Alkisah, ada seorang ateis datang memasuki sebuah masjid, sesampainya di sana, ia berkoar-koar menjelekkan agama, ia katakan bahwa agama itu adalah bualan dan rekaan manusia.
Pada saat itu, datanglah seorang pemuda, ia berkata kepada ateis tersebut:
"Apa masalahmu?"
"Aku tidak percaya pada Tuhan, agama dan segala omong kosong itu..". Jawab sang ateis.
"Mengapa begitu?". Tanya pemuda tersebut.
Ateis itu lalu berkata:
"Aku kira semua itu hanya bualan. Engkau jangan sok membela. Aku punya 3 pertanyaan, kalau engkau bisa menjawab, aku baru percaya".
"Apa pertanyaanmu?"
"Sebentar, pertanyaanku ini hanya boleh dijawab dengan akal. Tidak boleh dijawab dengan dalil ayat suci, aku tak percaya semua itu. dalil itu hanya dipercaya oleh pengikutnya,.." Ujar si Ateis.
"Baiklah, apa pertanyaanmu?".
"Hanya tiga soal...
Pertama, siapa yang menciptakan Allah?? Bukankah semua yang ada di dunia ada karena ada penciptanya?? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya??
Kedua, katanya di surga manusia makan dan minum tanpa buang air?? bagaimana itu bisa terjadi?
Ketiga, kalau iblis itu terbuat dari api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka?? Bukankah neraka juga dari api??
"Hmm... rupanya itu yang mengganjal pikiranmu... sungguh pendek sekali akalmu...". Ujar pemuda tersebut.
"Ah, kau pun hanya membual.. coba jawab kalau engkau bisa!". bentak si Ateis.
"Mengapa marah? Pertanyaanmu itu sungguh mudah jawabnya...
Pertama, engkau bertanya siapa yang menciptakan Allah? Sekarang aku bertanya padamu, apakah engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal?? Kita tahu bahwa angka 2 adalah pernambahan dari angka1 dan angka 1 (1+1 ). atau misalnya angka 4 adalah 2+2?? Lantas, bisakah engkau menjawab darimana angka 1 itu berasal?".
Si atheis itu diam membisu.. Pemuda itu lalu berkata:
"Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal. Dia bisa mencipta angka lain, tapi dia tidak tercipta dari angka apapun, lalu apa kesulitanmu memahami bahwa Allah itu Zat Maha Tunggal yg Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan??"
Kedua, saya ingin bertanya kepadamu, apakah kita ketika dalam perut ibu kita semua makan? Apakah kita juga minum? Kalau memang kita makan dan minum, lalu bagaimana kita buang air ketika dalam perut ibu kita dulu?? Jika anda dulu percaya bahwa kita dulu makan dan minum di perut ibu kita dan kita tidak buang air didalamnya, lalu apa kesulitanmu mempercayai bahwa di Syurga kita akan makan dan minum juga tanpa buang air??".
"Lalu pertanyaan ketiga?". Kata si ateis tersebut,
Pemuda itu tidak langsung menjawab, tapi ia malah menempelang wajah atheis dengan keras. Sampai sang atheis marah dan kesakitan. Sambil memegang pipinya, sang atheis-pun marah-marah kepada pemuda itu, tapi pemuda itu menjawab :
"Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah..dan pipi anda juga terbuat dari kulit dari tanah juga..lalu jika keduanya dari kulit dan tanah, bagaimana anda bisa kesakitan ketika saya tampar?? Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yang sama, sebagaimana Syetan dan Api neraka??".
Sang athies itu ketiga kalinya terdiam...
* * *
Ada yang mengatakn bahwa pemuda itu adalah Imam Abu Hanifah muda. Rahimahullahu Ta'ala...
Pada saat itu, datanglah seorang pemuda, ia berkata kepada ateis tersebut:
"Apa masalahmu?"
"Aku tidak percaya pada Tuhan, agama dan segala omong kosong itu..". Jawab sang ateis.
"Mengapa begitu?". Tanya pemuda tersebut.
Ateis itu lalu berkata:
"Aku kira semua itu hanya bualan. Engkau jangan sok membela. Aku punya 3 pertanyaan, kalau engkau bisa menjawab, aku baru percaya".
"Apa pertanyaanmu?"
"Sebentar, pertanyaanku ini hanya boleh dijawab dengan akal. Tidak boleh dijawab dengan dalil ayat suci, aku tak percaya semua itu. dalil itu hanya dipercaya oleh pengikutnya,.." Ujar si Ateis.
"Baiklah, apa pertanyaanmu?".
"Hanya tiga soal...
Pertama, siapa yang menciptakan Allah?? Bukankah semua yang ada di dunia ada karena ada penciptanya?? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya??
Kedua, katanya di surga manusia makan dan minum tanpa buang air?? bagaimana itu bisa terjadi?
Ketiga, kalau iblis itu terbuat dari api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka?? Bukankah neraka juga dari api??
"Hmm... rupanya itu yang mengganjal pikiranmu... sungguh pendek sekali akalmu...". Ujar pemuda tersebut.
"Ah, kau pun hanya membual.. coba jawab kalau engkau bisa!". bentak si Ateis.
"Mengapa marah? Pertanyaanmu itu sungguh mudah jawabnya...
Pertama, engkau bertanya siapa yang menciptakan Allah? Sekarang aku bertanya padamu, apakah engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal?? Kita tahu bahwa angka 2 adalah pernambahan dari angka1 dan angka 1 (1+1 ). atau misalnya angka 4 adalah 2+2?? Lantas, bisakah engkau menjawab darimana angka 1 itu berasal?".
Si atheis itu diam membisu.. Pemuda itu lalu berkata:
"Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal. Dia bisa mencipta angka lain, tapi dia tidak tercipta dari angka apapun, lalu apa kesulitanmu memahami bahwa Allah itu Zat Maha Tunggal yg Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan??"
Kedua, saya ingin bertanya kepadamu, apakah kita ketika dalam perut ibu kita semua makan? Apakah kita juga minum? Kalau memang kita makan dan minum, lalu bagaimana kita buang air ketika dalam perut ibu kita dulu?? Jika anda dulu percaya bahwa kita dulu makan dan minum di perut ibu kita dan kita tidak buang air didalamnya, lalu apa kesulitanmu mempercayai bahwa di Syurga kita akan makan dan minum juga tanpa buang air??".
"Lalu pertanyaan ketiga?". Kata si ateis tersebut,
Pemuda itu tidak langsung menjawab, tapi ia malah menempelang wajah atheis dengan keras. Sampai sang atheis marah dan kesakitan. Sambil memegang pipinya, sang atheis-pun marah-marah kepada pemuda itu, tapi pemuda itu menjawab :
"Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah..dan pipi anda juga terbuat dari kulit dari tanah juga..lalu jika keduanya dari kulit dan tanah, bagaimana anda bisa kesakitan ketika saya tampar?? Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yang sama, sebagaimana Syetan dan Api neraka??".
Sang athies itu ketiga kalinya terdiam...
* * *
Ada yang mengatakn bahwa pemuda itu adalah Imam Abu Hanifah muda. Rahimahullahu Ta'ala...
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih