Pernahkah kamu seharian tidak punya uang? Kalau pernah, bagaimana rasanya?
Ada yang mengatakan, seharian tidak memegang uang (atau bahkan kurang dari nominal tertentu, misalnya kurang dari 20.000) rasanya seperti orang linglung dan bodoh; tidak tahu harus kemana dan berbuat apa!
Menurut beberapa sejarawan, uang mulai diciptakan manusia sejak zaman Nabi Idris a.s, di masa inilah manusia mengenal alat tukar berupa benda yang berharga yang terbuat dari emas dinar atau perak dirham.
Sejak saat itu, uang senantiasa menjadi incaran manusia, uang menjadi standar kesenangan hidup, dengan uang orang bisa melakukan apa saja.
Terlebih di abad modern sekarang ini, rasanya mustahil orang hidup tanpa uang. Tapi benarkan demikian?
Ternyata keliru! Beberapa manusia modern membuktikan bahwa ternyata manusia bisa hidup tanpa uang! Ya, simaklah pengalaman Daniel Suelo berikut ini.
Syahdan, kala itu dunia baru memasuki abad millenium. Tepatnya di tahun 2000, terjadi krisis ekonomi di Amerika Serikat. Daniel Suelo (yang lahir tahun 1961) melihat kekalutan yang melanda di lingkungan sekitarnya.
Siapa yang bisa hidup tanpa uang? Tak heran, banyak orang yang mendadak depresi akibat kesulitan yang melanda Amerika.
Namun, Suelo tiba-tiba mengambil keputusan ajaib. Ia meninggalkan uang terakhirnya sebesar US $ 30 dalam kotak telepon umum. Lalu berjalan menuju padang gurun Moab di Utah.
Dalam benaknya hanya ada satu tekad: hidup mengembara tanpa uang sepeser pun. Kawan-kawannya yang mengetahui niat Suelo menganggapnya sudah gila.
Berbeda dengan pikiran Suelo saat itu. Menurutnya, dunia kapitalis ini membuat masyarakatnya bersifat konsumerisme. Sehingga di zaman modern ini, dunia kita dipenuhi oleh orang - orang yang tamak dan serakah.
Suelo sendiri mengatakan bahwa sebenarnya gaya hidup masyarakat Amerika sudah menjadi gaya hidup yang konsumerisme. Dan jika semua orang hidup dengan gaya hidup seperti itu, maka dunia akan benar benar runtuh. Pemikiran seperti itulah membuatnya memutuskan untuk meninggalkan duniawi.
Pengembaraannya di padang gurun Moab, akhirnya membawa Suelo ke sebuah gua di tepi tebing di Taman Nasional Arches, Utah. Ia kemudian membangun rumahnya di dalam gua yang berdimensi 200 m x 50 m itu.
Di dalam gua tersebut, Suelo membuat tempat tidur dari batu, berburu, mengais makanan, minum dari mata air, dan mandi di sungai.
Setiap pendaki yang singgah disambut untuk tinggal bersamanya. Di sana, Suelo berbagi rumah, buku-bukunya dan bunga liar serta bibit kaktus yang dia makan dengan para pendaki yang singgah.
Tak terasa, Suelo telah tinggal di sana selama 12 tahun.
Kehidupannya di alam terbuka ternyata mengilhami orang lain. Salah satunya adalah Mark Sundeen, sahabat Suelo.
Dulu, Sundeen menganggap Suelo sudah gila saat memutuskan untuk tinggal di gua. Namun, setelah Sundeen mengalami kejatuhan ekonomi pada tahun 2008, ia mulai mempertimbangkan gaya hidup Suelo.
Akhirnya, Sundeen pun bertekad untuk mengikuti jejak Suelo. Sundeen mengikuti Suelo, dan sejak itu, Sundeen mulai menulis sebuah buku mengenai kehidupan Suelo. Buku biografi gaya hidup Mark Suelo yang ditulis oleh Mark Sundeen berjudul The Man Who Quit Money.
Sundeen menuliskan bahwa Suelo pada awalnya hidup dengan cara berburu makanan sendiri dan bergantung pada kemurahan hati orang lain. Ia tidak usah membayar pajak, bahkan Suelo pun tidak menerima bantuan dari pemerintah.
Dalam bukunya, Sunden menulis kata-kata Suelo, Filosofi saya adalah dengan menggunakan apa yang diberikan dengan kemurahan hati atau yang sudah dibuang oleh orang lain.
Suelo menambahkan bahwa di dunia kapitalis Amerika sekarang, masyarakat Amerika dirancang sedemikian rupa agar tergantung pada uang. Mereka dipaksa untuk memiliki uang dan menjadi bagian dari dunia kapitalis. Hidup di luar dari itu adalah ilegal.
Berbekal pemikiran dan filosofi tersebut, Suelo tidak hanya meninggalkan uang saja, tapi juga SIM dan paspornya. Suelo juga mengubah namanya dari Shellabarger menjadi Suelo. Suelo adalah bahasa Spanyol yang berarti `soil` atau tanah.
Bagaimana, menakjubkan bukan..?
Ada yang mengatakan, seharian tidak memegang uang (atau bahkan kurang dari nominal tertentu, misalnya kurang dari 20.000) rasanya seperti orang linglung dan bodoh; tidak tahu harus kemana dan berbuat apa!
Menurut beberapa sejarawan, uang mulai diciptakan manusia sejak zaman Nabi Idris a.s, di masa inilah manusia mengenal alat tukar berupa benda yang berharga yang terbuat dari emas dinar atau perak dirham.
Sejak saat itu, uang senantiasa menjadi incaran manusia, uang menjadi standar kesenangan hidup, dengan uang orang bisa melakukan apa saja.
Terlebih di abad modern sekarang ini, rasanya mustahil orang hidup tanpa uang. Tapi benarkan demikian?
Ternyata keliru! Beberapa manusia modern membuktikan bahwa ternyata manusia bisa hidup tanpa uang! Ya, simaklah pengalaman Daniel Suelo berikut ini.
Daniel Sueolo hidup tanpa uang selama 12 tahun |
Siapa yang bisa hidup tanpa uang? Tak heran, banyak orang yang mendadak depresi akibat kesulitan yang melanda Amerika.
Namun, Suelo tiba-tiba mengambil keputusan ajaib. Ia meninggalkan uang terakhirnya sebesar US $ 30 dalam kotak telepon umum. Lalu berjalan menuju padang gurun Moab di Utah.
Dalam benaknya hanya ada satu tekad: hidup mengembara tanpa uang sepeser pun. Kawan-kawannya yang mengetahui niat Suelo menganggapnya sudah gila.
Berbeda dengan pikiran Suelo saat itu. Menurutnya, dunia kapitalis ini membuat masyarakatnya bersifat konsumerisme. Sehingga di zaman modern ini, dunia kita dipenuhi oleh orang - orang yang tamak dan serakah.
Suelo sendiri mengatakan bahwa sebenarnya gaya hidup masyarakat Amerika sudah menjadi gaya hidup yang konsumerisme. Dan jika semua orang hidup dengan gaya hidup seperti itu, maka dunia akan benar benar runtuh. Pemikiran seperti itulah membuatnya memutuskan untuk meninggalkan duniawi.
Pengembaraannya di padang gurun Moab, akhirnya membawa Suelo ke sebuah gua di tepi tebing di Taman Nasional Arches, Utah. Ia kemudian membangun rumahnya di dalam gua yang berdimensi 200 m x 50 m itu.
Di dalam gua tersebut, Suelo membuat tempat tidur dari batu, berburu, mengais makanan, minum dari mata air, dan mandi di sungai.
Setiap pendaki yang singgah disambut untuk tinggal bersamanya. Di sana, Suelo berbagi rumah, buku-bukunya dan bunga liar serta bibit kaktus yang dia makan dengan para pendaki yang singgah.
Tak terasa, Suelo telah tinggal di sana selama 12 tahun.
Kehidupannya di alam terbuka ternyata mengilhami orang lain. Salah satunya adalah Mark Sundeen, sahabat Suelo.
Dulu, Sundeen menganggap Suelo sudah gila saat memutuskan untuk tinggal di gua. Namun, setelah Sundeen mengalami kejatuhan ekonomi pada tahun 2008, ia mulai mempertimbangkan gaya hidup Suelo.
Akhirnya, Sundeen pun bertekad untuk mengikuti jejak Suelo. Sundeen mengikuti Suelo, dan sejak itu, Sundeen mulai menulis sebuah buku mengenai kehidupan Suelo. Buku biografi gaya hidup Mark Suelo yang ditulis oleh Mark Sundeen berjudul The Man Who Quit Money.
Sundeen menuliskan bahwa Suelo pada awalnya hidup dengan cara berburu makanan sendiri dan bergantung pada kemurahan hati orang lain. Ia tidak usah membayar pajak, bahkan Suelo pun tidak menerima bantuan dari pemerintah.
Dalam bukunya, Sunden menulis kata-kata Suelo, Filosofi saya adalah dengan menggunakan apa yang diberikan dengan kemurahan hati atau yang sudah dibuang oleh orang lain.
Suelo menambahkan bahwa di dunia kapitalis Amerika sekarang, masyarakat Amerika dirancang sedemikian rupa agar tergantung pada uang. Mereka dipaksa untuk memiliki uang dan menjadi bagian dari dunia kapitalis. Hidup di luar dari itu adalah ilegal.
Berbekal pemikiran dan filosofi tersebut, Suelo tidak hanya meninggalkan uang saja, tapi juga SIM dan paspornya. Suelo juga mengubah namanya dari Shellabarger menjadi Suelo. Suelo adalah bahasa Spanyol yang berarti `soil` atau tanah.
Bagaimana, menakjubkan bukan..?
loading...
kok bisa ya..?
ReplyDelete