Dalam sebuah riwayat dikisahkan, pada hari pembaiatan khalifah Al-Mansur sebagai khalifah Bani Abbasiyah, datanglah seorang ulama bernama Muqatil bin Sulaiman ke hadapan sang Khalifah.
Melihat kedatangan ulama tersebut, sang Khalifah bertanya:
"Wahai Muqatil, berilah saya sebuah nasihat...".
Muqatil membalas bertanya:
"Apakah anda ingin nasihat dari apa yang pernah saya lihat, ataukah dari apa yang pernah saya dengar?".
Al-Manshur menjawab:
"Kalau begitu, dari apa yang engkau lihat...”.
Muqatil berkata:
“Wahai Amirul mukminin, sesungguhnya Umar bin Abdil Aziz memiliki 11 orang anak. Ketika beliau wafat, beliau hanya meninggalkan warisan berupa uang 18 dinar. Dari uang itu, 5 dinar digunakan untuk membeli kafan, dan 4 dinar untuk mengurus penguburan beliau, dan sisanya 9 dinar dibagikan kepada 11 orang anaknya". Ujar Muqatil lalu terdiam sejenak.
"Lanjutkan kisahmu...". Ujar Al-Manshur.
"Dan setelahnya, Hisyam bin Abdul Malik (khalifah setelah Umar bin Abdul Aziz) juga punya 11 orang anak. Dan di saat ia meninggal dunia, Hisyam meninggalkan warisan untuk masing-masing anaknya sebesar 1 juta dinar...
Demi Allah wahai amirul mukminin... sungguh saya telah menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, di suatu hari salah seorang anak keturunan Umar bin 'Abdul Azis bersedekah 100 kuda perang untuk jihad fii sabilillah...
Dan aku juga menyaksikan salah seorang anak keturunan Hisyam bin Abdul Malik sedang mengemis di tengah pasar...".
Muqatil kembali terdiam, lalu ia menyambung nasehatnya:
"Ketika Umar bin Abdul Aziz di penghujung usianya, orang-orang bertanya kepada beliau: Apa yang engkau tinggalkan untuk anak-anakmu?!”
Umar bin 'Abdul Azis pun menjawab: ”Saya meninggalkan untuk mereka ketakwaan kepada Allah... Jika mereka adalah orang-orang yang shaleh, maka sesungguhnya Allah adalah wali (pelindung) bagi orang-orang yang sholeh... Jika mereka bukan orang yang sholeh, maka tidak akan saya tinggalkan sedikitpun yang membantu mereka bermaksiat kepada Allah...”
* * *
Renungkanlah..!!
Berapa banyak orang yang sibuk, bekerja keras, bersusah payah didunia ini hanya demi menjamin kehidupan anaknya dimasa depan...
Mereka mengira, dengan uang atau harta yang ada setelah kematiannya adalah jaminan kehidupan bagi anak keturunannya...
Namun mereka lupa akan jaminan yang agung dan hakiki yg telah dijanjikan sang pencipta dalam kitab-Nya...
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan keturunan yang lemah sepeninggal mereka, maka bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar...”
Melihat kedatangan ulama tersebut, sang Khalifah bertanya:
"Wahai Muqatil, berilah saya sebuah nasihat...".
Muqatil membalas bertanya:
"Apakah anda ingin nasihat dari apa yang pernah saya lihat, ataukah dari apa yang pernah saya dengar?".
Al-Manshur menjawab:
"Kalau begitu, dari apa yang engkau lihat...”.
Muqatil berkata:
“Wahai Amirul mukminin, sesungguhnya Umar bin Abdil Aziz memiliki 11 orang anak. Ketika beliau wafat, beliau hanya meninggalkan warisan berupa uang 18 dinar. Dari uang itu, 5 dinar digunakan untuk membeli kafan, dan 4 dinar untuk mengurus penguburan beliau, dan sisanya 9 dinar dibagikan kepada 11 orang anaknya". Ujar Muqatil lalu terdiam sejenak.
"Lanjutkan kisahmu...". Ujar Al-Manshur.
"Dan setelahnya, Hisyam bin Abdul Malik (khalifah setelah Umar bin Abdul Aziz) juga punya 11 orang anak. Dan di saat ia meninggal dunia, Hisyam meninggalkan warisan untuk masing-masing anaknya sebesar 1 juta dinar...
Demi Allah wahai amirul mukminin... sungguh saya telah menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, di suatu hari salah seorang anak keturunan Umar bin 'Abdul Azis bersedekah 100 kuda perang untuk jihad fii sabilillah...
Dan aku juga menyaksikan salah seorang anak keturunan Hisyam bin Abdul Malik sedang mengemis di tengah pasar...".
Muqatil kembali terdiam, lalu ia menyambung nasehatnya:
"Ketika Umar bin Abdul Aziz di penghujung usianya, orang-orang bertanya kepada beliau: Apa yang engkau tinggalkan untuk anak-anakmu?!”
Umar bin 'Abdul Azis pun menjawab: ”Saya meninggalkan untuk mereka ketakwaan kepada Allah... Jika mereka adalah orang-orang yang shaleh, maka sesungguhnya Allah adalah wali (pelindung) bagi orang-orang yang sholeh... Jika mereka bukan orang yang sholeh, maka tidak akan saya tinggalkan sedikitpun yang membantu mereka bermaksiat kepada Allah...”
* * *
Renungkanlah..!!
Berapa banyak orang yang sibuk, bekerja keras, bersusah payah didunia ini hanya demi menjamin kehidupan anaknya dimasa depan...
Mereka mengira, dengan uang atau harta yang ada setelah kematiannya adalah jaminan kehidupan bagi anak keturunannya...
Namun mereka lupa akan jaminan yang agung dan hakiki yg telah dijanjikan sang pencipta dalam kitab-Nya...
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih