Telur setengah matang banyak disukai banyak orang. Di beberapa warung makan tradisional, disediakan menu telur rebus setengah matang yang biasanya disantap dengan bumbu merica dan garam (atau kecap asin).
Dari jaman dahulu, telur rebus memang dianggap sebagai menu sehat untuk sarapan karena mengandung nutrisi penting seperti protein, riboflavin dan selenium. Pamor telur rebus, bahkan disebut sudah meningkat sejak jaman Romawi Kuno, di mana orang lebih memilih telur dibanding makanan lainnya.
Tapi banyak juga orang yang khawatir, karena disebutkan mengonsumsi telur setiap hari dapat menyebabkan kolesterol tinggi. Sebutir telur disebut mengandung 186 miligram kolesterol. Faktanya memang kuning telur mengandung komponen yang disebut lesitin, yang efektif terhadap sclerosis karena kompres kadar kolesterol. Namun tidak perlu khawatir untuk makan telur secara teratur, karena makanan ini menyediakan nutrisi penting untuk tubuh.
Kuning telur mengandung kolesterol yang dibutuhkan untuk perkembangan mental, sementara belerang mengandung asam amino dan asam lemak rantai panjang yang dibutuhkan untuk perkembangan otak. Di sisi lain, kuning telur banyak mengandung nutrisi termasuk bioflavonoid dan lemak otak seperti fosfatidil kolin dan sulfur.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, bagaimana memasak telur yang sehat. Apakah telur setengah matang bagus untuk kesehatan?
Sebagian ahli mengatakan bahwa mengkonsumsi telur telur setengah matang lebih baik dibandingkan telur goreng. Pasalnya telur setengah matang tidak ‘merusak’ nutrisi penting yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Dengan merebus telur dalam waktu singkat akan mematikan bakteri membandel di dalamnya. Telur setengah matang juga tidak memisahkan belerang biru-hijau seperti halnya telur rebus.
Telur setengah matang juga lebih rendah kalori dibanding resep telur lainnya, termasuk telur goreng dan telur dadar. Telur setengah matang hanya mengandung 78 kalori dan 5,3 gram lemak (1,6 gram di antaranya adalah lemak jenuh). Kalori ini cukup kurang dibandingkan dengan makanan lain. Sementara telur yang dimasak dalam minyak atau mentega bisa mengandung 90 kalori, 6.83 gram lemak (2 gram lemak jenuh).
Telur mengandung karbohidrat, vitamin dan mineral. Merebusnya setengah matang akan menjaga bahan penting itu tetap utuh. Makan sebutir telur setengah matang bisa menyediakan sekitar 74 mikrogram vitamin A, nutrisi yang sangat penting bagi kesehatan mata.
Sementara penelitian lain menunjukkan bahwa mengkonsumsi telur setengah matang justru sangat berbahaya bagi kesehatan. Ada beberapa alasan yang disebutkan mengapa mengkonsumsi telur setengah matang ataupun telur mentah itu berbahaya:
1. Mengandung Zat Avidin.
Zat Avidin dapat juga diartikan sebagai “albumin yang lapar”. Bagi embrio ayam berfungsi sebagai pembunuh bakteri perusak (toxic) dari luar, dan juga berfungsi sebagai pelindung unsur-unsur gizi lain di dalam telur. Buruknya Avidin adalah karena Avidin mampu mengikat biotin, sehingga dapat menghambat penyerapan vitamin dan mineral oleh tubuh.
Selain itu Zat Avidin juga dapat menyebabkan gejala kebotakan, dan penyakit dermatitis (Exsim kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi ). Jadi jika Ada yang makan telur terus gatal-gatal, ada kemungkinan telur yang di makan itu belum matang atau hanya setengah matang saja. Zat Avidin dalam telur dapat dihilangkan dengan cara memanaskan telur pada suhu 18 derajat Celsius selama 5 menit, kecuali untuk telur yang telah mengalami fermentasi, seperti telur “1.000 tahun” dari Cina, yang memerlukan waktu pemanasan 18 kali lebih lama.
2. Mengandung Bakteri (Terutama Bakteri Salmonela)
Salmonela adalah suatu bakteri yang dapat menimbulkan keracunan (Salmonella food poisoning), dapat menyebabkan tifus dan disentri, dengan gejala-gejala seperti mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, kedinginan, demam, dan diare. Bakteri ini dapat menyusup ke dalam telur sewaktu telur masih dalam “kandungan”, namun yang paling sering setelah dikeluarkan, terutama apabila kebersihan kandang dan lingkungan kurang diperhatikan.
Telur mentah atau telur setengah matang, yang biasanya terkandung dalam home-made mayonnaise, fla, beberapa dessert seperti chocolate mousse, tiramisu atau ice cream. Kandungan telor mentah pada makanan-makanan tersebut bisa menyebabkan ibu keracunan salmonella hingga sakit parah. Untuk menghindari terjadinya keracunan salmonela, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengharuskan melakukan pemanasan (pasteurisasi) minimal selama 3,5 menit pada suhu 56,7 derajat Celsius atau 6,2 menit pada suhu 55,5 derajat Celsius untuk putih telur, dan 6,2 menit pada suhu 60 derajat Celsius untuk telur utuh.
3. Mengandung Ovomucoid
Ovomucoid merupakan protein pada telur yang memiliki aktivitas antitripsin. Zat Ovomucoid dapat menyebabkan manifestasi kulit (urtikaria, gatal, merah, bengkak, papula, vesikula) dan manifestasi saluran pernapasan (batuk, wheezing). Agar Ovomucoid tidak sampai merugikan, sebaiknya tidak memberi bayi dan anak, terutama yang memiliki “bakat” alergi (intrinsic allergic potency) putih telur, apalagi dalam keadaan mentah. Langkah berikutnya adalah untuk membiasakan memakan telur yang telah matang.
Dengan pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit, sekitar 90% aktivitas ovomucoid dapat dihancurkan. Sedangkan pada pemanasan dengan suhu 90 derajat Celsius selama 15 menit, seluruh kekuatannya bakal hilang.
4. Mengandung Melamin
Melamin merupakan bahan yang biasa digunakan diantaranya untuk memproduksi plastik, pupuk, dan cat. Diduga, bahan tersebut masuk telur lewat pakan yang diberikan kepada ayam. Beberapa pakar kesehatan mengatakan, dengan kadar yang sangat kecil, melamin sebetulnya tidak menimbulkan potensi bahaya. Namun, dengan kadar sebanyak itu, unsur ini disebut-sebut mampu menimbulkan batu ginjal hingga gagal ginjal.
Pasalnya, hingga saat ini belum ditemukan cara untuk menetralisasi melamin dalam telur, maka langkah yang paling tepat guna menghindarinya adalah dengan tidak mengonsumsi telur yang mengandung melamin, baik yang sudah matang, setengah matang, apalagi mentah. Maka langkah bijaksana untuk menghindarinya lebih baik hanya mengonsumsi telur yang matang saja. Jadi perlu diingat, memakan telur mentah ada bahaya keracunan akibat baketri dan zat avidin di dalam telur mentah bisa mengikat biotin dengan gejala mengantuk, penurunan berat badan, insomnia, gangguan pada kulit serta nyeri pada ototnya. Hal ini disebabkan oleh terganggunya metabolisme dari zat makronutrien dalam tubuh.
Karena itu, ada yang menyarankan untuk menghindari memakan telur setengah matang, apalagi yang belum dimasak. Diusahakan agar telur yang hendak dimakan telah direbus mendidih selama paling sedikitnya tujuh menit.
Manakah yang benar?
Dari jaman dahulu, telur rebus memang dianggap sebagai menu sehat untuk sarapan karena mengandung nutrisi penting seperti protein, riboflavin dan selenium. Pamor telur rebus, bahkan disebut sudah meningkat sejak jaman Romawi Kuno, di mana orang lebih memilih telur dibanding makanan lainnya.
Tapi banyak juga orang yang khawatir, karena disebutkan mengonsumsi telur setiap hari dapat menyebabkan kolesterol tinggi. Sebutir telur disebut mengandung 186 miligram kolesterol. Faktanya memang kuning telur mengandung komponen yang disebut lesitin, yang efektif terhadap sclerosis karena kompres kadar kolesterol. Namun tidak perlu khawatir untuk makan telur secara teratur, karena makanan ini menyediakan nutrisi penting untuk tubuh.
Kuning telur mengandung kolesterol yang dibutuhkan untuk perkembangan mental, sementara belerang mengandung asam amino dan asam lemak rantai panjang yang dibutuhkan untuk perkembangan otak. Di sisi lain, kuning telur banyak mengandung nutrisi termasuk bioflavonoid dan lemak otak seperti fosfatidil kolin dan sulfur.
Sebagian ahli mengatakan bahwa mengkonsumsi telur telur setengah matang lebih baik dibandingkan telur goreng. Pasalnya telur setengah matang tidak ‘merusak’ nutrisi penting yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Dengan merebus telur dalam waktu singkat akan mematikan bakteri membandel di dalamnya. Telur setengah matang juga tidak memisahkan belerang biru-hijau seperti halnya telur rebus.
Telur setengah matang juga lebih rendah kalori dibanding resep telur lainnya, termasuk telur goreng dan telur dadar. Telur setengah matang hanya mengandung 78 kalori dan 5,3 gram lemak (1,6 gram di antaranya adalah lemak jenuh). Kalori ini cukup kurang dibandingkan dengan makanan lain. Sementara telur yang dimasak dalam minyak atau mentega bisa mengandung 90 kalori, 6.83 gram lemak (2 gram lemak jenuh).
Telur mengandung karbohidrat, vitamin dan mineral. Merebusnya setengah matang akan menjaga bahan penting itu tetap utuh. Makan sebutir telur setengah matang bisa menyediakan sekitar 74 mikrogram vitamin A, nutrisi yang sangat penting bagi kesehatan mata.
Sementara penelitian lain menunjukkan bahwa mengkonsumsi telur setengah matang justru sangat berbahaya bagi kesehatan. Ada beberapa alasan yang disebutkan mengapa mengkonsumsi telur setengah matang ataupun telur mentah itu berbahaya:
1. Mengandung Zat Avidin.
Zat Avidin dapat juga diartikan sebagai “albumin yang lapar”. Bagi embrio ayam berfungsi sebagai pembunuh bakteri perusak (toxic) dari luar, dan juga berfungsi sebagai pelindung unsur-unsur gizi lain di dalam telur. Buruknya Avidin adalah karena Avidin mampu mengikat biotin, sehingga dapat menghambat penyerapan vitamin dan mineral oleh tubuh.
Selain itu Zat Avidin juga dapat menyebabkan gejala kebotakan, dan penyakit dermatitis (Exsim kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi ). Jadi jika Ada yang makan telur terus gatal-gatal, ada kemungkinan telur yang di makan itu belum matang atau hanya setengah matang saja. Zat Avidin dalam telur dapat dihilangkan dengan cara memanaskan telur pada suhu 18 derajat Celsius selama 5 menit, kecuali untuk telur yang telah mengalami fermentasi, seperti telur “1.000 tahun” dari Cina, yang memerlukan waktu pemanasan 18 kali lebih lama.
2. Mengandung Bakteri (Terutama Bakteri Salmonela)
Salmonela adalah suatu bakteri yang dapat menimbulkan keracunan (Salmonella food poisoning), dapat menyebabkan tifus dan disentri, dengan gejala-gejala seperti mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, kedinginan, demam, dan diare. Bakteri ini dapat menyusup ke dalam telur sewaktu telur masih dalam “kandungan”, namun yang paling sering setelah dikeluarkan, terutama apabila kebersihan kandang dan lingkungan kurang diperhatikan.
Telur mentah atau telur setengah matang, yang biasanya terkandung dalam home-made mayonnaise, fla, beberapa dessert seperti chocolate mousse, tiramisu atau ice cream. Kandungan telor mentah pada makanan-makanan tersebut bisa menyebabkan ibu keracunan salmonella hingga sakit parah. Untuk menghindari terjadinya keracunan salmonela, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengharuskan melakukan pemanasan (pasteurisasi) minimal selama 3,5 menit pada suhu 56,7 derajat Celsius atau 6,2 menit pada suhu 55,5 derajat Celsius untuk putih telur, dan 6,2 menit pada suhu 60 derajat Celsius untuk telur utuh.
3. Mengandung Ovomucoid
Ovomucoid merupakan protein pada telur yang memiliki aktivitas antitripsin. Zat Ovomucoid dapat menyebabkan manifestasi kulit (urtikaria, gatal, merah, bengkak, papula, vesikula) dan manifestasi saluran pernapasan (batuk, wheezing). Agar Ovomucoid tidak sampai merugikan, sebaiknya tidak memberi bayi dan anak, terutama yang memiliki “bakat” alergi (intrinsic allergic potency) putih telur, apalagi dalam keadaan mentah. Langkah berikutnya adalah untuk membiasakan memakan telur yang telah matang.
Dengan pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit, sekitar 90% aktivitas ovomucoid dapat dihancurkan. Sedangkan pada pemanasan dengan suhu 90 derajat Celsius selama 15 menit, seluruh kekuatannya bakal hilang.
4. Mengandung Melamin
Melamin merupakan bahan yang biasa digunakan diantaranya untuk memproduksi plastik, pupuk, dan cat. Diduga, bahan tersebut masuk telur lewat pakan yang diberikan kepada ayam. Beberapa pakar kesehatan mengatakan, dengan kadar yang sangat kecil, melamin sebetulnya tidak menimbulkan potensi bahaya. Namun, dengan kadar sebanyak itu, unsur ini disebut-sebut mampu menimbulkan batu ginjal hingga gagal ginjal.
Pasalnya, hingga saat ini belum ditemukan cara untuk menetralisasi melamin dalam telur, maka langkah yang paling tepat guna menghindarinya adalah dengan tidak mengonsumsi telur yang mengandung melamin, baik yang sudah matang, setengah matang, apalagi mentah. Maka langkah bijaksana untuk menghindarinya lebih baik hanya mengonsumsi telur yang matang saja. Jadi perlu diingat, memakan telur mentah ada bahaya keracunan akibat baketri dan zat avidin di dalam telur mentah bisa mengikat biotin dengan gejala mengantuk, penurunan berat badan, insomnia, gangguan pada kulit serta nyeri pada ototnya. Hal ini disebabkan oleh terganggunya metabolisme dari zat makronutrien dalam tubuh.
Karena itu, ada yang menyarankan untuk menghindari memakan telur setengah matang, apalagi yang belum dimasak. Diusahakan agar telur yang hendak dimakan telah direbus mendidih selama paling sedikitnya tujuh menit.
Manakah yang benar?
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih