Setiap umat Islam pastilah mencintai Rasulullah Saw. Cinta kepada Rasul merupakan bukti cinta kepada Allah Swt.
Cinta kepada Rasulullah Saw adalah cinta yang murni dari lubuk hati seorang mukmin dan senantiasa terpatri di dalam hati. Sebab dengan cinta itulah hatinya menjadi hidup, melahirkan amal sholih dan menahan dirinya dari kejahatan dan dosa.
Adapun diantara tanda-tanda dan bukti cinta sejati kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah sebagai berikut:
1. Berkeinginan Keras untuk Dapat Melihat dan Bertemu dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan Merasa Berat Bila Kehilangan Kesempatan itu.
Tanda dan bukti cinta Rasul ini sudah diwujudkan oleh para sahabat Nabi dengan sempurna.
2. Mentaati beliau dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Pecinta sejati Rasulullah manakala mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam memerintahkan sesuatu akan segera menunaikannya. Ia tak akan meninggalkannya meskipun itu bertentangan dengan keinginan dan hawa nafsunya. Ia juga tidak akan mendahulukan ketaatannya kepada isteri, anak, orang tua atau adat kaumnya. Sebab kecintaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lebih dari segala-galanya. Dan memang, pecinta sejati akan patuh kepada yang dicintainya.
Adapun orang yang dengan mudahnya menyalahi dan meninggalkan perintah-perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam serta menerjang berbagai kemungkaran, maka pada dasarnya dia jauh lebih mencintai dirinya sendiri. Sehingga kita saksikan dengan mudahnya ia meninggalkan shalat lima waktu, padahal Nabi shallallahu alaihi wasallam sangat mengagungkan perkara sholat, hingga ia diwasiatkan pada detik-detik akhir sakaratul mautnya. Dan orang jenis ini, akan dengan ringan pula melakukan berbagai larangan agama lainnya. Na’udzubillah min dzalik.
3. Menolong dan mengagungkan Nabi shallallahu alaihi wasallam dan Sunnah beliau.
Dan ini telah dilakukan oleh para sahabat Nabi sesudah beliau wafat. Yakni dengan mensosialisasikan, menyebarkan dan mengagungkan sunnah-sunnahnya di tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun tantangan dan resiko yang dihadapinya.
4. Tidak menerima sesuatupun perintah dan larangan kecuali melalui Nabi shallallahu alaihi wasallam, rela dengan apa yang beliau tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari sunnahnya.
Hal ini sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisaa: 65).
Adapun selain beliau, hingga para ulama dan orang-orang sholih, maka mereka adalah pengikut Nabi shallallahu alaihi wasallam. Tidak seorang pun dari mereka boleh diterima perintah atau larangannya kecuali berdasarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
5. Mengikuti Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam segala halnya.
Dalam hal shalat, wudhu, makan, tidur , bergaul, dsb. Juga berakhlak dengan akhlak beliau dalam kasih sayangnya, rendah hatinya, kedermawanannya, kesabaran, kejujuran, dan zuhudnya, dsb.
Allah Ta'ala berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzaab: 21)
6. Memperbanyak mengingat dan sholawat atas Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Dalam hal sholawat, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa bersholawat atasku sekali, niscaya Allah bersholawat atasnya sepuluh kali.” (HR. Muslim I/306 no.408).
Adapun bentuk sholawat atas Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah sebagaimana yang beliau ajarkan. Salah seorang sahabat bertanya tentang bentuk sholawat tersebut, beliau menjawab: “Ucapkanlah:
( Ya Allah, bersholawatlah atas Muhammad dan keluarga Muhammad)” (HR. Al-Bukhari No. 6118, Muslim No. 858).
7. Mencintai orang-orang yang dicintai Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Seperti Abu Bakar, Umar bin Khoththob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib, Aisyah, Fathimah radhiallahu anhum dan segenap orang-orang yang disebutkan hadits bahwa beliau shallallahu alaihi wasalam mencintai mereka. Kita harus mencintai orang yang dicintai beliau dan membenci orang yang dibenci beliau. Lebih dari itu, hendaknya kita mencintai segala sesuatu yang dicintai Nabi, termasuk ucapan, perbuatan dan sesuatu lainnya.
Demikian pelajaran yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Cinta kepada Rasulullah Saw adalah cinta yang murni dari lubuk hati seorang mukmin dan senantiasa terpatri di dalam hati. Sebab dengan cinta itulah hatinya menjadi hidup, melahirkan amal sholih dan menahan dirinya dari kejahatan dan dosa.
Adapun diantara tanda-tanda dan bukti cinta sejati kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah sebagai berikut:
1. Berkeinginan Keras untuk Dapat Melihat dan Bertemu dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan Merasa Berat Bila Kehilangan Kesempatan itu.
Tanda dan bukti cinta Rasul ini sudah diwujudkan oleh para sahabat Nabi dengan sempurna.
2. Mentaati beliau dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
Pecinta sejati Rasulullah manakala mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam memerintahkan sesuatu akan segera menunaikannya. Ia tak akan meninggalkannya meskipun itu bertentangan dengan keinginan dan hawa nafsunya. Ia juga tidak akan mendahulukan ketaatannya kepada isteri, anak, orang tua atau adat kaumnya. Sebab kecintaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lebih dari segala-galanya. Dan memang, pecinta sejati akan patuh kepada yang dicintainya.
Adapun orang yang dengan mudahnya menyalahi dan meninggalkan perintah-perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam serta menerjang berbagai kemungkaran, maka pada dasarnya dia jauh lebih mencintai dirinya sendiri. Sehingga kita saksikan dengan mudahnya ia meninggalkan shalat lima waktu, padahal Nabi shallallahu alaihi wasallam sangat mengagungkan perkara sholat, hingga ia diwasiatkan pada detik-detik akhir sakaratul mautnya. Dan orang jenis ini, akan dengan ringan pula melakukan berbagai larangan agama lainnya. Na’udzubillah min dzalik.
3. Menolong dan mengagungkan Nabi shallallahu alaihi wasallam dan Sunnah beliau.
Dan ini telah dilakukan oleh para sahabat Nabi sesudah beliau wafat. Yakni dengan mensosialisasikan, menyebarkan dan mengagungkan sunnah-sunnahnya di tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun tantangan dan resiko yang dihadapinya.
4. Tidak menerima sesuatupun perintah dan larangan kecuali melalui Nabi shallallahu alaihi wasallam, rela dengan apa yang beliau tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari sunnahnya.
Hal ini sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:
فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمَا
Adapun selain beliau, hingga para ulama dan orang-orang sholih, maka mereka adalah pengikut Nabi shallallahu alaihi wasallam. Tidak seorang pun dari mereka boleh diterima perintah atau larangannya kecuali berdasarkan apa yang datang dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
5. Mengikuti Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam segala halnya.
Dalam hal shalat, wudhu, makan, tidur , bergaul, dsb. Juga berakhlak dengan akhlak beliau dalam kasih sayangnya, rendah hatinya, kedermawanannya, kesabaran, kejujuran, dan zuhudnya, dsb.
Allah Ta'ala berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
6. Memperbanyak mengingat dan sholawat atas Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Dalam hal sholawat, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
Adapun bentuk sholawat atas Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah sebagaimana yang beliau ajarkan. Salah seorang sahabat bertanya tentang bentuk sholawat tersebut, beliau menjawab: “Ucapkanlah:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَّمَدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
7. Mencintai orang-orang yang dicintai Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Seperti Abu Bakar, Umar bin Khoththob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib, Aisyah, Fathimah radhiallahu anhum dan segenap orang-orang yang disebutkan hadits bahwa beliau shallallahu alaihi wasalam mencintai mereka. Kita harus mencintai orang yang dicintai beliau dan membenci orang yang dibenci beliau. Lebih dari itu, hendaknya kita mencintai segala sesuatu yang dicintai Nabi, termasuk ucapan, perbuatan dan sesuatu lainnya.
Demikian pelajaran yang dapat kami sampaikan pada hari ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih