Imam Abu Hanifah rahimahullah merupakan salah seorang ulama besar yang pernah merasakan hidup dalam dua dinasti Islam, yaitu dinasti Umayyah dan Abbasiyyah
Selain itu, beliau juga merupakan salah seorang ulama yang menjadi teladan bagaimana seseorang harus bersabar dalam menghadapi cobaan dunia. Imam Abu Hanifah pernah dipenjara oleh Khalifah Abu Ja'far al-Manshur karena menolak untuk diangkat menjadi hakim, hingga akhirnya beliau wafat di penjara tersebut pada bulan Rajab tahun 150 Hijriyah.
Tentang latar belakang lebih lanjut mengenai mengapa beliau menolak menjadi hakim, dan mengapa beliau dipenjara karena penolakan tersebut, akan kita bahas di kesempatan lain. Dalam postingan ini, akan kita renungi sebuah penggalan kata-kata sang Imam yang sangat menggugah nurani kita.
Syahdan, ketika Imam Abu Hanifah diseret ke penjara, beliau dicambuk dengan dahsyat oleh kaki tangan Khalifah. Salah seorang di antaranya adalah Abu Hubairah, sang Gubernur Irak.
Ketika beliau dicambuk, beliau berkata kepada orang yang mencambuknya:
“Aku bisa saja membalas melukai kamu sekarang sebagaimana engkau telah melukai aku, tetapi aku tidak akan melakukannya. Atau dalam doaku, aku dapat saja mengadu kepada Tuhan tentang penyiksaanmu terhadapku, tetapi aku akan menahan diri. Pada hari Pembalasan nanti aku dapat meminta pembalasan Tuhan atas perbuatanmu, tetapi seandainya hari itu ada sekarang, dan seandainya doaku dijawab Tuhan, aku ingin masuk surga bersamamu.”
Subhanallah...
Demikianlah kesucian hati seorang ulama. Semoga kita mendapatkan keteguhan iman dan kesucian jiwa seperti para pendahulu kita ini. Amin ya Rabbal Alamin...
Selain itu, beliau juga merupakan salah seorang ulama yang menjadi teladan bagaimana seseorang harus bersabar dalam menghadapi cobaan dunia. Imam Abu Hanifah pernah dipenjara oleh Khalifah Abu Ja'far al-Manshur karena menolak untuk diangkat menjadi hakim, hingga akhirnya beliau wafat di penjara tersebut pada bulan Rajab tahun 150 Hijriyah.
Tentang latar belakang lebih lanjut mengenai mengapa beliau menolak menjadi hakim, dan mengapa beliau dipenjara karena penolakan tersebut, akan kita bahas di kesempatan lain. Dalam postingan ini, akan kita renungi sebuah penggalan kata-kata sang Imam yang sangat menggugah nurani kita.
Syahdan, ketika Imam Abu Hanifah diseret ke penjara, beliau dicambuk dengan dahsyat oleh kaki tangan Khalifah. Salah seorang di antaranya adalah Abu Hubairah, sang Gubernur Irak.
Ketika beliau dicambuk, beliau berkata kepada orang yang mencambuknya:
“Aku bisa saja membalas melukai kamu sekarang sebagaimana engkau telah melukai aku, tetapi aku tidak akan melakukannya. Atau dalam doaku, aku dapat saja mengadu kepada Tuhan tentang penyiksaanmu terhadapku, tetapi aku akan menahan diri. Pada hari Pembalasan nanti aku dapat meminta pembalasan Tuhan atas perbuatanmu, tetapi seandainya hari itu ada sekarang, dan seandainya doaku dijawab Tuhan, aku ingin masuk surga bersamamu.”
Subhanallah...
Demikianlah kesucian hati seorang ulama. Semoga kita mendapatkan keteguhan iman dan kesucian jiwa seperti para pendahulu kita ini. Amin ya Rabbal Alamin...
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih