Yang paling mengherankan, 'pembunuhan' orangtua ini dilakukan oleh keluarganya sendiri (anak-anak dan kerabatnya). Praktik ini dilakukan dengan beberapa alasan, kebanyakan adalah karena para anak menganggap orangtua mereka yang sudah renta sebagai beban!!! Dan mereka menganggap hal ini bukan suatu kejahatan!
Tradisi ini bernama Thalaikootal (தலைக்கூத்தல்). Secara linguistik, thalaikootal berarti 'siraman' atau 'mandi'. Disebut demikian, sebab pembunuhan dalam tradisi ini biasanya dilakukan dengan proses mandi.
Dikutip dari Wikipedia, dalam proses ini, biasanya orang tua akan diberi sejenis minyak mandi yang banyak di pagi hari, kemudian diberi minum air tertentu (dari air kelapa) yang akan mengakibatkannya gagal ginjal, demam tinggi, hingga akhirnya orangtua tersebut meninggal dunia dalam satu atau dua hari kemudian.
Teknik lain adalah dengan melibatkan pijat khusus pada bagian kepala dengan air dingin yang dapat menurunkan suhu tubuh hingga kemudian terjadi gagal jantung. Metode alternatif lainnya adalah dengan memasukkan susu sapi ke yang cukup banyak ke lubang hidung hingga menyebabkan kesulitan bernapas (biasa juga disebut 'milk therapy' atau terapi susu). Atau cara yang lebih ekstrim adalah dengan pemberian racun! Demikian seperti dikutip dari Los Angeles Times.
Saat ini, thalaikoothal sudah dinyatakan sebagai praktek ilegal di India. Kendati demikian, sebagian masyarakat tetap saja melakukannya, sebab hal ini sudah menjadi budaya turun temurun dan diterima secara sosial oleh masyarakat setempat. Sangat jarang ada pengaduan ke polisi ketika terjadi praktek ini.
Ada yang mengklaim bahwa pembunuhan ini tergolong pada euthanasia sukarela (involuntary euthanasia). Dalam beberapa kasus, keluarga akan memberitahu terlebih dahulu kepada 'korban' (orangtua mereka yang akan dieksekusi) sebelum dilakukan proses ini. Bahkan, terkadang korban pula yang memintanya.
Namun menurut penelitian, 'pembunuhan atas nama kasih sayang' (mercy killing) ini sebenarnya hanyalah dalih untuk melegalkan praktik mengerikan ini, Kebanyakan keluarga menganggap bahwa orangtua yang sudah jompo adalah beban bagi keluarga di tengah himpitan ekonomi yang sulit, maka pilihan ekstrim ini pun dilakukan.
Pada tahun 2010, pernah terjadi seorang masih pria berusia 80 tahun melarikan diri ketika ia mengetahui bahwa keluarganya telah bermusyawarah untuk men-thalaikootal dirinya. Ia pun lari dan berlindung di rumah seorang kerabat.
Peristiwa ini pun diekspos menjadi berita besar di Virudhunagar, sehingga petuga kepolisian membentuk tim khusus guna mengawasi dan mengamankan para warga senior yang ada di sana.
Praktek ini tidak terbatas pada kasta atau komunitas tertentu. "Masyarakat miskin melakukannya , apapun kasta mereka" kata Chandra Devi, Petugas Dinas Kesejahteraan setempat. Ia menuturkan bahwa sebagian besar penduduk di sana adalah buruh tani musiman, gembala ternak atau pekerja migran di pabrik-pabrik kecil di pusat industri di dekat Sivakasi. Kehidupan mereka yang tidak menetap membuat mereka hampir tidak mungkin untuk tinggal di rumah untuk merawat orang tua mereka .
"Membunuh memang solusi brutal untuk mengatasi beban keuangan, tetapi masyarakat mengatakan mereka tidak punya pilihan lain. Ini tidak berarti bahwa mereka tidak mencintai orang tua mereka (It does not mean that they do not love their parents)" kata Chellathorai, seorang pejabat di Desa Panchayat, sebagaiman dikutip dari Tehelka Magazine.
Tapi apapun alasannya, bagaimana menurut anda, apakah perbuatan tersebut tergolong manusiawi...???!!!
Sumber:
- Wikipedia [http://en.wikipedia.org/wiki/Thalaikoothal]
- Los Angeles Times [https://www.latimes.com/world/la-xpm-2013-jan-15-la-fg-india-mercy-killings-20130116-story.html]
- Munit Vikram [http://munitvikram.blogspot.com/2010/11/thalaikoothal-ritual-to-murder-your.html]
- Tehelka Magazine Vol 7, Issue 46, November 20, 2010 [http://archive.tehelka.com/story_main47.asp?filename=Ne201110Maariyamma.asp]
- http://www.wunrn.org/news/2010/11_10/11_29_10/112910_india.htm
-
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih