Di sebuah rumah sakit jiwa, seorang anak muda yang tengah praktek terlihat berjalan menemani dokter. Mereka berjalan menyusuri beberapa ruangan sel tempat para pasian ditempatkan.
Ketika melewati sebuah ruangan, terlihat seorang pasien pria sedang duduk termenung sambil menggumam memanggill-manggil nama seorang wanita..
''Sinta... Oh Sinta...''.
Berulang-ulang pria itu menyebut nama Sinta dengan lirih.
Anak muda tersebut jadi penasaran dan bertanya kepada dokter:
"Kasih sekali... Apa masalah pria itu, Dok?"
Sang dokter menjawab:
''Pria itu menjadi gila setelah cintanya ditolak oleh Sinta....''. Jawab sang Dokter singkat.
Dokter dan anak muda itu pun terus berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Ketika melewati sebuah ruangan yang lain, anak muda itu kembali terkejut melihat seorang pasien pria penghuni yang tengah memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak:
''Sinta.. Sinta...''.
Anak muda tersebut kembali terperangah. Ia lantas bertanya kepada dokter:
"Dokter, apakah pria ini juga punya masalah dengan Sinta?''. Tanyanya keheranan.
Ketika melewati sebuah ruangan, terlihat seorang pasien pria sedang duduk termenung sambil menggumam memanggill-manggil nama seorang wanita..
''Sinta... Oh Sinta...''.
Berulang-ulang pria itu menyebut nama Sinta dengan lirih.
Anak muda tersebut jadi penasaran dan bertanya kepada dokter:
"Kasih sekali... Apa masalah pria itu, Dok?"
Sang dokter menjawab:
''Pria itu menjadi gila setelah cintanya ditolak oleh Sinta....''. Jawab sang Dokter singkat.
Dokter dan anak muda itu pun terus berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Ketika melewati sebuah ruangan yang lain, anak muda itu kembali terkejut melihat seorang pasien pria penghuni yang tengah memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak:
''Sinta.. Sinta...''.
Anak muda tersebut kembali terperangah. Ia lantas bertanya kepada dokter:
"Dokter, apakah pria ini juga punya masalah dengan Sinta?''. Tanyanya keheranan.
Sang Dokter menjawab:
"Ya... Dialah yang akhirnya menikah dengan Sinta...". Ujarnya singkat seraya berjalan.
* * *
Saudaraku...
Hal yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan kita yang sok tahu terhadap keputusan Tuhan. Padahal apa yang kita anggap baik buat kita belum tentu baik, dan apa yang buruk belum tentu buruk.
Kita saling bersedih karena tidak mendapat apa yang kita inginkan. Padahal, keinginan itu terkadang akhirnya membawa kita pada kesengsaraan.
Ketika kita melihat orang lain mendapatkan kesenangan, tahukah kita bahwa belum tentu itu sebuah kebahagiaan.
Sikap ini biasanya muncul dari kebiasaan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemana pun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.
Ketika kita bekerja, acap kali kita membandingkan penghasilan kita dengan rekan-rekan sekantor atau di tempat lain. Perasaan ini membuat kita resah dan gelisah. Kita merasa gelisah setiap mengetahui ada orang lain yang memperoleh penghasilan di atas kita.
Padahal, kalau kita telisik semua orang di dunia ini, akan selalu kita temui ada kawan yang penghasilannya melebihi kita. Akhirnya kita menjadi gemar gonta-ganti pekerjaan, hanya untuk mengimbangi rekan-rekan saya. Bahkan sampai tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting gajinya lebih besar. Sampai akhirnya kita sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya.
Sudah saatnya kita berubah dan mulai mensyukuri apa yang kita dapatkan. Inilah yang membuat kita dapat menikmati pekerjaan kita.
Apapun itu... ucapkahlah: Alhamdulillah...
Bersyukurlah bahwa kita belum memiliki segala sesuatu yang kita inginkan.Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan? Bersyukurlah apabila kita tidak tahu sesuatu. Karena itu memberi kita kesempatan untuk belajar.Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kita tumbuh.Bersyukurlah untuk keterbatasan. Karena itu memberi kita kesempatan untuk berkembang.Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dankarakter.Bersyukurlah untuk kesalahan yang kita buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.Bersyukurlah bila kita lelah dan letih. Karena itu kita telah membuat suatu perbedaan.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih