Alkisah, tersebutlah sepasang suami istri yang sudah cukup lama menikah. Hari-hari mereka lalui dengan bahagia hingga mereka dikaruniai beberapa orang keturunan.
Lalu saat mereka berada di zaman Blackberry dan Android serta segala macam sosial media lainnya yang canggih ini, pasangan suami istri tersebut membuat sebuah kesepakatan: sang suami meminta agar istrinya jangan pernah membuka ponsel miliknya, sedang sang istri meminta agar suami jangan pernah membuka laci meja hias di kamarnya.
Keduanya sepakat dan berjanji untuk memegang teguh kesepakatan tersebut. Akhirnya dengan kesepakatan tersebut, suami menjadi semakin leluasa untuk berasyik masyuk dengan selingkuhannya, ia menyimpan nomor selingkuhannya, berkirim pesan mesra, bertukar foto-foto, tanpa perlu khawatir istrinya akan membaca, melihat, apalagi mengganggunya. Intinya semuanya akan tampak normal-normal saja tanpa takut terendus.
Hari demi hari berjalan, bulan, tahun, hingga tibalah bilangan beberapa tahun. Kesepakatan itu pun mulai goyah, sang suami merasa tergoda untuk melihat isi laci lemari hias istrinya.
Ia pun diam-diam melihat isi laci tersebut, dan bukan main dia terkejut, ternyata isinya hanya 2 butir kacang hijau dan selembar uang Rp. 5000-an.
"Ya ampun, cuma ini yang tidak boleh aku ketahui selama 10 tahun ini" bisik sang suami dalam hati.
Sang suami datang menemui istrinya, ia meminta maaf karena telah melanggar kesepakatan dan secara diam-diam melihat isi laci istrinya. Istrinya pun memaafkan. Dalam usia keduanya yang sudah masuk kepala lima tersebut, sang suami menyatakan penasarannya dan bertanya kepada istrinya mengenai arti 2 butir kacang hijau dan selembar uang 5000 tersebut.
Sang istri berkata:
"Sayang, setelah aku bercerita, apakah kamu berjanji akan tetap sayang dan cinta kepadaku?,
"Pastilah sayangku, cinta dan kasihku kepadamu sampai mati memisahkan kita!". Ucap sang suami.
Sambil menarik nafas panjang dan berusaha mengatur kata-katanya, sang istri memulai ceritanya:
"Suamiku, aku minta maaf, sebenarnya aku ini wanita berdosa. Tanpa sepengetahuanmu aku selalu berselingkuh saat kau tidak berada di rumah. Aku merasa selingkuh itu menyenangkan, tapi aku juga merasa berdosa, karena itu agar aku selalu ingat, aku selalu meletakkan sebutir kacang hijau di dalam laci meja hiasku setiap kali aku berselingkuh".
Sang istri diam sejenak, sementara sang suami bergumam dalam hatinya.
"Oh begitu, tapi gak apa-apalah, dua butir kacang hijau berarti cuma dua kali selingkuh, sementara aku sudah puluhan kali berselingkuh dengan wanita lain".
Untuk menjaga suasana, suami pun memeluk istrinya sambil berkata:
"Istriku sayang, aku memaafkanmu atas perbuatan itu, aku tetap akan mencintaimu walau kau pernah selingkuh dua kali, cintaku tak akan pernah berkurang. Aku pun ingin mengakui bahwa aku juga sering berselingkuh, bahkan sudah puluhan kali!". Ujar suami seraya menyeka air mata istrinya.
"Lantas, bagaimana dengan uang Rp. 5000,- yang ada di laci itu? Apa artinya itu bagimu?". Tanya sang suami.
Tiba-tiba sang istri menangis kencang, ia berkata sambil tersedu-sedu:
"Suamiku, kau tau laci meja hiasku itu sangat kecil, jadi aku telah menjual 1 Kilogram kacang hijau yang aku kumpulkan dan laku seharga Rp. 5000,-,
Sang suami pun jatuh pingsan.
Lalu saat mereka berada di zaman Blackberry dan Android serta segala macam sosial media lainnya yang canggih ini, pasangan suami istri tersebut membuat sebuah kesepakatan: sang suami meminta agar istrinya jangan pernah membuka ponsel miliknya, sedang sang istri meminta agar suami jangan pernah membuka laci meja hias di kamarnya.
Keduanya sepakat dan berjanji untuk memegang teguh kesepakatan tersebut. Akhirnya dengan kesepakatan tersebut, suami menjadi semakin leluasa untuk berasyik masyuk dengan selingkuhannya, ia menyimpan nomor selingkuhannya, berkirim pesan mesra, bertukar foto-foto, tanpa perlu khawatir istrinya akan membaca, melihat, apalagi mengganggunya. Intinya semuanya akan tampak normal-normal saja tanpa takut terendus.
Hari demi hari berjalan, bulan, tahun, hingga tibalah bilangan beberapa tahun. Kesepakatan itu pun mulai goyah, sang suami merasa tergoda untuk melihat isi laci lemari hias istrinya.
Ia pun diam-diam melihat isi laci tersebut, dan bukan main dia terkejut, ternyata isinya hanya 2 butir kacang hijau dan selembar uang Rp. 5000-an.
"Ya ampun, cuma ini yang tidak boleh aku ketahui selama 10 tahun ini" bisik sang suami dalam hati.
Sang suami datang menemui istrinya, ia meminta maaf karena telah melanggar kesepakatan dan secara diam-diam melihat isi laci istrinya. Istrinya pun memaafkan. Dalam usia keduanya yang sudah masuk kepala lima tersebut, sang suami menyatakan penasarannya dan bertanya kepada istrinya mengenai arti 2 butir kacang hijau dan selembar uang 5000 tersebut.
Sang istri berkata:
"Sayang, setelah aku bercerita, apakah kamu berjanji akan tetap sayang dan cinta kepadaku?,
"Pastilah sayangku, cinta dan kasihku kepadamu sampai mati memisahkan kita!". Ucap sang suami.
Sambil menarik nafas panjang dan berusaha mengatur kata-katanya, sang istri memulai ceritanya:
"Suamiku, aku minta maaf, sebenarnya aku ini wanita berdosa. Tanpa sepengetahuanmu aku selalu berselingkuh saat kau tidak berada di rumah. Aku merasa selingkuh itu menyenangkan, tapi aku juga merasa berdosa, karena itu agar aku selalu ingat, aku selalu meletakkan sebutir kacang hijau di dalam laci meja hiasku setiap kali aku berselingkuh".
Sang istri diam sejenak, sementara sang suami bergumam dalam hatinya.
"Oh begitu, tapi gak apa-apalah, dua butir kacang hijau berarti cuma dua kali selingkuh, sementara aku sudah puluhan kali berselingkuh dengan wanita lain".
Untuk menjaga suasana, suami pun memeluk istrinya sambil berkata:
"Istriku sayang, aku memaafkanmu atas perbuatan itu, aku tetap akan mencintaimu walau kau pernah selingkuh dua kali, cintaku tak akan pernah berkurang. Aku pun ingin mengakui bahwa aku juga sering berselingkuh, bahkan sudah puluhan kali!". Ujar suami seraya menyeka air mata istrinya.
"Lantas, bagaimana dengan uang Rp. 5000,- yang ada di laci itu? Apa artinya itu bagimu?". Tanya sang suami.
Tiba-tiba sang istri menangis kencang, ia berkata sambil tersedu-sedu:
"Suamiku, kau tau laci meja hiasku itu sangat kecil, jadi aku telah menjual 1 Kilogram kacang hijau yang aku kumpulkan dan laku seharga Rp. 5000,-,
Sang suami pun jatuh pingsan.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih