Imam Sufyan Ats-Tsauri merupakan salah seorang ulama terkemuka pada zaman-nya. Bahkan, pendapat-pendapat beliau dalam fiqih disetarakan dengan imam mazhab yang 4 dalam Islam.
Namun bagaimanakah keteladanan beliau dalam zuhud dan akhlak. Mari kita simak salah satu penggalan kisah hidup beliau berikut ini.
Pada suatu tahun, Imam Sufyan Ats Tsauri -rahimahullah- hendak pergi pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Namun beliau tak memiliki biaya sama sekali.
Karena niat sudah kuat, beliau pun datang ke berbagai tempat untuk mendapatkan pekerjaan yang upahnya nanti bisa dipakai untuk biaya perjalanan haji. Hingga akhirnya beliau sampai kepada salh seorang pemilik kawanan unta.
Tidak seperti zaman sekarng, di man seorang ulama akan dikenal karena wajahnya sering keluar masuk televisi dan media, sang pemilik unta ini tidak mengenal Imam Sufyan yang datang kepadanya. Lagi pula, ia pun bukan seorang penuntut ilmu agama, jadi ia tidak mengenali orang yang sedang dihadapainya.
Akhirnya Imam Sufyan Ats Tsauri menghadap sang pemilik unta dan berkata:
"Wahai saudara, bolehkah aku bekerja kepadamu menggembala unta? Yang penting aku bisa ikut kafilahmu pergi ke kota Mekkah."
Pemilik unta itu menjawab:
"Sesungguhnya pekerjaan menggembala sudah ada yang mengerjakannya (lowongan sudah penuh). Tapi jika kau bisa membuat roti, boleh saja."
Sebenarnya Imam Sufyan Ats Tsauri tidak punya kemampuan untuk membuat roti, tetapi karena keinginan keras beliau untuk berangkat haji, mulailah beliau berlatih membuat roti. Dan akhirnya beliau diizinkan berangkat bersama kafilah itu ke Mekkah.
Suatu ketika, roti yang dibuat beliau gosong dan tak bisa dimakan. Pemilik unta itu pun marah-marah hingga menempeleng Imam Sufyan Ats-Tsauri. Lihatlah, seorang imam dan ulama besar di zamannya ditempeleng oleh penggembala unta. Tapi apa reaksi beliau? Imam Sufyan Ats-Tsauri tidak lantas membuka identitasnya atau berkata: "Kau tak tahu siapa saya wahai penggembala unta?" Sama sekali tidak! Beliau hanya diam saja.
Sesampainya kafilah itu di Mekkah, orang-orang yang melihat kedatangan Imam Sufyan Ats Tsauri, berduyun-duyun mengerumuni beliau. Mereka mengelilingi Imam Sufyan Ats Tsauri untuk bertanya permasalahan agama.
Penggembala unta pun melihat penuh keheranan. Dia pun bertanya kepada orang-orang tentang siapakah gerangan orang tersebut, dan ia juga bercerita kalau dia pernah menempelengnya karena gosong membuat roti.
Orang-orang itu menjawab: "Kamu tidak tahu? Dia adalah Imam Sufyan Ats-Tsauri. Seluruh dunia tahu beliau adalah ulama besar di zaman ini."
Akhirnya penggembala ini menerobos barisan dan berkata kepada Imam Sufyan Ats-Tsauri:
"Wahai Imam, mengapa engkau tidak bilang bahwasanya engkau ini adalah Imam Sufyan Ats-Tsauri? Sungguh aku meminta maaf karena telah menempelengmu."
Alih-alih membalas dan mempermalukannya, Imam Sufyan Ats Tsauri justru menjawab:
"Tidak. Engkau telah berbuat benar. Orang yang telah menghanguskan roti pantas untuk ditempeleng." katanya sambil tersenyum.
Namun bagaimanakah keteladanan beliau dalam zuhud dan akhlak. Mari kita simak salah satu penggalan kisah hidup beliau berikut ini.
Pada suatu tahun, Imam Sufyan Ats Tsauri -rahimahullah- hendak pergi pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Namun beliau tak memiliki biaya sama sekali.
Karena niat sudah kuat, beliau pun datang ke berbagai tempat untuk mendapatkan pekerjaan yang upahnya nanti bisa dipakai untuk biaya perjalanan haji. Hingga akhirnya beliau sampai kepada salh seorang pemilik kawanan unta.
Tidak seperti zaman sekarng, di man seorang ulama akan dikenal karena wajahnya sering keluar masuk televisi dan media, sang pemilik unta ini tidak mengenal Imam Sufyan yang datang kepadanya. Lagi pula, ia pun bukan seorang penuntut ilmu agama, jadi ia tidak mengenali orang yang sedang dihadapainya.
Akhirnya Imam Sufyan Ats Tsauri menghadap sang pemilik unta dan berkata:
"Wahai saudara, bolehkah aku bekerja kepadamu menggembala unta? Yang penting aku bisa ikut kafilahmu pergi ke kota Mekkah."
Pemilik unta itu menjawab:
"Sesungguhnya pekerjaan menggembala sudah ada yang mengerjakannya (lowongan sudah penuh). Tapi jika kau bisa membuat roti, boleh saja."
Sebenarnya Imam Sufyan Ats Tsauri tidak punya kemampuan untuk membuat roti, tetapi karena keinginan keras beliau untuk berangkat haji, mulailah beliau berlatih membuat roti. Dan akhirnya beliau diizinkan berangkat bersama kafilah itu ke Mekkah.
Suatu ketika, roti yang dibuat beliau gosong dan tak bisa dimakan. Pemilik unta itu pun marah-marah hingga menempeleng Imam Sufyan Ats-Tsauri. Lihatlah, seorang imam dan ulama besar di zamannya ditempeleng oleh penggembala unta. Tapi apa reaksi beliau? Imam Sufyan Ats-Tsauri tidak lantas membuka identitasnya atau berkata: "Kau tak tahu siapa saya wahai penggembala unta?" Sama sekali tidak! Beliau hanya diam saja.
Sesampainya kafilah itu di Mekkah, orang-orang yang melihat kedatangan Imam Sufyan Ats Tsauri, berduyun-duyun mengerumuni beliau. Mereka mengelilingi Imam Sufyan Ats Tsauri untuk bertanya permasalahan agama.
Penggembala unta pun melihat penuh keheranan. Dia pun bertanya kepada orang-orang tentang siapakah gerangan orang tersebut, dan ia juga bercerita kalau dia pernah menempelengnya karena gosong membuat roti.
Orang-orang itu menjawab: "Kamu tidak tahu? Dia adalah Imam Sufyan Ats-Tsauri. Seluruh dunia tahu beliau adalah ulama besar di zaman ini."
Akhirnya penggembala ini menerobos barisan dan berkata kepada Imam Sufyan Ats-Tsauri:
"Wahai Imam, mengapa engkau tidak bilang bahwasanya engkau ini adalah Imam Sufyan Ats-Tsauri? Sungguh aku meminta maaf karena telah menempelengmu."
Alih-alih membalas dan mempermalukannya, Imam Sufyan Ats Tsauri justru menjawab:
"Tidak. Engkau telah berbuat benar. Orang yang telah menghanguskan roti pantas untuk ditempeleng." katanya sambil tersenyum.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih