Dalam hukum Perancis, adalah tabu dan terlarang bagi seseorang untuk menikah dengan istri ayahnya (ibu tiri) atau juga sebaliknya.
Namun aturan tersebut tampaknya takkan berlaku lagi. Sabtu lalu, 4 Oktober 2014, Pengadilan Perancis akhirnya menyetujui pernikahan seorang wanita dengan anak suaminya setelah melewati 'pertempuran' di meja persidangan selama berbulan-bulan.
Elisabeth Lorentz, 48, akhirnya menikah dengan Eric Holder, yang tiga tahun lebih muda darinya. Keduanya menikah di gereja paroki di desa kecil Dabo di Alsace-Lorraine, utara laut Perancis.
Eric adalah anak tiri Elizabeth dari suaminya Lorentz. Elisabeth bercerai dengan Lorents pada tahun 2006 setelah dikaruniai seorang putri. Yang mengejutkan, pasca perceraian itu, Elisabeth justru memutuskan menikah dengan anak Lorentz yang bernama Eric.
Meskipun kasus pernikahan ini tidak sekompleks syndrom Oedipus, namun cerita yang kompleks di balik pernikahan mereka tetap nyaris Sophocles - meskipun ada harapan pernikahan itu berakhir tragis.
Seperti dilansir Dailymail, Elisabeth berkenalan dengan ayah Eric pada tahun 1989, saat ia berusia 24 tahun. Pasangan ini kemudian memiliki seorang putri pada tahun 1997. Keduanya lalu mengikat hubungan dalam pernikahan pada tahun 2003.
Yang menjadi pertanyaan, apa status anak perempuan Elisabeth tersebut? Apakah ia adiknya atau justru anaknya?
Kepada media Perancis, Elisabeth mengatakan bahwa mantan suaminya menyuruhnya untuk mengakhiri hubungannya dengan anak tirinya itu.
"Tapi saya tidak mengharapkan itu, itu sangat mengejutkan," katanya.
"Saya sudah dewasa, jadi saya berhak menentukan apa yang harus saya lakukan. Tapi putri kami yang berusia sembilan tahun merasa pemisahan sangat buruk. Dia menangis setiap hari.
Saat itulah Eric adalah dukungan yang besar bagi kami dan hubungan kami berkembang." Ujar Elisabeth memberi alasan.
Eric sendiri juga mengatakan bahwa dia melakukan yang terbaik untuk menghibur saudara tirinya, yang sekaligus juga merupakan putri baptisnya dan sekarang adalah anak tirinya. Eric mengatakan:
"Ketika ayah saya meninggalkan ibu saya, saya merasa ditinggalkan. Aku tahu bagaimana perasaannya. "
Pasca perceraian Elisabeth dengan Holder, hubungan Elisabeth dengan Eric yang mulanya hanya hubungan anak berkembang menjadi hubungan cinta, hingga kemudian keduanya memutuskan untuk menikah.
Tapi dengan cepat mereka mengalami masalah dengan hukum Perancis, yang melarang semua hubungan pernikahan antara anak tiri dan orang tua, termasuk mantan orang tua tiri.
Pasangan itu mengaku kasus mereka telah melalui proses pengadilan sampai ke Istana Elysee, bahkan keduanya telah telah menerima surat yang ditandatangani oleh Presiden Francois Hollande tahun lalu yang menegaskan kembali bahwa pernikahan tersebut dilarang.
Hingga akhirnya, setelah perjuangan yang panjang, Pengadilan melegalkan pernikahan mereka, dan ayah Eric -yang juga mantan suami Elisabeth- dan putri mereka akhirnya mendukung pernikahan tersebut.
Bahkan, mantan suami Elisabat turut hadir bersam seratusan tamu dalam upacara sipil keagamaan guna perberkatan pernikahan mereka di Dabo.
Namun aturan tersebut tampaknya takkan berlaku lagi. Sabtu lalu, 4 Oktober 2014, Pengadilan Perancis akhirnya menyetujui pernikahan seorang wanita dengan anak suaminya setelah melewati 'pertempuran' di meja persidangan selama berbulan-bulan.
Elisabeth Lorentz, 48, akhirnya menikah dengan Eric Holder, yang tiga tahun lebih muda darinya. Keduanya menikah di gereja paroki di desa kecil Dabo di Alsace-Lorraine, utara laut Perancis.
Eric adalah anak tiri Elizabeth dari suaminya Lorentz. Elisabeth bercerai dengan Lorents pada tahun 2006 setelah dikaruniai seorang putri. Yang mengejutkan, pasca perceraian itu, Elisabeth justru memutuskan menikah dengan anak Lorentz yang bernama Eric.
Meskipun kasus pernikahan ini tidak sekompleks syndrom Oedipus, namun cerita yang kompleks di balik pernikahan mereka tetap nyaris Sophocles - meskipun ada harapan pernikahan itu berakhir tragis.
Seperti dilansir Dailymail, Elisabeth berkenalan dengan ayah Eric pada tahun 1989, saat ia berusia 24 tahun. Pasangan ini kemudian memiliki seorang putri pada tahun 1997. Keduanya lalu mengikat hubungan dalam pernikahan pada tahun 2003.
Yang menjadi pertanyaan, apa status anak perempuan Elisabeth tersebut? Apakah ia adiknya atau justru anaknya?
Kepada media Perancis, Elisabeth mengatakan bahwa mantan suaminya menyuruhnya untuk mengakhiri hubungannya dengan anak tirinya itu.
"Tapi saya tidak mengharapkan itu, itu sangat mengejutkan," katanya.
"Saya sudah dewasa, jadi saya berhak menentukan apa yang harus saya lakukan. Tapi putri kami yang berusia sembilan tahun merasa pemisahan sangat buruk. Dia menangis setiap hari.
Saat itulah Eric adalah dukungan yang besar bagi kami dan hubungan kami berkembang." Ujar Elisabeth memberi alasan.
Eric sendiri juga mengatakan bahwa dia melakukan yang terbaik untuk menghibur saudara tirinya, yang sekaligus juga merupakan putri baptisnya dan sekarang adalah anak tirinya. Eric mengatakan:
"Ketika ayah saya meninggalkan ibu saya, saya merasa ditinggalkan. Aku tahu bagaimana perasaannya. "
Pasca perceraian Elisabeth dengan Holder, hubungan Elisabeth dengan Eric yang mulanya hanya hubungan anak berkembang menjadi hubungan cinta, hingga kemudian keduanya memutuskan untuk menikah.
Tapi dengan cepat mereka mengalami masalah dengan hukum Perancis, yang melarang semua hubungan pernikahan antara anak tiri dan orang tua, termasuk mantan orang tua tiri.
Pasangan itu mengaku kasus mereka telah melalui proses pengadilan sampai ke Istana Elysee, bahkan keduanya telah telah menerima surat yang ditandatangani oleh Presiden Francois Hollande tahun lalu yang menegaskan kembali bahwa pernikahan tersebut dilarang.
Hingga akhirnya, setelah perjuangan yang panjang, Pengadilan melegalkan pernikahan mereka, dan ayah Eric -yang juga mantan suami Elisabeth- dan putri mereka akhirnya mendukung pernikahan tersebut.
Bahkan, mantan suami Elisabat turut hadir bersam seratusan tamu dalam upacara sipil keagamaan guna perberkatan pernikahan mereka di Dabo.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih