Salah seorang Sultan dinasti Utsmaniyah yang cukup terkenal adalah Sultan Murad IV. Beliau yang bernama asli Murad oğlu Ahmed lahir pada tanggal 16 Juni 1612 dan wafat pada 9 Februari 1640. Beliau menjabat sebagai sultan Turki Utsmaniyah dari 10 September 1623 hingga 9 Februari 1640. Beliau adalah anak dari Sultan Ahmed I dan Sultan Kosem yang berdarah Yunani.
Sultan Murad IV terkenal karena keberaniannya melakukan reformasi otoritas negara dan kebrutalan metodenya.
Perjalan hidup beliau diwarnai banyak kisah dan hikayat yang mengagumkan. Di antaranya adalah kisah beliau dengan jenazah seorang yang dituduh masyarakat sebagai orang zindiq sehingga mereka enggan menyolatkannya.
Alkisah, pada suatu malam Sultan Murad merasa sangat gundah dan risau, beliau pun kemudian memanggil kepala penjara/sipir dan memberitahukan tentang keadaannya yang sedang gundah.
Beliau kemudian berkata kepada Kepala Sipir :
"Mari kita keluar berjalan-jalan di melihat keadaan masyarakat".
Akhirnya mereka berdua pun berangkat dengan menyamar hingga sampailah di sebuah penghujung desa. Tapi alangkah terkejutnya sang Sultan begitu ia melihat sesosok jasad laki-laki terbujur di tana. Sang Sultan pun mendekat dan menggerak-gerakkannya untuk memeriksa apakah pria ini masih hidup atau sudah meninggal dunia.
Ternyata, pria tersebut telah meninggal dunia. Tapi yang lebih mengherankan beliau, Sultan memperhatikan masyarakat yang lalu lalang dan melintas di tempat tersebut tidak mempedulikan mayat pria tersebut.
Sultan pun memanggil mereka, dan mereka tidak menyadari bahwa yang memanggil tersebut adalah Sultan mereka,
"Ada apa saudara?". tanya seorang warga ketika dipanggil oleh Sultan.
"Mengapa pria ini meninggal dunia di kampung kalian ini, tapi tidak seorangpun yang mempedulikannya? Mengapa tidak dimandikan, disholatkan, dan dikuburkan?". Tanya Sultan.
"Warga di sini tidak sudi, saudara".
"Mengapa demikian? Memangnya siapa orang ini? Di mana keluarganya?". Tanya Sultan.
"Begini saudara, pria yang meninggal ini adalah seorang zindiq, suka minum khamar, suka berzina". Ujar orang tersebut menjelaskan alasannya.
"Tapi, bukankah dia masih seorang Muslim? Bukankah dia adalah umat Nabi Muhammad SAW? Alangkah baiknya kita bawa mayat ini ke rumah keluarganya".
Akhirnya, mereka pun membawa mayat tersebut kepada keluarga. Ketika sampai di rumah, orang tersebut pulang, dan tinggallah Sultan dan pengawalnya.
Melihat ada orang datang, alangkah terkejutnya istri pria yang sudah wafat tersebut mengetahui apa yang telah terjadi. Ia pun langsung menangis.
Namun tatkala sang wanita itu menangis, ia kemudian berkata kepada Sultan (yang mana ia tidak tahu bahwa orang tersebut adalah seorang Sultan):
"Semoga Allah Swt merahmatimu wahai wali Allah, aku bersaksi bahwa engkau sungguh wali Allah...".
Alangkah terherannya Sultan mendengar ucapan wanita tersebut, dan beliau berkata:
"Bagaimana mungkin aku termasuk wali Allah? Sementara aku membawa jenazah orang yang tidak disukai masyarakat! Aku sudah mendengar betapa buruknya penilaian orang-orang terhadap mayat suamimu ini, sehingga mereka enggan mengurusi jenazahnya". Jawab Sultan.
"Aku sudah menduga hal ini akan terjadi... ". Ujar wanita tersebut.
"Aku ingin menceritakan kepada tuan sebuah rahasia! Sungguh, suamiku dulu semasa hidupnya setiap malam sering pergi ke penjual arak, lantas dia membeli seberapa banyak yang dia bisa beli, kemudian ia membawa arak itu pulang ke rumah kami dan kemudian ia menumpahkan seluruh arak itu ke toilet, dan suamiku itu berkata: 'Aku berharap semoga aku bisa meringankan keburukan arak ini dari kaum muslimin...'
Suamiku juga selalu pergi kepada para pelacur dan memberi mereka uang. Lalu suamiku berkata kepada mereka: 'Malam ini kau kubayar dan jangan kau buka pintu rumahmu untuk melacur hingga pagi besok atau selamanya...'.
Setelah itu, suamiku pulang ke rumah dan berujar : 'Alhamdulillaah, semoga dengan itu aku bisa meringankan keburukan dari para pelacur ini dari pemuda-pemuda muslim malam ini...'.
Namun tahukah tuan, masyarakat di sini menyaksikan dan mengetahui perbuatan suamiku terssebut, dan mereka mengira suamiku suka mabuk-mabukan dan suka berzina dengan para pelacur... hingga mereka menganggapnya sebagai orang buruk dan zindiq...
Dan untuk Tuan ketahui, pernah suatu hari aku berkata pada suamiku : 'Sungguh jika seandainya engkau mati, mungkin tidak ada orang yang akan memandikanmu, menyolatkanmu, dan menguburkanmu'.
Suamiku pun tersenyum dan menjawab : 'Jangan khawatir sayangku... Justru pemimpin kaum muslimin lah yang akan menyolatkanku beserta para ulama dan pembesar-pembesar negeri ini..". Cerita wanita itu panjang lebar sambil menangis.
Alangkah terkesimanya Sultan mendengar cerita wanita tersebut, dan tak lama kemudian beliau pun menangis dan berkata:
"Suamimu benar... Demi Allah, aku adalah Sultan Murad, dan besok kami akan memandikan suamimu, menyolatkannya bersama pembesar negeri ini dan menguburkannya ".
Perjalan hidup beliau diwarnai banyak kisah dan hikayat yang mengagumkan. Di antaranya adalah kisah beliau dengan jenazah seorang yang dituduh masyarakat sebagai orang zindiq sehingga mereka enggan menyolatkannya.
Alkisah, pada suatu malam Sultan Murad merasa sangat gundah dan risau, beliau pun kemudian memanggil kepala penjara/sipir dan memberitahukan tentang keadaannya yang sedang gundah.
Beliau kemudian berkata kepada Kepala Sipir :
"Mari kita keluar berjalan-jalan di melihat keadaan masyarakat".
Akhirnya mereka berdua pun berangkat dengan menyamar hingga sampailah di sebuah penghujung desa. Tapi alangkah terkejutnya sang Sultan begitu ia melihat sesosok jasad laki-laki terbujur di tana. Sang Sultan pun mendekat dan menggerak-gerakkannya untuk memeriksa apakah pria ini masih hidup atau sudah meninggal dunia.
Ternyata, pria tersebut telah meninggal dunia. Tapi yang lebih mengherankan beliau, Sultan memperhatikan masyarakat yang lalu lalang dan melintas di tempat tersebut tidak mempedulikan mayat pria tersebut.
Sultan pun memanggil mereka, dan mereka tidak menyadari bahwa yang memanggil tersebut adalah Sultan mereka,
"Ada apa saudara?". tanya seorang warga ketika dipanggil oleh Sultan.
"Mengapa pria ini meninggal dunia di kampung kalian ini, tapi tidak seorangpun yang mempedulikannya? Mengapa tidak dimandikan, disholatkan, dan dikuburkan?". Tanya Sultan.
"Warga di sini tidak sudi, saudara".
"Mengapa demikian? Memangnya siapa orang ini? Di mana keluarganya?". Tanya Sultan.
"Begini saudara, pria yang meninggal ini adalah seorang zindiq, suka minum khamar, suka berzina". Ujar orang tersebut menjelaskan alasannya.
"Tapi, bukankah dia masih seorang Muslim? Bukankah dia adalah umat Nabi Muhammad SAW? Alangkah baiknya kita bawa mayat ini ke rumah keluarganya".
Akhirnya, mereka pun membawa mayat tersebut kepada keluarga. Ketika sampai di rumah, orang tersebut pulang, dan tinggallah Sultan dan pengawalnya.
Melihat ada orang datang, alangkah terkejutnya istri pria yang sudah wafat tersebut mengetahui apa yang telah terjadi. Ia pun langsung menangis.
Namun tatkala sang wanita itu menangis, ia kemudian berkata kepada Sultan (yang mana ia tidak tahu bahwa orang tersebut adalah seorang Sultan):
"Semoga Allah Swt merahmatimu wahai wali Allah, aku bersaksi bahwa engkau sungguh wali Allah...".
Alangkah terherannya Sultan mendengar ucapan wanita tersebut, dan beliau berkata:
"Bagaimana mungkin aku termasuk wali Allah? Sementara aku membawa jenazah orang yang tidak disukai masyarakat! Aku sudah mendengar betapa buruknya penilaian orang-orang terhadap mayat suamimu ini, sehingga mereka enggan mengurusi jenazahnya". Jawab Sultan.
"Aku sudah menduga hal ini akan terjadi... ". Ujar wanita tersebut.
"Aku ingin menceritakan kepada tuan sebuah rahasia! Sungguh, suamiku dulu semasa hidupnya setiap malam sering pergi ke penjual arak, lantas dia membeli seberapa banyak yang dia bisa beli, kemudian ia membawa arak itu pulang ke rumah kami dan kemudian ia menumpahkan seluruh arak itu ke toilet, dan suamiku itu berkata: 'Aku berharap semoga aku bisa meringankan keburukan arak ini dari kaum muslimin...'
Suamiku juga selalu pergi kepada para pelacur dan memberi mereka uang. Lalu suamiku berkata kepada mereka: 'Malam ini kau kubayar dan jangan kau buka pintu rumahmu untuk melacur hingga pagi besok atau selamanya...'.
Setelah itu, suamiku pulang ke rumah dan berujar : 'Alhamdulillaah, semoga dengan itu aku bisa meringankan keburukan dari para pelacur ini dari pemuda-pemuda muslim malam ini...'.
Namun tahukah tuan, masyarakat di sini menyaksikan dan mengetahui perbuatan suamiku terssebut, dan mereka mengira suamiku suka mabuk-mabukan dan suka berzina dengan para pelacur... hingga mereka menganggapnya sebagai orang buruk dan zindiq...
Dan untuk Tuan ketahui, pernah suatu hari aku berkata pada suamiku : 'Sungguh jika seandainya engkau mati, mungkin tidak ada orang yang akan memandikanmu, menyolatkanmu, dan menguburkanmu'.
Suamiku pun tersenyum dan menjawab : 'Jangan khawatir sayangku... Justru pemimpin kaum muslimin lah yang akan menyolatkanku beserta para ulama dan pembesar-pembesar negeri ini..". Cerita wanita itu panjang lebar sambil menangis.
Alangkah terkesimanya Sultan mendengar cerita wanita tersebut, dan tak lama kemudian beliau pun menangis dan berkata:
"Suamimu benar... Demi Allah, aku adalah Sultan Murad, dan besok kami akan memandikan suamimu, menyolatkannya bersama pembesar negeri ini dan menguburkannya ".
loading...
Subhanallah, Allah Maha Besar!
ReplyDeleteSungguh suatu kisah yang sangat inspiratif, terima kasih.