Salah satu kisah paling populer yang beredar di antara umat Islam adalah kisah Umar bin Khattab yang pernah mengubur putrinya hidup-hidup semasa jahiliyah. Kisah ini sering disampaikan oleh para penceramah dalam tabligh mereka, dan juga diajarkan oleh para guru di sekolah atau madrasah,
Ringkas ceritanya, suatu ketika Umar bin Khattab pernah menangis dan tertawa. Melihat hal yang janggal itu, orang-orang bertanya: "Wahai Umar, mengapa engkau menangis, lalu setelah itu tertawa?".
Umar menjawab:
"Aku menangis dan tertawa karena ingat perbuatanku semasa jahiliyah. Dulu aku pernah mengubur putriku sendiri hidup-hidup sampai mati, jika aku teringat aku pun menangis. Dan dulu kami membuat tuhan berupa patung-patung dari roti, setelah kami buat, lalu kami sembah lalu kami makan. Kalau aku teringat itu, aku pun tertawa".
Nah, demikian kira-kira kisah yang cukup menggelitik dan jenaka mengundang tawa tersebut. Cerita ini sering disampaikan untuk 'memperenak kaji'.
Nah, benarkah kisah yang demikian? Benarkah Umar pernah mengubur putrirnya hidup-hidup sampai mati? Begaimana tingkat keabsahan dan orisinalitas kisah tersebut ditinjau dari aspek sejarah? Berikut ulasannya.
Dapat ditegaskan, bahwa kisah tersebut TIDAK BENAR...!!!
Mengapa demikian? Apa alasannya?
Kisah ini tidak ditemukan di dalam kitab yang shahih. Kisah ini tidak ada dalam kitab-kitab hadits maupun kitab atsar dan tarikh. Selaini tu, kisah ini tidak diketahui sumbernya secara pasti, hanya berdasrkan ceita berantai yang disampaikan dari mulut ke mulut.
Ada yang menduga, kisah ini dibuat oleh kaum Rafidhah yang memang tidak senang kepada sosok Umar bin Khattab r.a. Kisah semacam ini sengaja dibuat untuk menjatuhkan nama baik Umar.
Ada beberapa argumentasi untuk membantah kebenaran kisah tersebut:
1. Wanita pertama yang dinikahi oleh Umar bin Khattab adalah Zainab binti Mazh'un yang merupakan saudara Utsman bin Mash'un. Dari pernikahannya ini, Umar memiliki beberapa anak, yaitu: Hafshah, Abdullah dan Abdurrahman.
Dalam kitab al-Bidayah wa al-Nihayah karangan Ibnu Katsir, beliau mengutip perkataan al-Waqidi dan Ibnu al-Kalabi dan sejarawan lainnya yang menyebutkan bahwa pada masa Jahiliyah, Umar menikahi Zainab binti Mazh'un dan mendapatkan anak-anak bernama Abdullah, Abdurrahman dan Hafshah radhiyallahu anhum.
Hafshah sendiri lahir pada tahun 5 tahun sebelum kenabian, hal ini sebagaimana disebutkan al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak (dan juga disebutkan dalam beberapa kitab lain) sebagai berikut:
Ringkas ceritanya, suatu ketika Umar bin Khattab pernah menangis dan tertawa. Melihat hal yang janggal itu, orang-orang bertanya: "Wahai Umar, mengapa engkau menangis, lalu setelah itu tertawa?".
Umar menjawab:
"Aku menangis dan tertawa karena ingat perbuatanku semasa jahiliyah. Dulu aku pernah mengubur putriku sendiri hidup-hidup sampai mati, jika aku teringat aku pun menangis. Dan dulu kami membuat tuhan berupa patung-patung dari roti, setelah kami buat, lalu kami sembah lalu kami makan. Kalau aku teringat itu, aku pun tertawa".
Nah, demikian kira-kira kisah yang cukup menggelitik dan jenaka mengundang tawa tersebut. Cerita ini sering disampaikan untuk 'memperenak kaji'.
Nah, benarkah kisah yang demikian? Benarkah Umar pernah mengubur putrirnya hidup-hidup sampai mati? Begaimana tingkat keabsahan dan orisinalitas kisah tersebut ditinjau dari aspek sejarah? Berikut ulasannya.
Dapat ditegaskan, bahwa kisah tersebut TIDAK BENAR...!!!
Mengapa demikian? Apa alasannya?
Kisah ini tidak ditemukan di dalam kitab yang shahih. Kisah ini tidak ada dalam kitab-kitab hadits maupun kitab atsar dan tarikh. Selaini tu, kisah ini tidak diketahui sumbernya secara pasti, hanya berdasrkan ceita berantai yang disampaikan dari mulut ke mulut.
Ada yang menduga, kisah ini dibuat oleh kaum Rafidhah yang memang tidak senang kepada sosok Umar bin Khattab r.a. Kisah semacam ini sengaja dibuat untuk menjatuhkan nama baik Umar.
Ada beberapa argumentasi untuk membantah kebenaran kisah tersebut:
Dalam kitab al-Bidayah wa al-Nihayah karangan Ibnu Katsir, beliau mengutip perkataan al-Waqidi dan Ibnu al-Kalabi dan sejarawan lainnya yang menyebutkan bahwa pada masa Jahiliyah, Umar menikahi Zainab binti Mazh'un dan mendapatkan anak-anak bernama Abdullah, Abdurrahman dan Hafshah radhiyallahu anhum.
Hafshah sendiri lahir pada tahun 5 tahun sebelum kenabian, hal ini sebagaimana disebutkan al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak (dan juga disebutkan dalam beberapa kitab lain) sebagai berikut:
عن عمر رضي الله عنه قال: ولدت حفصة وقريش تبني البيت قبل مبعث النبي صلى الله عليه وسلم بخمس سنين
Artinya:
Dari Umar r.a berkata: Putriku Hafshah lahir di saat orang-orang Quraisy membangun kembali Ka'bah sebelum kenabian Rasulullah Saw 5 tahun.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Hafshah merupakan putri Umar bin Khattab yang paling tua. Dan dengan putrinya ini pula, Umar kemudian dipanggil dengan gelar Abu Hafsh. Selengkapnya tentang riwayat Hafhshah silahkan dibaca dalam kitab al-Ishabah karangan Ibnu Hajar.
Jika benar Umar pernah mengubur putrinya, bagaimana mungkin ia membiarkan Hafshah hidup sementara adik atau kakak perempuannya ia kubur? Dan mengapa pula tidak ada satu pun riwayat dari kerabat Umar yang menceritakan hal itu pernah terjadi?
2. Umar berasal dari Bani Uday. Dalam sejarah, tidak pernah disebutkan sama sekali Bani Uday atau orang-orang dari Bani Uday pernah mengubur putri mereka, baik di masa Jahiliyah maupun Islam.
Bahkan, Umar bin Khatta sendiri memiliki seorang saudari perempuan bernama Fatimah yang kemudian menikah dengan Sa'id bin Zaid sepupunya.
Dengan demikian, dengan tidak adanya referensi yang sahih tentang hal ini, maka Dr. Sahili al-Ushaimi dari Imam Saud University menyimpulkan bahwa kisah ini tak lain merupakan rekaan kaum Rafidhan untuk menjatuhkan nama baik Umar.
Dan sungguh tidak pantas pula kita mempercayai dan menyebarkan kisah-kisah semacam ini yang menciderai kemuliaan sahabat-sahabat Rasulullah Saw.
loading...
Owh begitu yah...
ReplyDelete