Kedudukan sholat dalam agama merupakan rukun utama sehingga disebut sebagai tiang agama. Sholat adalah pembeda antara seorang muslim dan kafir.
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah pernah mengatakan: “Wahai, anak manusia. Shalat adalah perkara yang dapat menghalangimu dari maksiat dan kemungkaran. Jika shalat tidak menghalangimu dari kemaksiatan dan kemungkaran, maka hakikatnya engkau belum shalat”.
Dalam kesempatan lain, Rasulullah saw juga bersabda: “Barang siapa yang memelihara Shalat, maka Shalat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara Shalat, maka sesungguhnya Shalat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya.” (Tabyinul Mahaarim).
Kemudian Rasulullah saw juga bersabda bahwa: “10 orang Shalatnya tidak diterima oleh Allah swt, di antaranya:
1. Orang lelaki yang Shalat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan Shalat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4. Orang lelaki yang melarikan diri.
5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mau meninggalkannya (taubat).
6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Orang perempuan yang mengerjakan Shalat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9. Orang-orang yang suka makan riba’.
10. Orang yang Shalatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.”
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: “Barang siapa yang Shalatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya Shalatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah swt dan jauh dari Allah.”
Hassan r.a berkata: “Kalau Shalat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan Shalat. Dan pada hari kiamat nanti Shalatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk.”
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah pernah mengatakan: “Wahai, anak manusia. Shalat adalah perkara yang dapat menghalangimu dari maksiat dan kemungkaran. Jika shalat tidak menghalangimu dari kemaksiatan dan kemungkaran, maka hakikatnya engkau belum shalat”.
Dalam kesempatan lain, Rasulullah saw juga bersabda: “Barang siapa yang memelihara Shalat, maka Shalat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara Shalat, maka sesungguhnya Shalat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya.” (Tabyinul Mahaarim).
Kemudian Rasulullah saw juga bersabda bahwa: “10 orang Shalatnya tidak diterima oleh Allah swt, di antaranya:
1. Orang lelaki yang Shalat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan Shalat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4. Orang lelaki yang melarikan diri.
5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mau meninggalkannya (taubat).
6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Orang perempuan yang mengerjakan Shalat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9. Orang-orang yang suka makan riba’.
10. Orang yang Shalatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar.”
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: “Barang siapa yang Shalatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya Shalatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah swt dan jauh dari Allah.”
Hassan r.a berkata: “Kalau Shalat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan Shalat. Dan pada hari kiamat nanti Shalatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk.”
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih