (38 Asgardian)
36. Padang (44 Asgardian)
37. Pekanbaru (65 Asgardian)
38. Banda Aceh (26 Asgardian)
39. Manado (33 Asgardian)
40. Kendari (17 Asgardian)
41. Palu (19 Asgardian)
42. Samarinda (43 Asgardian)
43. Balikpapan (58 Asgardian)
44. Banjarmasin (40 Asgardian)
45. Palangkaraya (26 Asgardian)
Wilayah Fisik Negara Asgardia
Saat ini, Asgardia masih angan-angan. Ia belum punya wilayah teritorial. Sang pendiri, Igor Ashurbeyli mengatakan, secara teoritis, penduduk Bumi bisa menjadi warga 'negeri di atas awan' itu tanpa harus meninggalkan rumah. Cukup mendaftar dengan perantaraan internet.
Setidaknya, menurut dia, warga negara Asgardia belum bisa tinggal di atas satelit yang mengorbit.
"Secara fisik, warga negara Asgardia akan berada di Bumi. Mereka tinggal menyebar di berbagai negara di Bumi," kata Ashurbeyli seperti dikutip dari News.com.au. "Mereka bisa jadi warga suatu negara (sungguhan) dan pada saat bersamaan jadi WN Asgardia."
Sementara itu, direktur Institute of Air and Space Law di McGill University Kanada, yang terlibat dalam proyek itu, mengatakan, pada akhirnya manusia bisa tinggal di Asgardia.
"Kami akan memulai dari yang kecil dan akhirnya orang akan pergi ke sana, bekerja, dan membentuk aturan dan regulasi," kata dia.
Bagi anda yang ingin tahu lebih banyak tentang Asgardia, kunjungi situs berikut: https://asgardia.space/en/
Konsep negara di luar angkasa ini dilontarkan pertama kali Igor Ashurbeyli, pendiri Aerospace International Research Center di Rusia. Siapa sangka ratusan ribu orang telah mendaftarkan diri untuk jadi warga negaranya, termasuk dari Indonesia.
Asal-usul Nama Asgardia
Namanya, Asgardia -- mirip nama kota mistis di langit yang dikuasai Dewa Odin dalam mitologi Nordik (Norse). Menariknya, letaknya bukan di Bumi, melainkan di angkasa.
Asgardia, yang diklaim sebagai 'negara pertama di angkasa', didirikan oleh sekelompok ilmuwan, insinyur, pebisnis, dan para pengacara. Salah satu tujuan nasionalnya adalah menjadi 'pelindung Bumi'.
"Asgardia akan menjadi sebuah tempat di orbit yang benar-benar 'tak bertuan'," demikian tertera di situs resmi 'negara' tersebut.
"Untuk kali pertamanya dalam sejarah, negara baru diciptakan, bukan di Bumi, tapi di langit." Semacam, 'Negeri di Atas Awan'.
Asgardia mengklaim sebagai prototipe masyarakat yang bebas dan tidak terikat, yang menjunjung tinggi pengetahuan, kecerdasan, ilmu sebagai inti. Juga mengakui nilai luhur dari setiap manusia.
Tujuad Asgardia
Tujuan utama Asgardia adalah menciptakan 'pelindung' yang membentengi Bumi dari ancaman kosmis, seperti asteroid, badai matahari, maupun puing-puing angkasa yang rentang menembus atmosfer.
Gagasan itu sungguh ideal. Sebab, hingga saat ini, lembaga antariksa paling top dunia belum mengetahui bagaimana mencegah satelit mereka bertabrakan, apalagi menghentikan sebuah batu angkasa menabrak Bumi.
Satelit pertama Asgardia kabarnya akan diluncurkan dalam 18 bulan. Kelompok tersebut belum menguak soal pendanaan.
Ashurbeyli, yang juga pengusaha, diyakini menyediakan sejumlah besar modal untuk meluncurkan proyek tersebut. Belum jelas dari mana dana besar untuk mempertahankan misi yang pastinya tak murah itu bakal datang.
"Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan sebuah platform legal untuk menjamin perlindungan pada Bumi dan menyediakan akses teknologi antariksa bagi mereka yang belum punya akses saat ini," kata Ashurbeyli kepada Guardian.
Mendaftar Menjadi Warga Negara Asgardia
Mengacu dari situs Asgardia, tercatat sudah ada lebih dari 270 ribu orang mendaftarkan diri menjadi warga negara Asgardia. Yang mana sekitar 5 ribu orang di antaranya ternyata terasal dari Indonesia. Dipaparkan kalau Asgardian –julukan untuk calon warga Asgardia—asal Indonesia didominasi oleh laki-laki sebanyak 84%, sementara 16% sisanya diisi oleh perempuan.
Menariknya lagi penyebaran Asgardian Indonesia juga tak terbatas hanya di kota-kota besar saja. Sejauh ini tercatat sudah ada sekitar 45 wilayah di Indonesia di mana para Asgardian berasal.
Tapi jumlah Asgardian terbanyak memang berasal dari Jakarta yang lebih dari 700 orang, disusul Bandung dengan 299 orang, kemudian Surabaya sebanyak 224 orang.
Selebihnya juga tidak bisa dibilang sedikit. Bekasi misalnya, ada sebanyak 199 orang yang mendaftar sebagai Asgardian, sementara Tangerang membayangi dengan 198 orang. Sedangkan di Medan ada sekitar 180 orang yang ikut mendaftar.
Disebutkan lowongan warga Asgardia ini terbuka untuk siapapun asal sudah berusia diatas 18 tahun. Tak ada deskripsi khusus soal jenis kelamin, kebangsaan, ras, agama, dan status keuangannya.
Seiring populasi warga Asgardia yang mulai terbentuk, giliran wilayah dan lokasi Asgardia yang tengah dirancang. Secara fisik, serangkaian satelit kabarnya akan diluncurkan ke luar angkasa yang ditandai oleh Asgardia-1 pada 12 September 2017 nanti.
Tim pencetus Asgardia berharap dapat menciptakan tempat layak huni bagi warganya di orbit rendah Bumi, sekitar ketinggian 161-321 kilometer dari permukaan, di mana hampir setara dengan ketinggian Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Dikutip dari detik[dot]com, Asgardian asal Indonesia yang telah mendaftar sudah cukup banyak, mereka berasal dari kota-kota berikut:
1. Jakarta (734 Asgardian)
2. Surabaya (224 Asgardian)
3. Bandung (299 Asgardian)
4. Bekasi (199 Asgardian)
5. Tangerang (198 Asgardian)
6. Medan (180 Asgardian)
7. Bogor (159 Asgardian)
8. Malang (119 Asgardian)
9. Yogyakarta (115 Asgardian)
10. Semarang (109 Asgardian)
11. Makassar (90 Asgardian)
12. Tangerang Selatan (84 Asgardian)
13. Pontianak (76 Asgardian)
13. Sidoarjo (75 Asgardian)
15. Mataram (26 Asgardian)
16. Denpasar (64 Asgardian)
17. Bali (15 Asgardian)
18. Jember (16 Asgardian)
19. Blitar (14 Asgardian)
20. Kediri (18 Asgardian)
21. Surakarta (33 Asgardian)
22. Sleman (21 Asgardian)
23. Pekalongan (14 Asgardian)
24. Purwokerto (15 Asgardian)
25. Cilacap (18 Asgardian)
26. Cirebon (32 Asgardian)
27. Tasikmalaya (20 Asgardian)
28. Garut (16 Asgardian)
29. Sukabumi (14 Asgardian)
30. Karawang (17 Asgardian)
31. Jakarta Selatan (74 Asgardian)
32. Bandar Lampung (49 Asgardian)
33. Bengkulu (19 Asgardian)
34. Palembang (71 Asgardian)
35. Jambi (38 Asgardian)
36. Padang (44 Asgardian)
37. Pekanbaru (65 Asgardian)
38. Banda Aceh (26 Asgardian)
39. Manado (33 Asgardian)
40. Kendari (17 Asgardian)
41. Palu (19 Asgardian)
42. Samarinda (43 Asgardian)
43. Balikpapan (58 Asgardian)
44. Banjarmasin (40 Asgardian)
45. Palangkaraya (26 Asgardian)
Wilayah Fisik Negara Asgardia
Saat ini, Asgardia masih angan-angan. Ia belum punya wilayah teritorial. Sang pendiri, Igor Ashurbeyli mengatakan, secara teoritis, penduduk Bumi bisa menjadi warga 'negeri di atas awan' itu tanpa harus meninggalkan rumah. Cukup mendaftar dengan perantaraan internet.
Setidaknya, menurut dia, warga negara Asgardia belum bisa tinggal di atas satelit yang mengorbit.
"Secara fisik, warga negara Asgardia akan berada di Bumi. Mereka tinggal menyebar di berbagai negara di Bumi," kata Ashurbeyli seperti dikutip dari News.com.au. "Mereka bisa jadi warga suatu negara (sungguhan) dan pada saat bersamaan jadi WN Asgardia."
Sementara itu, direktur Institute of Air and Space Law di McGill University Kanada, yang terlibat dalam proyek itu, mengatakan, pada akhirnya manusia bisa tinggal di Asgardia.
"Kami akan memulai dari yang kecil dan akhirnya orang akan pergi ke sana, bekerja, dan membentuk aturan dan regulasi," kata dia.
Bagi anda yang ingin tahu lebih banyak tentang Asgardia, kunjungi situs berikut: https://asgardia.space/en/
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih