Kemajuan teknologi yang makin berkembang dan canggih hari demi hari makin mempermudah hidup manusia, termasuk dalam hal memasak makanan. Salah satu peralatan memasak mutakhir yang diciptakan manusia adalah microwave.
Hanya saja, meski menawarkan kemudahan, banyak orang yang menyangsikan dan mempertanyakan: amankah menggunakan microwave ini bagi kesehatan? Apakah makanan yang dimasak dengan microwave -yang menggunakan radiasi- baik untuk dikonsumsi dan tidak berdampak buruk dan menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi orang yang memakannya?
Secara bahasa, microwave berarti: gelombang mikro. Berfungsi yang sama seperti oven (Melayu: ketuhar, Arab: furn), microwave dapat dikatakan sebagai oven listrik nan ajaib.
Microwave memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi (Super High Frequency, SHF), yaitu di atas 3 GHz (3×109 Hz). Secara penjelasan fisikan, jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, akan muncul efek pemanasan pada benda tersebu. Artinya, jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, makanan menjadi panas dan masak dalam waktu singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam oven microwave. Selain pada microwave, gelombang mikro juga dimanfaatkan pada radar untuk mencari dan menentukan jejak suatu benda dengan gelombang mikro dengan frekuensi sekitar 1010 Hz.
Penggunaan microwave untuk memasak makanan masih menjadi kontroversi hingga sekarang. Banyak pihak yang menyatakab bahwa microwave aman dan tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Bahkan, dalam sebuah rilisnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakab bahwa microwave adalah peralatan yang aman dan tidak berbahaya (silahkan baca di sini). Terlebih, microwave modern sudah didesain sedemikian rupa hingga tingkat radiasinya amat rendah. Hal ini didukung pula oleh Unit Kesehatan Perangkat Radiologi dari Badan Pengawasa Obat dan Makanan Amerika (FDA) yang membuat regulasi keselamatan oven microwave (lihat sumber).
Kendati demikian, banyak juga pihak yang tidak mempercayai hal ini. Mereka justru meyakini bahwa menggunakan microwave dapat membahayakan kesehatan. Dijelaskan, bahwa gelombang mikro pada microwave menelusuri jaringan saraf pada tubuh manusia sehingga akan terjadi suatu timbunan semacam zat hormon, meskipun pelepasan gelombang mikro pada microwave sangat kecil, juga dapat menimbulkan banyak penyakit.
Konon, sejak awal tahun 1961, ilmuwan Amerika, Keaton telah menemukan, bahwa gelombang mikro pada microwave menelusuri jaringan saraf pada tubuh manusia sehingga akan terjadi suatu timbunan semacam zat hormon, meskipun pelepasan gelombang mikro pada microwave sangat kecil, juga dapat menimbulkan banyak penyakit. Penemuan ini, tidak lama kemudian mendapat pembuktian lagi dari seorang peneliti dari Perancis.
Penelitian lain juga pernah dilakukan pada tanaman. Dua pot tanaman disiram dengan air yang berbeda, yaitu air hasil rebusan kompor biasa, dan air hasil rebusan microwave. Setelah didinginkan, air tersebut digunakan untuk menyiram dua tanaman yang sejenis untuk melihat apakah ada perbedaan pertumbuhannya antara yang disiram dengan air rebus biasa dan air rebus dengan oven microwave. Tujuannya untuk melihat apakah susunan energi dari air akan berbahaya jika dimasukkan ke dalam oven microwave. Sebagai hasilnya, perbedaannya benar-benar mengejutkan. Setelah seminggu, dahan yang ada pada dua tanaman itu dipotong, walaupun kedua dahan masih hidup, namun yang diberi air microwave menjadi layu dan tidak sehat, sementara yang mempergunakan air rebus tetap segar dan sehat.
Namun banyak juga kalangan yang kurang meyakini hal ini. Menurut sebagian ahli, microwave adalah alat yang aman. Menurut mereka, pada dasarnya microwave itu adalah memasak tanpa menggunakan api.
Memasaknya ini pakai sistem resonansi getaran. Dan bedanya sama memasak tradisional, microwave ini MEMATANGKAN MAKANAN DARI DALAM terlebih dahulu, baru keluar.
Makanya untuk memasak daging atau sayuran yang tebal misalnya, microwave amat diandalkan. Karena membuat daging matang merata hingga kedalam. Beda kalau pakai kompor biasa, dimana kita masak daging tebal luarnya udah gosong, tapi dalamnya masih mentah.
Hanya saja, microwave memag tidak bisa memberi efek gosong / caramel. Daging akan kelihatan mulus2 saja. Selain itu microwave bagus untuk sterilisasi, karena alat ini akan "menggetarkan" kuman dan bakteri (yang sudah pasti bahan bakunya adalah air), hingga panas dan mati. Sementara benda yang disterilisasi tetap hangat.
Keselamatan adalah faktor kunci memakai microwave. Untuk memasak bahan-bahan yang tertutup seperti telur, kentang, sosis, ikan utuh ataupun daging yang berongga, sebaiknya diberi lubang / dipecahkan terlebih dahulu bahan tersebut, sehingga udara panas bisa keluar.
Ingat microwave mematangkan dari dalam dulu, jika tidak diberi lubang udara supaya udara bisa keluar, maka bahan makanan tersebut akan MELEDAK, sesaat setelah dikeluarkan dari oven.
Ledakan ini yang cukup berbahaya. Pecahan kulit telur atau tulang ikan yang melayang bisa melubangi kulit atau mata.
Terkait gelombang elektromagnetik, setiap hari tubuh kita selalu ditembus oleh berbagai macam gelombang elektromagnetik dari alam. Cahaya tampak sendiri juga gelombang elektromagnetik, malahan frekuensinya lebih tinggi dari gelombang mikrowave.
Sampai saat ini kabarnya pernah mendapat laporan yang membuktikan microwave sangat berpengaruh buruk pada kesehatan. Logika sederhananya, negara maju yang terbiasa dengan berbagai peralatan canggih harusnya angka harapan hidupnya terus turun. Tapi toh kenyataannya terus naik.
Wallahu A'lam.
Hanya saja, meski menawarkan kemudahan, banyak orang yang menyangsikan dan mempertanyakan: amankah menggunakan microwave ini bagi kesehatan? Apakah makanan yang dimasak dengan microwave -yang menggunakan radiasi- baik untuk dikonsumsi dan tidak berdampak buruk dan menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi orang yang memakannya?
Secara bahasa, microwave berarti: gelombang mikro. Berfungsi yang sama seperti oven (Melayu: ketuhar, Arab: furn), microwave dapat dikatakan sebagai oven listrik nan ajaib.
Microwave memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi (Super High Frequency, SHF), yaitu di atas 3 GHz (3×109 Hz). Secara penjelasan fisikan, jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, akan muncul efek pemanasan pada benda tersebu. Artinya, jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, makanan menjadi panas dan masak dalam waktu singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam oven microwave. Selain pada microwave, gelombang mikro juga dimanfaatkan pada radar untuk mencari dan menentukan jejak suatu benda dengan gelombang mikro dengan frekuensi sekitar 1010 Hz.
Penggunaan microwave untuk memasak makanan masih menjadi kontroversi hingga sekarang. Banyak pihak yang menyatakab bahwa microwave aman dan tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Bahkan, dalam sebuah rilisnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakab bahwa microwave adalah peralatan yang aman dan tidak berbahaya (silahkan baca di sini). Terlebih, microwave modern sudah didesain sedemikian rupa hingga tingkat radiasinya amat rendah. Hal ini didukung pula oleh Unit Kesehatan Perangkat Radiologi dari Badan Pengawasa Obat dan Makanan Amerika (FDA) yang membuat regulasi keselamatan oven microwave (lihat sumber).
Kendati demikian, banyak juga pihak yang tidak mempercayai hal ini. Mereka justru meyakini bahwa menggunakan microwave dapat membahayakan kesehatan. Dijelaskan, bahwa gelombang mikro pada microwave menelusuri jaringan saraf pada tubuh manusia sehingga akan terjadi suatu timbunan semacam zat hormon, meskipun pelepasan gelombang mikro pada microwave sangat kecil, juga dapat menimbulkan banyak penyakit.
Konon, sejak awal tahun 1961, ilmuwan Amerika, Keaton telah menemukan, bahwa gelombang mikro pada microwave menelusuri jaringan saraf pada tubuh manusia sehingga akan terjadi suatu timbunan semacam zat hormon, meskipun pelepasan gelombang mikro pada microwave sangat kecil, juga dapat menimbulkan banyak penyakit. Penemuan ini, tidak lama kemudian mendapat pembuktian lagi dari seorang peneliti dari Perancis.
Penelitian lain juga pernah dilakukan pada tanaman. Dua pot tanaman disiram dengan air yang berbeda, yaitu air hasil rebusan kompor biasa, dan air hasil rebusan microwave. Setelah didinginkan, air tersebut digunakan untuk menyiram dua tanaman yang sejenis untuk melihat apakah ada perbedaan pertumbuhannya antara yang disiram dengan air rebus biasa dan air rebus dengan oven microwave. Tujuannya untuk melihat apakah susunan energi dari air akan berbahaya jika dimasukkan ke dalam oven microwave. Sebagai hasilnya, perbedaannya benar-benar mengejutkan. Setelah seminggu, dahan yang ada pada dua tanaman itu dipotong, walaupun kedua dahan masih hidup, namun yang diberi air microwave menjadi layu dan tidak sehat, sementara yang mempergunakan air rebus tetap segar dan sehat.
Namun banyak juga kalangan yang kurang meyakini hal ini. Menurut sebagian ahli, microwave adalah alat yang aman. Menurut mereka, pada dasarnya microwave itu adalah memasak tanpa menggunakan api.
Memasaknya ini pakai sistem resonansi getaran. Dan bedanya sama memasak tradisional, microwave ini MEMATANGKAN MAKANAN DARI DALAM terlebih dahulu, baru keluar.
Makanya untuk memasak daging atau sayuran yang tebal misalnya, microwave amat diandalkan. Karena membuat daging matang merata hingga kedalam. Beda kalau pakai kompor biasa, dimana kita masak daging tebal luarnya udah gosong, tapi dalamnya masih mentah.
Hanya saja, microwave memag tidak bisa memberi efek gosong / caramel. Daging akan kelihatan mulus2 saja. Selain itu microwave bagus untuk sterilisasi, karena alat ini akan "menggetarkan" kuman dan bakteri (yang sudah pasti bahan bakunya adalah air), hingga panas dan mati. Sementara benda yang disterilisasi tetap hangat.
Keselamatan adalah faktor kunci memakai microwave. Untuk memasak bahan-bahan yang tertutup seperti telur, kentang, sosis, ikan utuh ataupun daging yang berongga, sebaiknya diberi lubang / dipecahkan terlebih dahulu bahan tersebut, sehingga udara panas bisa keluar.
Ingat microwave mematangkan dari dalam dulu, jika tidak diberi lubang udara supaya udara bisa keluar, maka bahan makanan tersebut akan MELEDAK, sesaat setelah dikeluarkan dari oven.
Ledakan ini yang cukup berbahaya. Pecahan kulit telur atau tulang ikan yang melayang bisa melubangi kulit atau mata.
Terkait gelombang elektromagnetik, setiap hari tubuh kita selalu ditembus oleh berbagai macam gelombang elektromagnetik dari alam. Cahaya tampak sendiri juga gelombang elektromagnetik, malahan frekuensinya lebih tinggi dari gelombang mikrowave.
Sampai saat ini kabarnya pernah mendapat laporan yang membuktikan microwave sangat berpengaruh buruk pada kesehatan. Logika sederhananya, negara maju yang terbiasa dengan berbagai peralatan canggih harusnya angka harapan hidupnya terus turun. Tapi toh kenyataannya terus naik.
Wallahu A'lam.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih