Saudaraku.... Inilah zaman dimana para pendusta dipercaya dan orang yang jujur didustakan serta banyaknya orang-orang yang lemah akal dan agama berbicara permasalahan ummat hingga akhirnya terjerembab pada kesesatan yang akhirnya dapat membawa pada kebinasaan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Dari Abu Hurairah رضي الله تعالىٰ عنه, ia berkata,
Rasulullah ï·º bersabda,
"Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan. Pada waktu itu, orang yang berdusta akan dibenarkan dan orang yang jujur dianggap berdusta, orang yang berkhianat dianggap amanah dan orang yang amanah dianggap berkhianat, serta Ar-Ruwaibidhah akan berbicara.'
Para Shahabat bertanya,
'Siapakah Ar-Ruwaibidhah itu?'
Beliau ï·º menjawab,
'Orang bodoh (dungu) yang berbicara tentang perkara ummat (orang banyak).'"
(Shahiih, HR. Ahmad, II/291, 338, 7899, 8440, Ibnu Majah, no. 4036, 4042, al-Hakim, IV/465 - 466, 512, dan al-Kharaithi dalam Makarimul Akhlaaq, hal. 30, Silsilah ash-Shahiihah, no. 1887, 2253)
Sungguh heran bagi saya jika ada seseorang yang mengaku muslim akan tetapi bersikap kasar kepada muslim lainnya, melarang dan mengusir kaum muslimin yang sedang ngaji, berdo'a dan bermunajat kepada Allah تبارك وتعالىٰ dan diperparah ia pun membenci da'wah tauhid, da'wah yang dibawa oleh para nabi dan rasul. Namun disisi yang lain ia dapat berkasih sayang dan bersikap loyal kepada orang kafir, menjaga gereja-gereja mereka, mengucapkan selamat hari raya kepada mereka, sampai-sampai menjadikan juru kampanye pemenangan untuk orang kafir.
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un.
Musibah, sungguh ini adalah sebuah musibah yang amat besar yaitu para da'i-da'i yang menyeru kepada kesesatan hingga akhirnya memasukkan mereka semua ke dalam Neraka Jahannam.
Dari Hudzaifah bin al-Yamaan رضي الله تعالىٰ عنه berkata,
"Orang-orang (para Shahabat) bertanya kepada Rasulullah ï·º tentang (perkara) kebaikan, dan aku bertanya kepada beliau ï·º tentang (perkara) kejelekan (keburukan), khawatir kejelekan tersebut menghampiri (menimpaku)."
Aku berkata,
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya dahulu kami berada dalam kejahiliyahan dan kejelekan (keburukan), kemudian Allah ï·» mendatangkan kebaikan kepada kami, lalu apakah setelah kebaikan ini ada keburukan?"
Rasulullah ï·º menjawab,
"Ya."
Aku bertanya,
"Apakah setelah keburukan tersebut ada kebaikan?"
Beliau ï·º menjawab,
"Ya, tapi di dalamnya ada asap (kekeruhan)."
Aku bertanya,
"Apa kekeruhan itu?"
Beliau ï·º menjawab,
"Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku (berbuat bid'ah), dan memberi petunjuk bukan dengan petunjukku. Engkau mengetahui mereka dan engkau mengingkarinya."
Lalu aku bertanya,
"Apakah setelah kebaikan tersebut ada keburukan?"
Beliau ï·º menjawab,
"Ya, akan muncul para da'i-da'i ('ulamaa penyeru) yang menyeru ke Neraka Jahannam, siapa yang menjawab (mengikuti) seruan (ajakannya) maka mereka akan melemparkan orang itu ke dalamnya."
Aku bertanya,
"Wahai Rasulullah, terangkan ciri-ciri (sifat-sifat) mereka kepada kami."
Beliau ï·º menjawab,
"Ya (mereka adalah) suatu kaum yang kulit mereka sama dengan kulit (kaum kita) dan mereka berbicara dengan bahasa kita."
Aku bertanya,
"Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menjumpai hal itu?"
Beliau ï·º menjawab,
"Engkau harus tetap komitmen (istiqomah) terhadap jama'ah kaum muslimin dan imam mereka."
Lalu aku berkata lagi,
"Bagaimana jika tidak ada jama'ah kaum muslimin dan imam?"
Beliau ï·º bersabda,
"Maka jauhilah (berlepaslah) dari semua golongan-golongan tersebut, walaupun engkau harus menggigit akar pohon sampai ajal kematian menjemputmu, dan tetap dalam keadaan seperti itu."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari, VI/615 - 616, no. 3606, 3607, dan XIII/35, no. 7084, Fat-hul Baari, Muslim, XII/235 - 236, no. 1847 [51], Ahmad, V/391, 399, al-Baghowi dalam Syarhus Sunnah, XIV/14, dan Ibnu Majah, no. 2979, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 2739)
Inilah sesungguhnya yang ditakuti oleh Rasulullah ï·º, yaitu munculnya da'i-da'i, ustadz namun bodoh lagi dungu di dalam beragama, mereka menjual agamanya demi keuntungan duniawiyyah yang sedikit sehingga ia pun sesat lagi menyesatkan orang lain dan jadilah mereka orang-orang yang merugi kelak di hari Kiamat.
Rasulullah ï·º bersabda,
"Sesungguhnya Allah ï·» tidak mencabut 'ilmu dari para hamba sekaligus, akan tetapi Dia mencabut 'ilmu dengan mewafatkan para 'ulamaa. Sehingga, apabila sudah tidak ada lagi seorang yang 'alim (berilmu), manusia akan mengangkat para pemimpin yang bodoh, mereka ditanya lalu berfatwa tanpa 'ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan orang lain."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari dalam Shahiih-nya, kitabul 'Ilmi, bab Kaifa yuqbadhal 'ilmu, no. 100, dan Muslim, no. 2673 [13])
Dalam riwayat lain :
"Mereka berfatwa dengan ra'yu (pendapatnya), maka mereka sesat dan menyesatkan."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari, no. 7307)
Rasulullah ï·º bersabda,
"Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah para imam ('ulamaa) yang menyesatkan."
(Shahiih, HR. Ahmad, no. 27525, Shahiih al-Jaami', no. 1551)
Sufyan Ats-Tsauriy رØمه الله تعالىٰ berkata,
"Berlindunglah kepada Allah dari fitnah seorang hamba yang bodoh dan fitnah seorang yang 'alim (berilmu) yang berbuat kejelekan, karena fitnah keduanya adalah sumber dari segala fitnah."
(Diriwayatkan oleh Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, II/318)
Semoga Allah سبØانه Ùˆ تعالىٰ menyelamatkan diri dan agama kita dari kebinasaan.
Allaahul Musta'an.
Dari Abu Hurairah رضي الله تعالىٰ عنه, ia berkata,
Rasulullah ï·º bersabda,
"Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan. Pada waktu itu, orang yang berdusta akan dibenarkan dan orang yang jujur dianggap berdusta, orang yang berkhianat dianggap amanah dan orang yang amanah dianggap berkhianat, serta Ar-Ruwaibidhah akan berbicara.'
Para Shahabat bertanya,
'Siapakah Ar-Ruwaibidhah itu?'
Beliau ï·º menjawab,
'Orang bodoh (dungu) yang berbicara tentang perkara ummat (orang banyak).'"
(Shahiih, HR. Ahmad, II/291, 338, 7899, 8440, Ibnu Majah, no. 4036, 4042, al-Hakim, IV/465 - 466, 512, dan al-Kharaithi dalam Makarimul Akhlaaq, hal. 30, Silsilah ash-Shahiihah, no. 1887, 2253)
Sungguh heran bagi saya jika ada seseorang yang mengaku muslim akan tetapi bersikap kasar kepada muslim lainnya, melarang dan mengusir kaum muslimin yang sedang ngaji, berdo'a dan bermunajat kepada Allah تبارك وتعالىٰ dan diperparah ia pun membenci da'wah tauhid, da'wah yang dibawa oleh para nabi dan rasul. Namun disisi yang lain ia dapat berkasih sayang dan bersikap loyal kepada orang kafir, menjaga gereja-gereja mereka, mengucapkan selamat hari raya kepada mereka, sampai-sampai menjadikan juru kampanye pemenangan untuk orang kafir.
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un.
Musibah, sungguh ini adalah sebuah musibah yang amat besar yaitu para da'i-da'i yang menyeru kepada kesesatan hingga akhirnya memasukkan mereka semua ke dalam Neraka Jahannam.
Dari Hudzaifah bin al-Yamaan رضي الله تعالىٰ عنه berkata,
"Orang-orang (para Shahabat) bertanya kepada Rasulullah ï·º tentang (perkara) kebaikan, dan aku bertanya kepada beliau ï·º tentang (perkara) kejelekan (keburukan), khawatir kejelekan tersebut menghampiri (menimpaku)."
Aku berkata,
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya dahulu kami berada dalam kejahiliyahan dan kejelekan (keburukan), kemudian Allah ï·» mendatangkan kebaikan kepada kami, lalu apakah setelah kebaikan ini ada keburukan?"
Rasulullah ï·º menjawab,
"Ya."
Aku bertanya,
"Apakah setelah keburukan tersebut ada kebaikan?"
Beliau ï·º menjawab,
"Ya, tapi di dalamnya ada asap (kekeruhan)."
Aku bertanya,
"Apa kekeruhan itu?"
Beliau ï·º menjawab,
"Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku (berbuat bid'ah), dan memberi petunjuk bukan dengan petunjukku. Engkau mengetahui mereka dan engkau mengingkarinya."
Lalu aku bertanya,
"Apakah setelah kebaikan tersebut ada keburukan?"
Beliau ï·º menjawab,
"Ya, akan muncul para da'i-da'i ('ulamaa penyeru) yang menyeru ke Neraka Jahannam, siapa yang menjawab (mengikuti) seruan (ajakannya) maka mereka akan melemparkan orang itu ke dalamnya."
Aku bertanya,
"Wahai Rasulullah, terangkan ciri-ciri (sifat-sifat) mereka kepada kami."
Beliau ï·º menjawab,
"Ya (mereka adalah) suatu kaum yang kulit mereka sama dengan kulit (kaum kita) dan mereka berbicara dengan bahasa kita."
Aku bertanya,
"Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menjumpai hal itu?"
Beliau ï·º menjawab,
"Engkau harus tetap komitmen (istiqomah) terhadap jama'ah kaum muslimin dan imam mereka."
Lalu aku berkata lagi,
"Bagaimana jika tidak ada jama'ah kaum muslimin dan imam?"
Beliau ï·º bersabda,
"Maka jauhilah (berlepaslah) dari semua golongan-golongan tersebut, walaupun engkau harus menggigit akar pohon sampai ajal kematian menjemputmu, dan tetap dalam keadaan seperti itu."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari, VI/615 - 616, no. 3606, 3607, dan XIII/35, no. 7084, Fat-hul Baari, Muslim, XII/235 - 236, no. 1847 [51], Ahmad, V/391, 399, al-Baghowi dalam Syarhus Sunnah, XIV/14, dan Ibnu Majah, no. 2979, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 2739)
Inilah sesungguhnya yang ditakuti oleh Rasulullah ï·º, yaitu munculnya da'i-da'i, ustadz namun bodoh lagi dungu di dalam beragama, mereka menjual agamanya demi keuntungan duniawiyyah yang sedikit sehingga ia pun sesat lagi menyesatkan orang lain dan jadilah mereka orang-orang yang merugi kelak di hari Kiamat.
Rasulullah ï·º bersabda,
"Sesungguhnya Allah ï·» tidak mencabut 'ilmu dari para hamba sekaligus, akan tetapi Dia mencabut 'ilmu dengan mewafatkan para 'ulamaa. Sehingga, apabila sudah tidak ada lagi seorang yang 'alim (berilmu), manusia akan mengangkat para pemimpin yang bodoh, mereka ditanya lalu berfatwa tanpa 'ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan orang lain."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari dalam Shahiih-nya, kitabul 'Ilmi, bab Kaifa yuqbadhal 'ilmu, no. 100, dan Muslim, no. 2673 [13])
Dalam riwayat lain :
"Mereka berfatwa dengan ra'yu (pendapatnya), maka mereka sesat dan menyesatkan."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari, no. 7307)
Rasulullah ï·º bersabda,
"Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah para imam ('ulamaa) yang menyesatkan."
(Shahiih, HR. Ahmad, no. 27525, Shahiih al-Jaami', no. 1551)
Sufyan Ats-Tsauriy رØمه الله تعالىٰ berkata,
"Berlindunglah kepada Allah dari fitnah seorang hamba yang bodoh dan fitnah seorang yang 'alim (berilmu) yang berbuat kejelekan, karena fitnah keduanya adalah sumber dari segala fitnah."
(Diriwayatkan oleh Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, II/318)
Semoga Allah سبØانه Ùˆ تعالىٰ menyelamatkan diri dan agama kita dari kebinasaan.
Allaahul Musta'an.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih