Anda pekerja kantoran? Pernahkah anda ditegur oleh bos atau pimpinan anda karena meja kerja anda yang berantakan...? Atau diomelin istri karena meja kerja di rumah penuh barang berserakan?
Nah, sekarang anda punya jawaban jitu jika dimarahi bos atau istri. Sebuah penelitian ilmiah di University of Minnesota, Minneapolis, Amerika Serikat, menyatakan bahwa meja kerja berantakan sangat bermanfaat dan akan membuat pemiliknya jadi lebih kreatif. Singkatnya, orang dengan meja kerja berantakan biasanya merupakan pribadi tipe kratif! Hebat...!!!
Seperti dilansir oleh The Telegraph, bekerja di sebuah meja berantakan benar-benar dapat membantu anda berpikir lebih kreatif. Para ilmuwan menemukan bahwa seseorang yang dikelilingi oleh kekacauan dapat membuatnya berpikir kreatif dan merangsang ide-ide baru. Sebaliknya, bekerja di meja bersih dan rapi hanya sekedar menunjukkan seseorang yang suka pola makan sehat, murah hati dan konvensional.
Studi baru ini dilakukan oleh ilmuwan psikologi, Profesor Kathleen Vohs dan rekan-rekannya sesama peneliti di University of Minnesota, Minneapolis. Amerika Serikat.
Mereka memetakan perilaku orang yang bekerja di meja berantakan dan bersih dengan serangkaian percobaan.
Profesor Vohs mengatakan: "Berada di kamar yang berantakan menyebabkan suatu perusahaan, industri, atau masyarakat lebih memiliki kreativitas".
Namun diakuina juga, bahwa kerapian itu bukanlah sesuatu yang buruk.
"Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa pengaturan yang bersih memang mendorong orang untuk melakukan hal-hal yang baik, seperti tidak terlibat dalam kejahatan, tidak membuang sampah sembarangan, dan lebih murah hati". Ujar sang profesor.
"Kami menemukan, bahwa Anda sebenarnya bisa mendapatkan hasil yang benar-benar berharga dari siatuasi yang penuh berantakan."
Pada bagian pertama dari beberapa percobaan, peserta diminta untuk mengisi kuesioner di kantor.
Beberapa menyelesaikan tugas di kantor bersih dan tertib, sementara yang lain melakukannya dalam satu berantakan di mana makalah yang bertebaran dan perlengkapan kantor yang berantakan.
Temuan terbaru ini diterbitkan dalam jurnal Psychological Science.
Sumber: The Telegraph.
Nah, sekarang anda punya jawaban jitu jika dimarahi bos atau istri. Sebuah penelitian ilmiah di University of Minnesota, Minneapolis, Amerika Serikat, menyatakan bahwa meja kerja berantakan sangat bermanfaat dan akan membuat pemiliknya jadi lebih kreatif. Singkatnya, orang dengan meja kerja berantakan biasanya merupakan pribadi tipe kratif! Hebat...!!!
Seperti dilansir oleh The Telegraph, bekerja di sebuah meja berantakan benar-benar dapat membantu anda berpikir lebih kreatif. Para ilmuwan menemukan bahwa seseorang yang dikelilingi oleh kekacauan dapat membuatnya berpikir kreatif dan merangsang ide-ide baru. Sebaliknya, bekerja di meja bersih dan rapi hanya sekedar menunjukkan seseorang yang suka pola makan sehat, murah hati dan konvensional.
Studi baru ini dilakukan oleh ilmuwan psikologi, Profesor Kathleen Vohs dan rekan-rekannya sesama peneliti di University of Minnesota, Minneapolis. Amerika Serikat.
Mereka memetakan perilaku orang yang bekerja di meja berantakan dan bersih dengan serangkaian percobaan.
Profesor Vohs mengatakan: "Berada di kamar yang berantakan menyebabkan suatu perusahaan, industri, atau masyarakat lebih memiliki kreativitas".
Namun diakuina juga, bahwa kerapian itu bukanlah sesuatu yang buruk.
"Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa pengaturan yang bersih memang mendorong orang untuk melakukan hal-hal yang baik, seperti tidak terlibat dalam kejahatan, tidak membuang sampah sembarangan, dan lebih murah hati". Ujar sang profesor.
"Kami menemukan, bahwa Anda sebenarnya bisa mendapatkan hasil yang benar-benar berharga dari siatuasi yang penuh berantakan."
Pada bagian pertama dari beberapa percobaan, peserta diminta untuk mengisi kuesioner di kantor.
Beberapa menyelesaikan tugas di kantor bersih dan tertib, sementara yang lain melakukannya dalam satu berantakan di mana makalah yang bertebaran dan perlengkapan kantor yang berantakan.
Temuan terbaru ini diterbitkan dalam jurnal Psychological Science.
Sumber: The Telegraph.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih