Kebahagiaan.. itulah yang didamba setiap manusia. Siang malam mencari jalan, berkelana arungi buana, demi mencapai bahagia. Sehingga bahagia seakan berada nun jauh di sana.
Padahl 'bahagia itu sederhana'. Ya, itu yang dikatakan banyak orang yang telah merasakan pahit manisnya hidup.
Itulah kalimat yang terdengar sepele namun jika dipikirkan mungkin memiliki kerumitan tersendiri dalam memaknainya. Seolah-olah seperti kata yang mungkin mudah sekali diucapkan namun sulit dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan. Kalimat yang terdengar bijak namun bisa juga terdengar biasa bagi beberapa orang.
Bahagia itu sederhana ketika kita dapat membuat orang lain tersenyum atau bahkan tertawa dengan riangnya. Seolah-olah kita mampu membuat orang lain melupakan masalahnya sejenak hanya karena tingkah atau ucapan kita yang jenaka. Kita merasa seakan menjadi sosok penghibur yang mampu membuat suasana menjadi ceria. Bayangkan perasaan kaskuser ketika mampu membuat orang lain tertawa. Bukan hanya orang lainlah yang merasa bahagia tapi pasti kaskuser juga akan merasa bahagia melihat hal tersebut.
Bahagia itu sederhana ketika kita berkumpul bersama teman-teman kita. Waktu yang begitu cepat seakan-akan tidak memberi kesempatan kepada kita untuk lebih lama menikmati moment ini. Tidak harus berkumpul di tempat mewah atau melakukan aktivitas yang menguras uang. Cukup berceloteh bersama di sebuah rumah makan sederhana atau bahkan berbincang-bincang di pinggiran jalan. Pikiran suntuk seakan hilang melihat tingkah laku teman-teman kita. Membuat kita melupakan masalah yang ada atau bahkan berbagi masalah kita kepada teman-teman kita.
Bahagia itu sederhana ketika kita dapat berkumpul bersama orang tua kita. Disaat kita sibuk dengan rutinitas yang begitu padat, orang tua akan selalu ada untuk kita. Jangan merasa rugi untuk meluangkan waktu kita yang padat untuk berkumpul bersama orang tua kita. Coba untuk duduk bersama sambil menceritakan masalah kita, menanyakan kabar mereka, atau bicara tentang sinetron yang sedang populer bersama ibu kita.
Bahagia itu sederhana ketika kita dapat membeli sebuah barang dengan tenaga dan kerja keras kita sendiri. Mungkin barang tersebut harganya murah atau hanya barang biasa saja yang dimiliki setiap orang. Tapi barang tersebut kita beli dengan usaha kita. Dimana harga benda tersebut bukan lagi dilihat dari berapa uang yang kita keluarkan, tapi dari berapa tenaga, waktu, serta pikiran yang telah kita keluarkan.
Bahagia itu sederhana ketika kita mempunyai waktu luang untuk diri kita sendiri. Kesibukan yang tiada henti tak membuat kita tidak memiliki waktu untuk diri kita sendiri. Tidak perlu jalan-jalan keluar negeri atau berwisata ke tempat mahal. Cukup dengan duduk santai sambil menonton televisi ditemani secangkir teh hangat. Betapa nikmatnya waktu tersebut ketika kita nyaris selalu disibukkan dengan berbagai hal yang mengganggu pikiran.
Bahagia itu sederhana ketika orang lain mengucapkan terima kasih kepada kita. Sebuah kata yang menunjukkan betapa dia sangat menghargai apa yang telah kita lakukan. Terkadang hanya menjadi ucapan formalitas saja namun tidak berarti kata tersebut sudah tidak memiliki makna. Ucapan yang kita dapatkan sebagai bayaran untuk apa yang telah kita lakukan.
Bahagia itu sederhana. Ketika kecil kita paham sekali dengan kalimat tersebut. Ketika kecil kita bisa begitu riangnya bermain hujan-hujanan. Ketika kecil kita begitu bahagia diajak oleh orang tua kita jalan-jalan, meskipun kita tidak tahu akan pergi kemana. Ketika kecil kita bahagia mengejar layangan putus yang kalau dipikir-pikir harganya tidak seberapa. Namun kemana hilangna perasaan tersebut. Mengapa ketika dewasa kita menganggap bahagia sebagai hal yang mewah. Punya mobil mahal, handphone keren, jalan-jalan keluar negeri. Kenapa bahagia hanya diartikan seperti itu. Mari kita sama-sama berpikir tentang hal tersebut.
BAHAGIA ITU SEDERHANA, LALU MENGAPA KITA MASIH BERSEDIH...?
Padahl 'bahagia itu sederhana'. Ya, itu yang dikatakan banyak orang yang telah merasakan pahit manisnya hidup.
Itulah kalimat yang terdengar sepele namun jika dipikirkan mungkin memiliki kerumitan tersendiri dalam memaknainya. Seolah-olah seperti kata yang mungkin mudah sekali diucapkan namun sulit dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan. Kalimat yang terdengar bijak namun bisa juga terdengar biasa bagi beberapa orang.
Bahagia itu sederhana ketika kita dapat membuat orang lain tersenyum atau bahkan tertawa dengan riangnya. Seolah-olah kita mampu membuat orang lain melupakan masalahnya sejenak hanya karena tingkah atau ucapan kita yang jenaka. Kita merasa seakan menjadi sosok penghibur yang mampu membuat suasana menjadi ceria. Bayangkan perasaan kaskuser ketika mampu membuat orang lain tertawa. Bukan hanya orang lainlah yang merasa bahagia tapi pasti kaskuser juga akan merasa bahagia melihat hal tersebut.
Bahagia itu sederhana ketika kita berkumpul bersama teman-teman kita. Waktu yang begitu cepat seakan-akan tidak memberi kesempatan kepada kita untuk lebih lama menikmati moment ini. Tidak harus berkumpul di tempat mewah atau melakukan aktivitas yang menguras uang. Cukup berceloteh bersama di sebuah rumah makan sederhana atau bahkan berbincang-bincang di pinggiran jalan. Pikiran suntuk seakan hilang melihat tingkah laku teman-teman kita. Membuat kita melupakan masalah yang ada atau bahkan berbagi masalah kita kepada teman-teman kita.
Bahagia itu sederhana ketika kita dapat berkumpul bersama orang tua kita. Disaat kita sibuk dengan rutinitas yang begitu padat, orang tua akan selalu ada untuk kita. Jangan merasa rugi untuk meluangkan waktu kita yang padat untuk berkumpul bersama orang tua kita. Coba untuk duduk bersama sambil menceritakan masalah kita, menanyakan kabar mereka, atau bicara tentang sinetron yang sedang populer bersama ibu kita.
Bahagia itu sederhana ketika kita dapat membeli sebuah barang dengan tenaga dan kerja keras kita sendiri. Mungkin barang tersebut harganya murah atau hanya barang biasa saja yang dimiliki setiap orang. Tapi barang tersebut kita beli dengan usaha kita. Dimana harga benda tersebut bukan lagi dilihat dari berapa uang yang kita keluarkan, tapi dari berapa tenaga, waktu, serta pikiran yang telah kita keluarkan.
Bahagia itu sederhana ketika kita mempunyai waktu luang untuk diri kita sendiri. Kesibukan yang tiada henti tak membuat kita tidak memiliki waktu untuk diri kita sendiri. Tidak perlu jalan-jalan keluar negeri atau berwisata ke tempat mahal. Cukup dengan duduk santai sambil menonton televisi ditemani secangkir teh hangat. Betapa nikmatnya waktu tersebut ketika kita nyaris selalu disibukkan dengan berbagai hal yang mengganggu pikiran.
Bahagia itu sederhana ketika orang lain mengucapkan terima kasih kepada kita. Sebuah kata yang menunjukkan betapa dia sangat menghargai apa yang telah kita lakukan. Terkadang hanya menjadi ucapan formalitas saja namun tidak berarti kata tersebut sudah tidak memiliki makna. Ucapan yang kita dapatkan sebagai bayaran untuk apa yang telah kita lakukan.
Bahagia itu sederhana. Ketika kecil kita paham sekali dengan kalimat tersebut. Ketika kecil kita bisa begitu riangnya bermain hujan-hujanan. Ketika kecil kita begitu bahagia diajak oleh orang tua kita jalan-jalan, meskipun kita tidak tahu akan pergi kemana. Ketika kecil kita bahagia mengejar layangan putus yang kalau dipikir-pikir harganya tidak seberapa. Namun kemana hilangna perasaan tersebut. Mengapa ketika dewasa kita menganggap bahagia sebagai hal yang mewah. Punya mobil mahal, handphone keren, jalan-jalan keluar negeri. Kenapa bahagia hanya diartikan seperti itu. Mari kita sama-sama berpikir tentang hal tersebut.
BAHAGIA ITU SEDERHANA, LALU MENGAPA KITA MASIH BERSEDIH...?
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih