Bai Fangli dan becaknya |
Melihat pemandangan itu, Bai kembali ke Tianjin dan kembali bekerja sebagai penarik becak meski usia sudah renta. Ia berniat membantu anak-anak di desanya itu.
Dengan perbekalan seadanya, Bai kembali ke kota dan tinggak di sebuah gubuk sederhana di stasiun kereta api. Di tempat itu, ia menunggu untuk pelanggannya selama 24 jam sehari. Ia makan makanan yang sederhana dan mengenakan pakaian bekas yang sudah dibuang orang yang ia temukan.
Semua sisa pendapatannya dari menarik becak penuh susah payah ia sumbangkan untuk membantu anak-anak desanya yang tidak mampu membiayai pendidikan tersebut.
Pada tahun 2001, Bai Fangli mengendarai becak ke Tianjin Yaohua Middle School untuk memberikan sumbangan terakhirnya berupa uang kepada siswa-siswa kurang mampu. Saat itu, usianya hampir 90 tahun, dan ia mengatakan kepada para siswa bahwa ia tidak kuat lagi bisa bekerja. Semua siswa dan guru meneteskan air mata.
Secara total, Bai telah menyumbangkan 350.000 Yuan untuk membantu lebih dari 300 siswa miskin melanjutkan studi mereka. Pada tahun 2005, Bai meninggal dunia dan meninggalkan warisan inspirasi kepada banyak orang, termasuk kita.
Jika becak-penarik yang mengenakan pakaian bekas dan tidak memiliki pendidikan dapat membantu 300 anak-anak untuk bersekolah, bayangkan apa yang dapat anda dan saya lakukan dengan segala limpahan karunia yang kita miliki.
Bai mengajarkan kepada kita, bahwa untuk menjadi seorang yang baik dan dan dermawan tidak perlu menunggu kaya dulu.
Bai juga mengajarkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk terus menanam benih kebaikan.
Ingatlah, bahwa kita semua memiliki potensi untuk membawa perubahan positif di dunia kita ini!
Untuk Bai Fangli, kita haturkan sejuta terima kasih atas inspirasinya!
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih