Kitab suci al-Qur'an menyimpan selaksa rahasia ilmu tak terhingga yang sangat mengagumkan. Berbagai disiplin ilmu lahir dari firman Allah SWT ini dan senantiasa terus digali manusia hingga hari ini.
Dari sekian banyak khazanah tersebut, salah satu aspek yang menarik darinya adalah tentang bagaimana penulisan (resam/rasam) mushaf al-Qur'an itu sendiri.
Dalam Mushaf Utsmani, terdapat beberapa penulisan yang tidak bersesuaian dengan kaidah penulisan bahasa Arab, namun di balik itu ternyata menyimpan rahasia yang amat mengagumkan, terutama yang berkaitan dengan perbedaan qira'at. Berikut beberapa di antaranya:
Dari sekian banyak khazanah tersebut, salah satu aspek yang menarik darinya adalah tentang bagaimana penulisan (resam/rasam) mushaf al-Qur'an itu sendiri.
Dalam Mushaf Utsmani, terdapat beberapa penulisan yang tidak bersesuaian dengan kaidah penulisan bahasa Arab, namun di balik itu ternyata menyimpan rahasia yang amat mengagumkan, terutama yang berkaitan dengan perbedaan qira'at. Berikut beberapa di antaranya:
Surah al-Baqarah ayat: 9
Dalam ayat ini, terdapat kata 'يخدعون ' (dalam bentuk sighat fi'il mazid), namun tanpa penambahan huruf alif seperti dalam kaidah ilmu sharaf. Kata ini terulang dua kali dalam ayat yang sama, yang mana Imam Hafsh membaca yang pertama dengan 'yukhâdi'ûna', sedangkan yang kedua dengan 'yakhda'ûna'.
Rahasianya: Hal ini dikarenakan Imam Warasy dan Qalun membaca يخدعون yang kedua dengan 'yukhâdi'ûna'.
Surah Yusuf ayat: 64
Dalam ayat tersebut, terdapat kata حقظا (hâfizhan) dalam bentuk sighat fa'il, namun tidak menggunakan alif sebagaimana mestinya.
Rahasianya: Dalam bacaan Syu'bah, kata ini dibaca dengan hifzha dalam bentuk sighat mashdar.
Surah Al-Isra' ayat: 76
Dalam ayat ini, terdapat kata 'khilâfaka' yang ditulis tanpa alif sebagaimana dalam kaidah Bahasa Arab lazimnya (lihat gambar di bawah).
Rahasianya: hal ini karena dalam riwayat Imam Syu'bah, kata tersebut dibaca 'khalfaka'.
Surah al-Kahfi ayat: 38
Dalam ayat ini, terdapat kata لكنا (lakinna) dengan penambahan alif di akhir kata, namun tidak dibaca madd.
Rahasianya: Dalam qira'at Ibn Amir, kata ini لكنا (lakinna) dibaca panjang (madd).
Surah al-Anbiya' ayat 112:
Dalam ayat ini, terdapat kata 'qâla' (dalam sighat fi'il madhi), namun ditulis tanpa alif, sehingga terkesan dibaca 'qul' (dalam sighat fi'il amar) jika tanpa baris.
Rahasianya: Dalam Qira'at beberapa orang Imam, kata ini memang dibaca 'Qul'.
Surah Hud ayat: 68
Dalam ayat ini terdapat kata 'tsamûda', yang mana meskipun tertulis alif di belakang kata tersebut, namun dalam Qira'at Imam Hafsh tetap dibaca penduk tanpa madd.
Rasasianya: Dalam bacaan Imam Syu'bah, kata 'tsamûda' ini dibaca dengan tanwin (tsamûdan) sehingga diperlukan adanya huruf alif. Demikian halnya dengan kata 'tsamûda' dalam ayat-ayat yang lain.
Surah al-Mu'minun ayat: 14
Dalam ayat ini, terdapat kata عظم (izhâm) dengan madd, tapi tanpa penambahan alif setelah huruf zha'.
Rahasianya: Dalam qira'at Imam Syu'bah, beliau membaca kata ini dengan 'azhm yang memang tanpa alif. Kata izhâm dan azhm sama-sama memiliki arti: tulang.
Surah al-Syu'ara' ayat: 197
Dalam ayat ini, ada kata 'ulamâ'u' yang ditulis dengan resam yang menyimpang dari kaidah bahasa Arab pada lazimnya, yang mana huruf hamzah ditulis di atas huruf waw, bukan setelah alif (علماء).
Rahasianya: Dalam hal ini, Imam Hamzah dan Hisyam membaca kata ini tanpa hamzah apabila waqaf (berhenti), tapi hanya waw mati dengan madd sebanyak 2,4 atau 6 harakat.
Dalam ayat ini, terdapat kata لكنا (lakinna) dengan penambahan alif di akhir kata, namun tidak dibaca madd.
Rahasianya: Dalam qira'at Ibn Amir, kata ini لكنا (lakinna) dibaca panjang (madd).
Surah al-Anbiya' ayat 112:
Dalam ayat ini, terdapat kata 'qâla' (dalam sighat fi'il madhi), namun ditulis tanpa alif, sehingga terkesan dibaca 'qul' (dalam sighat fi'il amar) jika tanpa baris.
Rahasianya: Dalam Qira'at beberapa orang Imam, kata ini memang dibaca 'Qul'.
Surah Hud ayat: 68
Dalam ayat ini terdapat kata 'tsamûda', yang mana meskipun tertulis alif di belakang kata tersebut, namun dalam Qira'at Imam Hafsh tetap dibaca penduk tanpa madd.
Rasasianya: Dalam bacaan Imam Syu'bah, kata 'tsamûda' ini dibaca dengan tanwin (tsamûdan) sehingga diperlukan adanya huruf alif. Demikian halnya dengan kata 'tsamûda' dalam ayat-ayat yang lain.
Surah al-Mu'minun ayat: 14
Dalam ayat ini, terdapat kata عظم (izhâm) dengan madd, tapi tanpa penambahan alif setelah huruf zha'.
Rahasianya: Dalam qira'at Imam Syu'bah, beliau membaca kata ini dengan 'azhm yang memang tanpa alif. Kata izhâm dan azhm sama-sama memiliki arti: tulang.
Surah al-Syu'ara' ayat: 197
Dalam ayat ini, ada kata 'ulamâ'u' yang ditulis dengan resam yang menyimpang dari kaidah bahasa Arab pada lazimnya, yang mana huruf hamzah ditulis di atas huruf waw, bukan setelah alif (علماء).
Rahasianya: Dalam hal ini, Imam Hamzah dan Hisyam membaca kata ini tanpa hamzah apabila waqaf (berhenti), tapi hanya waw mati dengan madd sebanyak 2,4 atau 6 harakat.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih