Banyak orang -khususnya kaum muslimin- yang memiliki tanda hitam di dahi (jidat) atau keningnya, dan banyak yang bertanya-tanya: benarkah tanda hitam di jidat seorang muslim adalah tanda keshalehan yang diberikan oleh Allah swt?
Di sebagian masyarakat, memang ada persepsi yang mengaitkan antara keshalehan seseorang dengan tanda hitam di kening/dahi.
Di antara dalil yang biasa digunakan kelompok yang selalu memamerkan keimanan mereka lewat jidat hitamnya selalu mengutip ayat berikut ini:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Artinya:
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil"(QS. Al-Fath: 29)
Banyak orang yang salah paham dengan maksud ayat ini. Ada yang mengira bahwa dahi yang hitam karena sujud itulah yang dimaksudkan dengan ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’.
Jika kita membaca dengan benar isi ayat di atas justru menerangkan bahwa tanda keshalehan seseorang itu ada di wajahnya, bukan di jidatnya. Allah swt tidak menjelaskan lewat ayat di atas bahwa tanda keshalehan seseorang ada di jidatnya dengan tanda hitam
Berikut ini beberapa penafsiran para sahabat Rasulullah Saw terdahulu mengenai atsar al-sujud di wajah seorang muslim :
1. Ibnu Abbas tidak mengartikan jidat hitam adalah bekas sujud
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu serta Al-Hasan dan juga Az-Zuhri. Mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan bekas itu adalah warna putih bersinar yang nanti memancar di hari kiamat, bagi siapa yang saat di dunia ini banyak melakukan shalat. Jika yang dimaksud dengan tanda hitam itu adalah tanda hitam di kening maka tanda tersebut pasti akan hilang setelah tubuh dikubur.
Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan ‘tanda mereka…” adalah perilaku yang baik"
Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang kuat dari Mujahid bahwa yang dimaksudkan adalah kekhusyuan.
Juga diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Qatadah, beliau berkata, “Ciri mereka adalah shalat” (Tafsir Mukhtashar Shahih hal 546).
2. Ibnu Umar tidak mengartikan JIDAT HITAM adalah bekas sujud
Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut. Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698)
Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubra No 3699).
Alquran itu tidak dapat difahami kecuali dengan penjelasan hadits hadits nabi dan hadits hadits nabi juga tidak dapat difahami kecuali dengan penjelasan para ulama
Oleh karenanya dalam memahami maksud tanda sujud pada wajah seorang muslim harus merujuk pada ucapan para sahabat Seperti Ibnu Umar dan Ibnu Abbas di atas. Dengan demikian, kita berharap agar masyarakat tidak lagi tertipu dengan penampilan seseorang yang punya jidat hitam, sebab belum tentu tanda hitam pada jidat orang itu bukan tanda kesholehan yang di anugerahi allah Swt kepadanya
Berpakaian khas Arab, berjidat hitam atau pun berjenggot lebat tidak bisa menjadi patokan bahwa orang tersebut pasti berperilaku sesuai norma agama, agama tidak hanya sekedar dalam busana ataupun kulitnya
Rasulullah saw sendiri tidak mempunyai tanda hitam itu. Tidak ditemukan penjelasan tanda hitam di kening itu dimiliki nabi, baik dalam buku-buku sirah nabawiyah atau dalam kitab-kitab hadits.
Begitu para ulama yang jidatnya bersih tidak ada tanda hitamnya namun, ilmu mereka ilmu beliau sangat luas dan berakhlakul karimah.
KESIMPULAN: TANDA HITAM DI JIDAT ITU BUKAN TANDA BAGI KESHALEHAN SESEORANG, ALLAH MENJELASKAN BAHWA TANDA KESHALEHAN ITU TERLIHAT DI WAJAHNYA BUKAN DI JIDATNYA, HANYA ALLAH SWT YANG TAHU KADAR KETAKWAAN HAMBANYA
Di sebagian masyarakat, memang ada persepsi yang mengaitkan antara keshalehan seseorang dengan tanda hitam di kening/dahi.
Di antara dalil yang biasa digunakan kelompok yang selalu memamerkan keimanan mereka lewat jidat hitamnya selalu mengutip ayat berikut ini:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Artinya:
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil"(QS. Al-Fath: 29)
Banyak orang yang salah paham dengan maksud ayat ini. Ada yang mengira bahwa dahi yang hitam karena sujud itulah yang dimaksudkan dengan ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’.
Jika kita membaca dengan benar isi ayat di atas justru menerangkan bahwa tanda keshalehan seseorang itu ada di wajahnya, bukan di jidatnya. Allah swt tidak menjelaskan lewat ayat di atas bahwa tanda keshalehan seseorang ada di jidatnya dengan tanda hitam
Berikut ini beberapa penafsiran para sahabat Rasulullah Saw terdahulu mengenai atsar al-sujud di wajah seorang muslim :
1. Ibnu Abbas tidak mengartikan jidat hitam adalah bekas sujud
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu serta Al-Hasan dan juga Az-Zuhri. Mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan bekas itu adalah warna putih bersinar yang nanti memancar di hari kiamat, bagi siapa yang saat di dunia ini banyak melakukan shalat. Jika yang dimaksud dengan tanda hitam itu adalah tanda hitam di kening maka tanda tersebut pasti akan hilang setelah tubuh dikubur.
Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan ‘tanda mereka…” adalah perilaku yang baik"
Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang kuat dari Mujahid bahwa yang dimaksudkan adalah kekhusyuan.
Juga diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Qatadah, beliau berkata, “Ciri mereka adalah shalat” (Tafsir Mukhtashar Shahih hal 546).
2. Ibnu Umar tidak mengartikan JIDAT HITAM adalah bekas sujud
Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut. Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698)
Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubra No 3699).
Alquran itu tidak dapat difahami kecuali dengan penjelasan hadits hadits nabi dan hadits hadits nabi juga tidak dapat difahami kecuali dengan penjelasan para ulama
Oleh karenanya dalam memahami maksud tanda sujud pada wajah seorang muslim harus merujuk pada ucapan para sahabat Seperti Ibnu Umar dan Ibnu Abbas di atas. Dengan demikian, kita berharap agar masyarakat tidak lagi tertipu dengan penampilan seseorang yang punya jidat hitam, sebab belum tentu tanda hitam pada jidat orang itu bukan tanda kesholehan yang di anugerahi allah Swt kepadanya
Berpakaian khas Arab, berjidat hitam atau pun berjenggot lebat tidak bisa menjadi patokan bahwa orang tersebut pasti berperilaku sesuai norma agama, agama tidak hanya sekedar dalam busana ataupun kulitnya
Rasulullah saw sendiri tidak mempunyai tanda hitam itu. Tidak ditemukan penjelasan tanda hitam di kening itu dimiliki nabi, baik dalam buku-buku sirah nabawiyah atau dalam kitab-kitab hadits.
Begitu para ulama yang jidatnya bersih tidak ada tanda hitamnya namun, ilmu mereka ilmu beliau sangat luas dan berakhlakul karimah.
KESIMPULAN: TANDA HITAM DI JIDAT ITU BUKAN TANDA BAGI KESHALEHAN SESEORANG, ALLAH MENJELASKAN BAHWA TANDA KESHALEHAN ITU TERLIHAT DI WAJAHNYA BUKAN DI JIDATNYA, HANYA ALLAH SWT YANG TAHU KADAR KETAKWAAN HAMBANYA
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih