"Usia terus beranjak dewasa, tapi jodoh tak kunjung tiba", mungkin itu yang menjadi pikiran sebagian orang saat ini.
Memang, jodoh merupakan rahasia Allah Swt, sebagaimana halnya rezeki dan kematian.
Tapi, bisakah jodoh itu terhambat? Lantas, apa saja yang dapat menghambat jodoh? Kalau itu yang kamu pikirkan, sebaiknya kamu membaca tulisan ini.
Ada yang bilang jodoh kita terhambat gara-gara ini dan itu. Ironisnya ada yang berpendapat bahwa terhambatnya jodoh dikarenakan ada makhluk lain (jin) yang suka kepada manusia, sehingga tidak sedikit dari saudara-saudari kita mendatangi 'orang pintar', paranormal, dsb untuk diruqyah (meskipun berlabel syasi'at) supaya jodoh kita tidak terhambat. Jika kita meyakini hal itu, berarti secara tidak sadar kita sudah terjerumus pada perbuatan syirik. Sedangkan syirik itu "zhulmun 'azhiim" (kezhaliman yang besar) Na'udzubillahi min dzalik. Semoga Allah menjauhkan kita dari kemusyrikan.
Lalu kenapa jodoh kita bisa terhambat? Hal itu bisa disebabkan beberapa hal berikut:
1) Hati yang Belum Siap.
Tidak dipungkiri bahwa hati sanubari kita pernah merasakan perasaan yang begitu dalam. Sebagian mereka menyebutnya "jatuh cinta" padahal bukan. Perasaan itu hanyalah rasa suka yang didorong oleh syahwat sehingga menjadi rasa yang berlebihan. Perasaan seperti itu adalah fitrahnya manusia.
Selama kita masih menjabat sebagai manusia, maka rasa itu pasti akan atau pernah kita rasakan. Ketika rasa itu mulai meliputi hati sanubari kita, maka tidak ada yang bisa menolaknya. Sekalipun kepadanya dikatakan, "gak usah cemas!", "jangan terlalu dipikirkan!" dsebagai. Maka hati sanubari masih tetap akan cemas, dan rasa itu tetap terpikirkan.
Tetapi ingat,.. Selain hati sanubari (kecenderungan hati kepada nafsu), kita juga punya hati nurani (kecenderungan hati kepada iman), jika hati sanubari (nafsu) kita lebih dominan, maka kita akan terus terlarut dalam perasaan itu. Tetapi jika hati nurani (iman) kita yang lebih dominan, maka setidaknya kita tidak akan terus terlarut dalm perasaan itu. Solusinya, siapkan hati dgn menghidupkan hati nurani. Yaitu dgn "taqorrub ilallah" (mendekatkan diri kepada Allah). Diantaranya dgn cara berdzikir kepada Allah, baik dzikir qolbi (dalam hati), dzikir lisaani (dgn ucapan), juga dzikir 'amali (dgn perbuatan).
2) Terlena Dalam Ikatan/Komitmen (pacaran).
Memang tidak ada istilah pacaran dalam Islam. Bukan hanya sebatas berpacaran atau putusnya, tetapi lebih ke ikatan perasaan. Jika hanya sebatas perasaan itu wajar. Tetapi yang berbahaya adalah ketika perasaan itu kemudian dieksplorasi dgn berbagai cara (baik dgn kata-kata apalagi dgn perbuatan). Dan itu sudah termasuk kategori mendekati zina. Bukankah Allah telah mengingatkam kepada kita, "walaa taqrobuzina..." (dan janganlah engkau mendekati zina...) mendekatinya saja sudah Allah larang, apalgai jika dilakukan, bisa-bisa Allah murka. Na'uudzubillah.
3) Harapan yang Berlebihan.
Masalah jodoh, memang tidak ada yang tahu selain Allah saja. Tetapi kita bisa mengusahakannya. Terlepas dari jadi atau tidak dgn orang yang kita harapkan, jodoh pasti ada. Dan jodoh itu tidak akan datang, jika dalam hati kita masih ada harapan yang berlebihan pada seseorang yang belum tentu jodoh kita. Namun ketika hati kita mulai ridho atas ketetapan Allah dan ketika harapan2 itu kita serahkan kepada Allah, insyaAllah... Allah akan kirim jodoh kita. Dgn jalan dan orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
4) Meninggikan kriteria.
Siapa yang akan menolak jika kita diberi jodoh yang sempurna??, sehingga kita mulai memasang beberapa kriteria untuk jodoh kita. Baik secara fisiknya, watak pribadinya, status pendidikannya, status keturunannya, hartanya, bahkan hingga pekerjaannya. Kita menginginkan agar jodoh kita memenuhi kriteria yang kita harapkan, tidak salah memang. Tapi apakah tidak berlebihan ??
Apa kita juga tidak sadar bahwa mungkin jodoh kita pun justru memasang kriteria yang lebih tinggi dari kita??
Dan Akhirnya, karena masing2 kriteria tidak se-kufu' (setara), maka jodoh pun tidak akan pernah bertemu. Sebab Allah menjodohkan orang2 yang se-kufu'.
"Wanita2 yang keji adalah untuk laki2 yang keji, laki2 yang keji adalah untuk wanita2 yang keji pula. Wanita2 yang baik untuk laki2 yang baik dan laki2 yang baik untuk wanita2 yang baik pula". {QS. An-Nuurayat, 26}
Koreksi kembali kriteria yang kita pasang lalu sesuaikan dgn kriteria diri kita sendiri. Atau kita yang menyesuaikan dgn kriteria yang kita harapkan. Jika kita menginginkan jodoh yang sholeh/sholehah, maka benahi dulu diri kita supaya menjadi insan yang sholeh/sholehah.
5) Dosa yang Terabaikan.
Dalam hal ini Baginda Rasul saw pernah mengungkapkan, "Sesungguhnya seseorang benar dihambat (rizqi/jodohnya) disebabkan dosa yang dikerjakannya." {HR. Ibnu Hibban}
"Barangsiapa yang merasa diperlambat (rizqi/jodohnya), maka hendaklah dia beristighfar kepada Allah." {HR. Al-Baihaqi}
Kedua hadits ini memang tidak shohih, tetapi derajatnya hasan (baik) setelah terdukung kepada hadits-hadits shahih lainnya. Dan ini sah-sah saja untuk diamalkan.
Terlepas dari shohih atau tidaknya, kedua hadits tersebut mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga diri dari berbuat kesalahan agar Allah mencintai kita. Kalau Allah sudah mencintai, kira-kira apa yang tidak akan diberikan bagi yang dicintainya??
Jadi.., terhambatnya jodoh kita adalah karena ulah kita sendiri. Maka segera hentikan tindakan-tindakan kelalaian kita seperti 5 poin diatas.
Memang, jodoh merupakan rahasia Allah Swt, sebagaimana halnya rezeki dan kematian.
Tapi, bisakah jodoh itu terhambat? Lantas, apa saja yang dapat menghambat jodoh? Kalau itu yang kamu pikirkan, sebaiknya kamu membaca tulisan ini.
Ada yang bilang jodoh kita terhambat gara-gara ini dan itu. Ironisnya ada yang berpendapat bahwa terhambatnya jodoh dikarenakan ada makhluk lain (jin) yang suka kepada manusia, sehingga tidak sedikit dari saudara-saudari kita mendatangi 'orang pintar', paranormal, dsb untuk diruqyah (meskipun berlabel syasi'at) supaya jodoh kita tidak terhambat. Jika kita meyakini hal itu, berarti secara tidak sadar kita sudah terjerumus pada perbuatan syirik. Sedangkan syirik itu "zhulmun 'azhiim" (kezhaliman yang besar) Na'udzubillahi min dzalik. Semoga Allah menjauhkan kita dari kemusyrikan.
Lalu kenapa jodoh kita bisa terhambat? Hal itu bisa disebabkan beberapa hal berikut:
1) Hati yang Belum Siap.
Tidak dipungkiri bahwa hati sanubari kita pernah merasakan perasaan yang begitu dalam. Sebagian mereka menyebutnya "jatuh cinta" padahal bukan. Perasaan itu hanyalah rasa suka yang didorong oleh syahwat sehingga menjadi rasa yang berlebihan. Perasaan seperti itu adalah fitrahnya manusia.
Selama kita masih menjabat sebagai manusia, maka rasa itu pasti akan atau pernah kita rasakan. Ketika rasa itu mulai meliputi hati sanubari kita, maka tidak ada yang bisa menolaknya. Sekalipun kepadanya dikatakan, "gak usah cemas!", "jangan terlalu dipikirkan!" dsebagai. Maka hati sanubari masih tetap akan cemas, dan rasa itu tetap terpikirkan.
Tetapi ingat,.. Selain hati sanubari (kecenderungan hati kepada nafsu), kita juga punya hati nurani (kecenderungan hati kepada iman), jika hati sanubari (nafsu) kita lebih dominan, maka kita akan terus terlarut dalam perasaan itu. Tetapi jika hati nurani (iman) kita yang lebih dominan, maka setidaknya kita tidak akan terus terlarut dalm perasaan itu. Solusinya, siapkan hati dgn menghidupkan hati nurani. Yaitu dgn "taqorrub ilallah" (mendekatkan diri kepada Allah). Diantaranya dgn cara berdzikir kepada Allah, baik dzikir qolbi (dalam hati), dzikir lisaani (dgn ucapan), juga dzikir 'amali (dgn perbuatan).
2) Terlena Dalam Ikatan/Komitmen (pacaran).
Memang tidak ada istilah pacaran dalam Islam. Bukan hanya sebatas berpacaran atau putusnya, tetapi lebih ke ikatan perasaan. Jika hanya sebatas perasaan itu wajar. Tetapi yang berbahaya adalah ketika perasaan itu kemudian dieksplorasi dgn berbagai cara (baik dgn kata-kata apalagi dgn perbuatan). Dan itu sudah termasuk kategori mendekati zina. Bukankah Allah telah mengingatkam kepada kita, "walaa taqrobuzina..." (dan janganlah engkau mendekati zina...) mendekatinya saja sudah Allah larang, apalgai jika dilakukan, bisa-bisa Allah murka. Na'uudzubillah.
3) Harapan yang Berlebihan.
Masalah jodoh, memang tidak ada yang tahu selain Allah saja. Tetapi kita bisa mengusahakannya. Terlepas dari jadi atau tidak dgn orang yang kita harapkan, jodoh pasti ada. Dan jodoh itu tidak akan datang, jika dalam hati kita masih ada harapan yang berlebihan pada seseorang yang belum tentu jodoh kita. Namun ketika hati kita mulai ridho atas ketetapan Allah dan ketika harapan2 itu kita serahkan kepada Allah, insyaAllah... Allah akan kirim jodoh kita. Dgn jalan dan orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
4) Meninggikan kriteria.
Siapa yang akan menolak jika kita diberi jodoh yang sempurna??, sehingga kita mulai memasang beberapa kriteria untuk jodoh kita. Baik secara fisiknya, watak pribadinya, status pendidikannya, status keturunannya, hartanya, bahkan hingga pekerjaannya. Kita menginginkan agar jodoh kita memenuhi kriteria yang kita harapkan, tidak salah memang. Tapi apakah tidak berlebihan ??
Apa kita juga tidak sadar bahwa mungkin jodoh kita pun justru memasang kriteria yang lebih tinggi dari kita??
Dan Akhirnya, karena masing2 kriteria tidak se-kufu' (setara), maka jodoh pun tidak akan pernah bertemu. Sebab Allah menjodohkan orang2 yang se-kufu'.
"Wanita2 yang keji adalah untuk laki2 yang keji, laki2 yang keji adalah untuk wanita2 yang keji pula. Wanita2 yang baik untuk laki2 yang baik dan laki2 yang baik untuk wanita2 yang baik pula". {QS. An-Nuurayat, 26}
Koreksi kembali kriteria yang kita pasang lalu sesuaikan dgn kriteria diri kita sendiri. Atau kita yang menyesuaikan dgn kriteria yang kita harapkan. Jika kita menginginkan jodoh yang sholeh/sholehah, maka benahi dulu diri kita supaya menjadi insan yang sholeh/sholehah.
5) Dosa yang Terabaikan.
Dalam hal ini Baginda Rasul saw pernah mengungkapkan, "Sesungguhnya seseorang benar dihambat (rizqi/jodohnya) disebabkan dosa yang dikerjakannya." {HR. Ibnu Hibban}
"Barangsiapa yang merasa diperlambat (rizqi/jodohnya), maka hendaklah dia beristighfar kepada Allah." {HR. Al-Baihaqi}
Kedua hadits ini memang tidak shohih, tetapi derajatnya hasan (baik) setelah terdukung kepada hadits-hadits shahih lainnya. Dan ini sah-sah saja untuk diamalkan.
Terlepas dari shohih atau tidaknya, kedua hadits tersebut mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga diri dari berbuat kesalahan agar Allah mencintai kita. Kalau Allah sudah mencintai, kira-kira apa yang tidak akan diberikan bagi yang dicintainya??
Jadi.., terhambatnya jodoh kita adalah karena ulah kita sendiri. Maka segera hentikan tindakan-tindakan kelalaian kita seperti 5 poin diatas.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih