Jika jiwamu dalam kondisi berat melakukan ketaatan dan amal shaleh, maka berikanlah ia discount.
Jika ia sedang berat melakukan shalat malam, minimal niatnya tetap terpasang menjelang tidur. Maka engkau tidur dalam niat kebaikan. "Sesungguhnya setiap amal tergantung dengan niat...." (HR Bukhari Muslim dari Umar bin Khattab)
Jika ia belenggu tanganmu tuk bersedekah, minimal ia menahannya dari berbuat zhalim kepada orang lain. "Seorang muslim itu adalah yang orang lain selamat dari tangan dan lidahnya...." (HR Ahmad dari Abu Hurairah dishahihkan Albany)
Jika engkau tidak menyibukkan lidahmu berdzikir, minimal tahanlah ia dari ghibah. "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik, atau diam...." (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Jika engkau tak menjadi matahari yang bersinar terang, menerangi banyak orang untuk kebaikan, minimal engkau menjadi bulan purnama, tetap bercahaya karena dapat cahaya dan petunjuk dari orang lain. "Jadilah engkau orang 'alim, atau orang yang belajar, atau orang mendengarkannya, atau orang yang mencintainya. Janganlah engkau menjadi orang yang kelima, niscaya engkau akan celaka..." (HR Baihaqi, Al Bazzar dan Ath Tabrani)
Jika engkau tak mampu menjadi Abu Ubaidah yang kuat menumpas kemusyrikan dan kekafiran walaupun kepada ayahnya sendiri, minimal jangan menjadi ayahnya Abu Ubaidah yang mati dalam keadaan syirik dan kafir kepada Allah.
Jika engkau tak sanggup menjadi Mush’ab bin Umair yang istiqamah di jalan Allah sampai mati syahid, minimal jangan menjadi saudara kandungnya, yang hidup dalam kekafiran.
Jika engkau tak mampu menjadi orang sekaliber Abu Bakar dan Umar yang hidup mendampingi Rasulullah dan wafat juga mendampingi Rasulullah, minimal engkau sekelas seorang wanita tukang sapu Masjid Nabawi. Walaupun hanya tukang sapu masjid, tapi saat dia wafat dan Rasulullah saw tidak mengetahuinya, namun setelah itu Rasulullah saw mendatangi kuburannya dan melakukan shalat ghaib untuknya.
"Setiap amal shaleh ada puncaknya. Dan setiap puncak ada turunnya. Maka barang siapa yang menurunnya ke arah amalan sunnahku, sungguh dia beruntung. Dan barang siapa yang menurunnya ke arah selain itu sungguh dia telah celaka". (Hadits Shahih riwayat Ibnu Hibban dari Abdullah bin Amr).
Wallahu A'lam.
Disadur dari tulisan Ustads Irsyad
Jika ia sedang berat melakukan shalat malam, minimal niatnya tetap terpasang menjelang tidur. Maka engkau tidur dalam niat kebaikan. "Sesungguhnya setiap amal tergantung dengan niat...." (HR Bukhari Muslim dari Umar bin Khattab)
Jika ia belenggu tanganmu tuk bersedekah, minimal ia menahannya dari berbuat zhalim kepada orang lain. "Seorang muslim itu adalah yang orang lain selamat dari tangan dan lidahnya...." (HR Ahmad dari Abu Hurairah dishahihkan Albany)
Jika engkau tidak menyibukkan lidahmu berdzikir, minimal tahanlah ia dari ghibah. "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik, atau diam...." (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Jika engkau tak menjadi matahari yang bersinar terang, menerangi banyak orang untuk kebaikan, minimal engkau menjadi bulan purnama, tetap bercahaya karena dapat cahaya dan petunjuk dari orang lain. "Jadilah engkau orang 'alim, atau orang yang belajar, atau orang mendengarkannya, atau orang yang mencintainya. Janganlah engkau menjadi orang yang kelima, niscaya engkau akan celaka..." (HR Baihaqi, Al Bazzar dan Ath Tabrani)
Jika engkau tak mampu menjadi Abu Ubaidah yang kuat menumpas kemusyrikan dan kekafiran walaupun kepada ayahnya sendiri, minimal jangan menjadi ayahnya Abu Ubaidah yang mati dalam keadaan syirik dan kafir kepada Allah.
Jika engkau tak sanggup menjadi Mush’ab bin Umair yang istiqamah di jalan Allah sampai mati syahid, minimal jangan menjadi saudara kandungnya, yang hidup dalam kekafiran.
Jika engkau tak mampu menjadi orang sekaliber Abu Bakar dan Umar yang hidup mendampingi Rasulullah dan wafat juga mendampingi Rasulullah, minimal engkau sekelas seorang wanita tukang sapu Masjid Nabawi. Walaupun hanya tukang sapu masjid, tapi saat dia wafat dan Rasulullah saw tidak mengetahuinya, namun setelah itu Rasulullah saw mendatangi kuburannya dan melakukan shalat ghaib untuknya.
"Setiap amal shaleh ada puncaknya. Dan setiap puncak ada turunnya. Maka barang siapa yang menurunnya ke arah amalan sunnahku, sungguh dia beruntung. Dan barang siapa yang menurunnya ke arah selain itu sungguh dia telah celaka". (Hadits Shahih riwayat Ibnu Hibban dari Abdullah bin Amr).
Wallahu A'lam.
Disadur dari tulisan Ustads Irsyad
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih