Pastor Gottfried Martens menghidupkan lilin saat akan membaptis migran dari Iran, Mohammed Ali Zanoobi di Gereja Trinity di Berlin, Jerman. [sumber: dailymail.co.uk] |
Konflik kemanusiaan berkepanjangan yang melanda Suriah dan beberapa negara timur tengah membuat banyak orang meninggalkan kampung halaman mereka dan mencari tempat tinggal yang lebih baik untuk masa depan keluarga mereka.
Di layar kaca diperlihatkan bagaimana para pengungsi tersebut berjalan kaki memasuki perbatasan negara-negara eropa Barat yang mereka tuju. Bagi yang kurang beruntung, banyak di antaranya yang tewas di perjalanan dan di tengah laut Mediterania.
Untuk mendapatkan izin tinggal dan suaka di Eropa tidaklah mudah, dan demi mendapatkan semua itu, ratusan muslim pencari suaka harus rela berpindah agama dengan harapan peluang mendapatkan suaka lebih besar.
Seperti dilaporkan Dailymail, Senin, 7 September 2015, ratusan pengungsi dari Timur Tengah berramai-ramai berpindah agama untuk mendapatkan suaka di Jerman. Hingga kini, ratusan imigran dari Iran dan Afganistan sudah dibaptis di Gereja Trinity, Berlin.
Dikutip juga dari Christian Today dari lansirann Assiociated Pressm Pastor Gottfried Martens mengungkapkan bahwa jemaatnya di Gereja Injili Trinity bertambah dari 150 orang menjadi lebih dari 600 orang dalam waktu dua tahun, ia menyebut hal tersebut sebagai 'keajaiban'.
Salah seorang muslim yang berpindah agama tersebut adalah Mohammed Ali Zonoobi, yang dulunya merupakan seorang tukang kayu dari Shiraz, Iran. Di saat Gotfried memercikkan air suci ke atas rambutnya sambil bertanya:
"Will you break away from Satan and his evil deeds? Will you break away from Islam? (Apakah kamu akan berpisah dari setan? Apakah kamu akan berpisah dari Islam?)
“Ya,” kata Ali,
Lalu Martens membaptis pria itu. Kini nama tukang kayu itu adalah Martin, beragama Kristen, dan tidak lagi menganut agama Islam. Dia tiba di Jerman bersama istri dan dua anaknya lima bulan lalu. Istrinya, Afsaneh, juga memeluk Kristen dan kini bernama Katarina.
Tidak bisa dipastikan apakah mereka mengganti agama karena percaya pada Kristen atau hanya ingin meningkatkan peluang mendapatkan suaka politik dengan alasan akan dihukum, termasuk kemungkinan hukuman mati karena murtad jika kembali ke negara asal.
Pendeta Martens menyadari ada yang sanggup memeluk Kristen untuk meningkatkan kesempatan tinggal di Jerman.
“Banyak yang yakin Kristen akan mengubah kehidupan mereka. Dan saya yakin hanya 10 persen yang mungkin akan ke gereja setelah dikristenkan,” katanya, seperti dilansir Daily Mail,
Dengan memeluk Kristen, mereka tidak dijamin dibenarkan untuk tinggal di Jerman. Namun hukuman mati atau penjara yang lama di Iran dan Afganistan bagi mereka yang murtad menjadi alasan agar Jerman tak mengirim mereka kembali pulang ke negara asal mereka, mengingat Jerman sangat menghormati hak asasi manusia.
Gereja Lutheran di Hannover dan Rhineland juga melaporkan peningkatan jumlah pengungsi Iran memeluk Kristen dan, menurut Martens, ada 80 lagi pengungsi, terutama dari Iran dan sejumlah kecil dari Afganistan, yang menunggu untuk dibaptis.
Jumlah pengungsi yang ingin tinggal di Jerman tahun ini meningkat empat kali lipat dibanding tahun lalu menjadi 800 ribu orang dari Suriah, Irak, Afganistan, dan Pakistan, yang meminta suaka politik.
Pengungsi dari Suriah yang terancam perang saudara berpeluang lebih besar tinggal di Jerman dibanding mereka yang berasal dari Iran atau Afghanistan yang kondisinya relatif stabil.
Selama ini, Jerman dikenal baik dan membuka perbatasannya guna menampung gelombang imigran yang melintas melalui perbatas Hongaria.
Menanggapi pemberitaan tentang ini, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa Islam adalah agama yang diakui di Jerman, dan jika seseorang memeluk Kristen, itu tidak menjamin permohonan suakanya akan diterima.
Sumber:
Daily Mail
Christian Today
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih