Syahdan, pada suatu hari Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi membeli Buah Semangka untuk istrinya.
Saat disantapnya.., ternyata buah Semangka tersebut terasa hambar. Dan sang isteri pun marah...
Syeikh al-Imam Syaqiq menanggapi dengan tenang amarah istrinya itu.., beliau bertanya dengan halus:
"Kepada siapakah kau marah wahai istriku..?
Kepada pedagang buahkah ..?
Kepada pembelinyakah..?
Atau kepada petani yang menanamnyakah..?
Ataukah yang Menciptakan Buah Semangka itu..???"
Tanya Syeikh al-Imam Syaqiq...
Istri beliau terdiam...
Sembari tersenyum., Syeikh Syaqiq melanjutkan perkataannya:
"Seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang terbaik...
Seorang pembeli pun pasti membeli sesuatu yang terbaik pula..!
Begitu pula seorang petani., tentu saja ia akan merawat tanamannya agar bisa menghasilkan yang terbaik..!
Maka sasaran kemarahanmu berikutnya yang tersisa., tidak lain hanya kepada yang
Menciptakan Semangka itu..!".
Nasehat Syeikh al-Imam Syaqiq menembus ke dalam hati sanubari istrinya...
Sang istri begitu terperangah dan sendu...
Terlihat butiran air mata menetes perlahan di kedua pelupuk matanya...
"Bertaqwalah wahai istriku...
Terimalah apa yang sudah menjadi Ketetapan-Nya."
"Mendengar ucapan suaminya itu... Sang istri sadar, merunduk dan menangis mengakui kesalahannya dan Ridha' dengan apa yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetapkan."
Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi.
(wafat 194 H./810 M)
Saat disantapnya.., ternyata buah Semangka tersebut terasa hambar. Dan sang isteri pun marah...
Syeikh al-Imam Syaqiq menanggapi dengan tenang amarah istrinya itu.., beliau bertanya dengan halus:
"Kepada siapakah kau marah wahai istriku..?
Kepada pedagang buahkah ..?
Kepada pembelinyakah..?
Atau kepada petani yang menanamnyakah..?
Ataukah yang Menciptakan Buah Semangka itu..???"
Tanya Syeikh al-Imam Syaqiq...
Istri beliau terdiam...
Sembari tersenyum., Syeikh Syaqiq melanjutkan perkataannya:
"Seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang terbaik...
Seorang pembeli pun pasti membeli sesuatu yang terbaik pula..!
Begitu pula seorang petani., tentu saja ia akan merawat tanamannya agar bisa menghasilkan yang terbaik..!
Maka sasaran kemarahanmu berikutnya yang tersisa., tidak lain hanya kepada yang
Menciptakan Semangka itu..!".
Nasehat Syeikh al-Imam Syaqiq menembus ke dalam hati sanubari istrinya...
Sang istri begitu terperangah dan sendu...
Terlihat butiran air mata menetes perlahan di kedua pelupuk matanya...
"Bertaqwalah wahai istriku...
Terimalah apa yang sudah menjadi Ketetapan-Nya."
"Mendengar ucapan suaminya itu... Sang istri sadar, merunduk dan menangis mengakui kesalahannya dan Ridha' dengan apa yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetapkan."
Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi.
(wafat 194 H./810 M)
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih