Mungkin ada kalanya tiba-tiba kita duduk termenung, mula merasa risau, bingung, stress, berdebar-debar; kerana memikirkan kenapa semakin lama hidup ini terasa semakin susah…?
Terlebih lagi, hal itu bukannya terjadi sekali saja. Sebaliknya terjadi berkali-kali. Entah bila perasaan gundah ini akan berakhir.
Namun tentunya kita tak boleh berputus asa. Selagi masih ada harapan, kita pasti akan selamat sebenarnya.
Tetapi, jika kita rasa sesuatu masalah yang kita hadapi itu memang tidak punya harapan lagi untuk mengatasinya, bagaimana? Maka untuk itu, marilah Kita semak dan renungkan 6 ayat Al-Qur’an berikut ini. Insya Allah, ayat-ayat berikut ini akan membantu kita untuk sentiasa menaruh harapan, dan tetap bersemangat untuk menjalani hidup ini.
1. Surah A-Baqarah ayat 286
Potongan ayat ini merupakan hal yang selalu kita mesti ingat tatkala merasa kesulitan.
Ayat ini mengajak kita tetap teguh berjuang biarpun orang-orang di sekeliling dan juga keadaan kita seolah-olah telah berbisik di telinga kita agar berserah saja.
Maka dari itu, dalam proses menjalani hidup ini, kita mestilah bertaqwa kepada Allah; janganlah sekali-kali kita berkata “Aku tidak sanggup”. Apalagi mengatakan “Mustahil!” untuk memperjuangkan apa yang memang Allah perintahkan, dan Allah larang.
Kita akan hanya dihisab berdasarkan apa yang kita usahakan. Maka kita lakukanlah saja segala perintah. Soal hasil, itu urusan Allah. Yang penting usaha dan ikhtiar yang kita kerjakan itu telah pun optimal.
2. QS. Al-Insyirah ayat 5-6
Terlebih lagi, hal itu bukannya terjadi sekali saja. Sebaliknya terjadi berkali-kali. Entah bila perasaan gundah ini akan berakhir.
Namun tentunya kita tak boleh berputus asa. Selagi masih ada harapan, kita pasti akan selamat sebenarnya.
Tetapi, jika kita rasa sesuatu masalah yang kita hadapi itu memang tidak punya harapan lagi untuk mengatasinya, bagaimana? Maka untuk itu, marilah Kita semak dan renungkan 6 ayat Al-Qur’an berikut ini. Insya Allah, ayat-ayat berikut ini akan membantu kita untuk sentiasa menaruh harapan, dan tetap bersemangat untuk menjalani hidup ini.
1. Surah A-Baqarah ayat 286
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Ayat ini mengajak kita tetap teguh berjuang biarpun orang-orang di sekeliling dan juga keadaan kita seolah-olah telah berbisik di telinga kita agar berserah saja.
Maka dari itu, dalam proses menjalani hidup ini, kita mestilah bertaqwa kepada Allah; janganlah sekali-kali kita berkata “Aku tidak sanggup”. Apalagi mengatakan “Mustahil!” untuk memperjuangkan apa yang memang Allah perintahkan, dan Allah larang.
Kita akan hanya dihisab berdasarkan apa yang kita usahakan. Maka kita lakukanlah saja segala perintah. Soal hasil, itu urusan Allah. Yang penting usaha dan ikhtiar yang kita kerjakan itu telah pun optimal.
2. QS. Al-Insyirah ayat 5-6
Maka penting bagi kita untuk sentiasa optimis, tatkala merasa hidup kita berdepan dengan masalah, yang terasa sulit untuk diatasi. Betapa unggulnya seorang muslim dengan adanya dua ayat ini.
Imam al-Baghawi, Imam al-Ma’iny dan Syeikh Muhyiddin ad-Darwisy menyimpulkan dari struktur gaya bahasa di atas dengan sebuah kaedah bahasa, “Isim nakirah jika disebut dua kali maka yang kedua tidaklah sama dengan yang pertama. Namun, jika isim makrifat disebut dua kali maka yang kedua sama dengan yang pertama.”.
Dengan kaedah tersebut, maka boleh dibuat kesimpulan, bahawa setiap satu kesulitan terdapat dua kemudahan. Setidaknya ia adalah berupa penyelesaian yang terbaik, dan pahala kebaikan.
Contohnya sebagaimana Rasulullah Saw mendakwahkan Islam. Padahal ketika itu umat Islam ditekan, banyak dari mereka dipaksa murtad, ditindas, dihina, difitnah, diboikot, dan dizalimi dengan berbagai cara.
Namun akhirnya, Allah mengubah mereka, sesuai janjiNya. Akhirnya Rasulullah Saw dan para sahabat berhasil mendirikan Negara Islam di Madinah, sehingga syariat Islam dipraktikkan 100%.
Semua pengacau dari pelbagai kalangan dapat disapu bersih. Misalnya beberapa Bani Yahudi yang tidak senang dengan Daulah waktu itu.
Selain itu, Kota Mekah pun akhirnya berhasil ditakluk. Padahal sebelum itu orang-orang kuat penduduk Mekah menindas beliau dan para sahabat, namun kemudian semuanya tertunduk pasrah. Bahkan sebahagian dari mereka ada yang melarikan diri.
Kemuliaan yang tak menjadikan baginda sombong dan lupa diri. Baginda justeru memperbanyakkan tasbih dan istighfar, bersyukur atas kemuliaan dan kemenangan yang dikurniakan, hingga wilayah Negara Islam pun semakin meluas.
Percayalah, setiap satu kesulitan ada dua kemudahan yang disiapkan Allah Swt. Kemudahan di Dunia maupun di Akhirat.
3. QS. Al-Baqarah Ayat 216
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Terkadang kita hanya ingin perjalanan kita selalu selesa, tanpa masalah apapun. Tidak mengapa keinginan begitu, tetapi kita harus pastikan pula diri kita sentiasa bersedia apabila ada masalah yang datang. Kerana boleh jadi, dengan ikhtiar kita tersebut, akan menghasilkan satu atau beberapa hal yang baik bagi kita.
Menurut tafsir Imam Ibnu Katsir, “Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia sangat buruk bagi kamu.” pengertian ayat ini bersifat umum dalam segala hal. Boleh saja seseorang menyukai sesuatu, padahal sesuatu itu tidak mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan baginya.
4. QS. Thaha Ayat 124
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Tidak menutup kemungkinan, kesulitan yang kita alami dalam kehidupan kita itu merupakan akibat dari kesalahan kita sendiri. Maka penting bagi kita untuk sentiasa muhasabah diri.
Menurut tafsir imam Ibnu Katsir, makna “berpaling dari peringatanKu”, iaitu menentang perintah Allah Swt, juga menentang perintah Rasul-RasulNya. Lalu ia berpaling darinya, dan melupakannya, serta mengambil petunjuk selain darinya.
Kemudian makna “penghidupan yang sempit” adalah, baginya dan dadanya tidak lapang, bahkan selalu sempit dan sesak karena kesesatannya; walaupun pada zahirnya dia hidup mewah dan memakai pakaian apa saja yang disukainya, memakan makanan apa saja yang disukainya, dan bertempat tinggal di rumah yang disukainya.
Sekalipun hidup dengan semua kemewahan itu, pada hakikatnya hatinya tidak mempunyai keyakinan yang mantap dan tidak mempunyai pegangan petunjuk, bahkan hatinya selalu khuatir, bingung, dan ragu. Dia terus-menerus tenggelam di dalam keragu-raguannya.
Lalu, makna “dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”, menurut Mujahid, Abu Saleh, dan As-Saddi, adalah bahwa orang yang berkenaan tidak mempunyai alasan kelak di hari Kiamat untuk membela dirinya.
Semoga kita tidak termasuk dalam golongan yang demikian.
5. QS. At-Tholaq Ayat 2-3
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا () وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Menurut tafsir Imam Ibnu Katsir, barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam semua apa yang diperintahkan kepadanya dan meninggalkan semua apa yang dilarang baginya, maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari urusannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Iaitu dari arah yang tidak terdetik dalam hatinya.
Maka ini berkaitan dengan ayat sebelumnya. Ada baiknya kita sentiasa muhasabah diri, jangan-jangan ada perkara haram yang kita buat, dan perkara wajib yang belum kita buat; sehingga hidup kita dilanda masalah, akhirnya fikiran kita jadi semakin sulit, susah, resah, dan risau.
6. QS. Ar-Ra'd Ayat 11
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Imam Ibnu Katsir mengulas potongan ayat tersebut dengan sebuah hadits qudsi yang marfu, “Rasul bersabda: Allah berfirman: ‘Demi kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku dan ketinggian-Ku di atas ‘Arsy, tidaklah suatu negeri dan penghuninya berada dalam kemaksiatan kepada-Ku yang Aku benci, kemudian mereka berupaya mengubah keadaan tersebut menjadi ketaatan kepada-Ku yang Aku cinta, melainkan Aku akan mengubah bagi mereka siksa-Ku yang mereka benci menjadi rahmat-Ku yang mereka sukai’.” (Dari penuturan Ali bin Abi Thalib k.w., sebagaimana diriwayatkan dari al-Hafizh Muhammad bin Utsman.)
Maka dari itu tidak ada alasan bagi kita untuk berputus asa sedetik pun. Kita harus sentiasa penuh harapan, selalu berusaha mengubah keadaan kita agar menjadi lebih baik.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih