Seseorang yang mendakwa dirinya Sultan Melaka berhasil mendapat pengakuan dari Mahkamah Agung Internasional (ICJ) mengenai tuntutannya sebagai raja di negeri Melaka.
Pria yang menggelari dirinya itu sebagai Duli Yang Maha Mulia Tuanku Raja Noor Jan Shah Ibni Almarhum Yam Raja Tuah itu menunjukkan sebuah surat dari Mahkamah Agung tersebut di laman Facebooknya.
Dalam statusnya di jejaring sosial itu, ia menulis:
”Adalah dengan ini, Beta DYMM Tuanku Raja Noor Jan Shah Ibni Almarhum Yam Raja Tuah Shah bersyukur ke hadrat ilahi kerana dengan izinnya beta telah berjaya mendapat pengiktirafan dari Mahkamah Agong Antarabangsa tentang tuntutan Beta sebagai Sultan Melaka”
Menurutnya, beliau akan mengadakan jumpa pers istimewa untuk mengumukan pengkuan tersebut kepada khalayak umum dalam waktu yang tidak lama lagi.
Adapun salinan surat keputusan dari Mahkamah Internasional tersebut (lihat gambar di bawah) itu diterima pada 25 Desember lalu.
Seperti diketahui, beberapa tahun lalu, Raja Noor Jan telah menggemparkan Malaysia karena menuntut pengakuan dirinya sebagai Sultan di negeri Hang Tuah (Melaka) itu, sebab ia mengklaim dirinya merupakan keturunan Sultan di negeri itu yang sah berdasarkan silsilan Raja yang dimilikinya.
Selama ini, Raja Noor Jan menetap di Gombak, ia dan pengikut-pengikutnya juga telah ‘mendapatkan kembali' beberapa peralatan kebesaran kerajaan Melaka, termasuk Keris Taming Sari melalui sebuah upacara di pesisir Sungai Melaka.
Kendati demikian, pemerintah Malaysia tidak mengakui dakwaan Raja Noor, sebab silsilan keturunan yang didakwankanya itu sudah terputus kira-kira 600 tahun lalu dan sukar dibuktikan kesahihannya.
Menurut sejarah, Melaka pada zaman dahulu merupakan Imperium Kerajaan Melayu, tetapi kesinambungannya terputus setelah ditaklukkan oleh penjajah.
Hingga kini, Melaka merupakan salah satu di antara beberapa Negara Bagian di Malaysia yang tidak berbentuk kesultanan. Melaka hingga saat ini dipimpin oleh seorang Yang Dipertua Negeri Melaka (YPNM), yang sekarang dijabat oleh Tan Sri Khalil Yaakob. --Malaysia Gazette--
Pria yang menggelari dirinya itu sebagai Duli Yang Maha Mulia Tuanku Raja Noor Jan Shah Ibni Almarhum Yam Raja Tuah itu menunjukkan sebuah surat dari Mahkamah Agung tersebut di laman Facebooknya.
Dalam statusnya di jejaring sosial itu, ia menulis:
”Adalah dengan ini, Beta DYMM Tuanku Raja Noor Jan Shah Ibni Almarhum Yam Raja Tuah Shah bersyukur ke hadrat ilahi kerana dengan izinnya beta telah berjaya mendapat pengiktirafan dari Mahkamah Agong Antarabangsa tentang tuntutan Beta sebagai Sultan Melaka”
Menurutnya, beliau akan mengadakan jumpa pers istimewa untuk mengumukan pengkuan tersebut kepada khalayak umum dalam waktu yang tidak lama lagi.
Adapun salinan surat keputusan dari Mahkamah Internasional tersebut (lihat gambar di bawah) itu diterima pada 25 Desember lalu.
Seperti diketahui, beberapa tahun lalu, Raja Noor Jan telah menggemparkan Malaysia karena menuntut pengakuan dirinya sebagai Sultan di negeri Hang Tuah (Melaka) itu, sebab ia mengklaim dirinya merupakan keturunan Sultan di negeri itu yang sah berdasarkan silsilan Raja yang dimilikinya.
Selama ini, Raja Noor Jan menetap di Gombak, ia dan pengikut-pengikutnya juga telah ‘mendapatkan kembali' beberapa peralatan kebesaran kerajaan Melaka, termasuk Keris Taming Sari melalui sebuah upacara di pesisir Sungai Melaka.
Kendati demikian, pemerintah Malaysia tidak mengakui dakwaan Raja Noor, sebab silsilan keturunan yang didakwankanya itu sudah terputus kira-kira 600 tahun lalu dan sukar dibuktikan kesahihannya.
Menurut sejarah, Melaka pada zaman dahulu merupakan Imperium Kerajaan Melayu, tetapi kesinambungannya terputus setelah ditaklukkan oleh penjajah.
Hingga kini, Melaka merupakan salah satu di antara beberapa Negara Bagian di Malaysia yang tidak berbentuk kesultanan. Melaka hingga saat ini dipimpin oleh seorang Yang Dipertua Negeri Melaka (YPNM), yang sekarang dijabat oleh Tan Sri Khalil Yaakob. --Malaysia Gazette--
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih