Dikisahkan, ada seorang ibu yang tidak menerima anaknya lantaran anaknya tidak normal seperti anak-anak pada umumnya. Kemudian sang ibu pun meninggalkannya. Setelah puluhan tahun, sang ibu justru merasa kehilangan anak yang ditinggalkan tersebut. Dan ia berusaha mencarinya ke tempat dimana ia dulu meninggalkannya.
Bagaimanakah kisah? Apakah sang ibu akan berhasil menemukan anaknya..???
Silakan langsung saja Anda simak Kisah Mengharukan tentang Ibu dan Anak “Seorang Anak Yang Terbuang” di bawah ini:
Dari kisah yang mengharukan tentang ibu dan anak diatas, dapat kita ambil pelajaran bahwa apapun yang Tuhan titipkan kepada kita, maka kita wajib menjaganya. Apalagi yang Tuhan titipkan adalah Anak.
Anak adalah anugerah yang tak terhingga dari sebuah perkawinan. Jadi bersyukurlah karena sudah dikaruniai anak dan kita sebagai orang tua wajib menjaganya hingga ia tumbuh dewasa.
Bagaimanakah kisah? Apakah sang ibu akan berhasil menemukan anaknya..???
Silakan langsung saja Anda simak Kisah Mengharukan tentang Ibu dan Anak “Seorang Anak Yang Terbuang” di bawah ini:
Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh.
Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang.
Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja.
Namun Sam mencegah niat buruk itu.Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica.
Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.
Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya.
Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup.
Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang.
Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang.
Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar di kepala saya.
Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu. tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya.
Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric...
Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping.
“Mary, apa yang sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan terisak-isak.
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya.
Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya.
Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric.
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak dilantai tanah.
Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama.
Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua.
Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii.! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya,
“Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
Ia menjawab, “
Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy., mommy!’ Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertasini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu.”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu.
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi.? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."
Saya menjerit histeris membaca surat itu.
“Bu, tolong katakan. katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana.
Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini. Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”
Dari kisah yang mengharukan tentang ibu dan anak diatas, dapat kita ambil pelajaran bahwa apapun yang Tuhan titipkan kepada kita, maka kita wajib menjaganya. Apalagi yang Tuhan titipkan adalah Anak.
Anak adalah anugerah yang tak terhingga dari sebuah perkawinan. Jadi bersyukurlah karena sudah dikaruniai anak dan kita sebagai orang tua wajib menjaganya hingga ia tumbuh dewasa.
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih