Sewaktu sidang konstituante, Muhammad Natsir menyampaikan pidato di hadapan sidang tentang kelemahan sistem kehidupan buatan manusia.
Dalam pidato tersebut, Muhammad Natsir juga dengan tegas menawarkan kepada Sidang konstituante agar menjadikan Islam sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Pidato tersebut sangat menggugah tokoh-tokoh dan masyarakat Islam waktu itu. Karenanya, pada tanggal 13 November 1957, Buya Hamka berkirim surat kepada Muhammad Nastir yang isinya sebagai berikut:
KEPADA SAUDARAKU M. NATSIR
Meskipun bersilang keris di leher Berkilat pedang di hadapan matamu Namun yang benar kau sebut juga benar Cita Muhammad biarlah lahir.
Bongkar apinya sampai bertemu Hidangkan di atas persada nusa Jibril berdiri sebelah kananmu Mikail berdiri sebelah kiri Lindungan Ilahi memberimu tenaga Suka dan duka kita hadapi.
Suaramu wahai Natsir, suara kaum-mu Kemana lagi, Natsir kemana kita lagi Ini berjuta kawan sepaham Hidup dan mati bersama-sama Untuk menuntut Ridha Ilahi Dan aku pun masukkan Dalam daftarmu……!.
(dikutip dari buku “Mengenang 100 tahun HAMKA”)
Berikutm Muhammad Natsir pun berbalas surat kepada Buya Hamka dengan bahasa yang penuih gelora semangat.
Berikut isinya:
Saudaraku Hamka,
lama suaramu tak kudengar lagi, Lama…
Kadang-kadang, Di tengah-tengah si pongah mortir dan mitralyur,
Dentuman bom dan meriam sahut-menyahut, Kudengar, tingkatan irama sajakmu itu,
Yang pernah kau hadiahkan kepadaku, Entahlah, tak kunjung namamu bertemu di dalam ”Daftar”.
Tiba-tiba, Di tengah-tengah gemuruh ancaman dan gertakan, Rayuan umbuk dan umbai silih berganti, Melantang menyambar api kalimah hak dari mulutmu, Yang biasa bersenandung itu, Seakan tak terhiraukan olehmu bahaya mengancam.
Aku tersentak, Darahku berdebar, Air mataku menyenak, Girang, diliputi syukur
Pancangkan! Pancangkan olehmu, wahai Bilal!
Pancangkan Pandji-pandji Kalimah Tauhid, Walau karihal kafirun… Berjuta kawan sefaham bersiap masuk ke dalam ”daftarmu” … *Saudaramu, Tempat, 23 Mei 1959
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih