Xiong Shuihua masih teringat masa kecilnya di Desa Xiongkeng, Xinyu. Puluhan tahun silam, hidupnya sama-sama susah, seperti kebanyakan warga di wilayah selatan China itu. Namun satu hal yang masih melekat di benaknya, hampir seluruh warga di desa itu berbuat baik terhadap keluarganya.
Memori itu pula yang menggerakkan hatinya. Pria 54 tahun yang menjadi miliader setelah sukses dengan industri baja itu berniat membalas budi warga di sana. Dia ingin memberikan tempat inggal yang layak untuk warga yang dulu merawat baik keluarganya.
Dikutip Dream dari laman Daily Mail, Kamis 27 November 2014, Shuihua membuldoser pondok-pondok kayu yang sudah reot. Dia mengganti rumah-rumah penduduk itu dengan sebuah apartemen mewah. Jalanan berlumpur pun diaspal halus. Semuanya gratis untuk warga.
Kini, wajah desa itu benar-benar berubah. tak ada lagi gubug reot yang dihuni warga seperti lima tahun lalu. Semuanya sudah disulap mejadi apartemen mewah. Sebanyak 72 keluarga bisa menikmati apartemen itu.
Shuihua juga membangun vila bagi 18 keluarga yang memiliki `kebaikan khusus` kepadanya. Vila-vila mewah itu dibangun dalam sebuah proyek bernilai 4 juta pounsterling atau sekitar Rp 76,8 miliar. Fantastis.
Setelah membangun tempat tinggal penduduk satu desa, Shuihua juga berjanji memberikan makanan tiga kali sehari untuk kaum manula dan penduduk miskin. Sehingga warga Desa Xiongkeng itu tak lagi takut kelaparan. Semua kebutuhan perut mereka telah dijamin oleh putra desa budiman ini.
Shuihua menjadi miliader setelah memulai bisnis konstruksi. Belakangan, dia turut serta dalam industri baja. Dan usahanya itu kini lancar. Pundi-pundi uangnya pun semakin menumpuk.
“Saya mendapat lebih banyak uang dan kemudian saya tahu apa yang harus saya lakukan dan saya tidak ingin melupakan akar saya,” tutur Shuihua.
“Saya selalu membayar utang saya, dan ingin memastikan orang-orang yang membantu saya, ketika saya masih muda dan keluarga saya, sudah dibayar kembali,” tambah dia.
Seorang lansia Desa Xiongkeng, Qiong Chu, mengatakan,
“Saya ingat orang tuanya. Mereka orang baik hati yang sangat peduli kepada orang lain, dan ini bagus sekali bahwa anak mereka mewarisi itu,” tutur pria berusia 75 tahun itu.
Memori itu pula yang menggerakkan hatinya. Pria 54 tahun yang menjadi miliader setelah sukses dengan industri baja itu berniat membalas budi warga di sana. Dia ingin memberikan tempat inggal yang layak untuk warga yang dulu merawat baik keluarganya.
Dikutip Dream dari laman Daily Mail, Kamis 27 November 2014, Shuihua membuldoser pondok-pondok kayu yang sudah reot. Dia mengganti rumah-rumah penduduk itu dengan sebuah apartemen mewah. Jalanan berlumpur pun diaspal halus. Semuanya gratis untuk warga.
Kini, wajah desa itu benar-benar berubah. tak ada lagi gubug reot yang dihuni warga seperti lima tahun lalu. Semuanya sudah disulap mejadi apartemen mewah. Sebanyak 72 keluarga bisa menikmati apartemen itu.
Shuihua juga membangun vila bagi 18 keluarga yang memiliki `kebaikan khusus` kepadanya. Vila-vila mewah itu dibangun dalam sebuah proyek bernilai 4 juta pounsterling atau sekitar Rp 76,8 miliar. Fantastis.
Setelah membangun tempat tinggal penduduk satu desa, Shuihua juga berjanji memberikan makanan tiga kali sehari untuk kaum manula dan penduduk miskin. Sehingga warga Desa Xiongkeng itu tak lagi takut kelaparan. Semua kebutuhan perut mereka telah dijamin oleh putra desa budiman ini.
Shuihua menjadi miliader setelah memulai bisnis konstruksi. Belakangan, dia turut serta dalam industri baja. Dan usahanya itu kini lancar. Pundi-pundi uangnya pun semakin menumpuk.
“Saya mendapat lebih banyak uang dan kemudian saya tahu apa yang harus saya lakukan dan saya tidak ingin melupakan akar saya,” tutur Shuihua.
“Saya selalu membayar utang saya, dan ingin memastikan orang-orang yang membantu saya, ketika saya masih muda dan keluarga saya, sudah dibayar kembali,” tambah dia.
Seorang lansia Desa Xiongkeng, Qiong Chu, mengatakan,
“Saya ingat orang tuanya. Mereka orang baik hati yang sangat peduli kepada orang lain, dan ini bagus sekali bahwa anak mereka mewarisi itu,” tutur pria berusia 75 tahun itu.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih