Suatu malam, seorang pemuda datang ke sebuah restoran dan membeli beberapa ketul ayam goreng. Ia membawa ayam gorengnya ke taman, untuk dinikmati bersama kekasihnya di bawah sinar rembulan yang romantis.
Namun, ketika membuka bungkusan ayam goreng itu, pemuda itu terkejut. Ternyata bukan ayam yang didapatinya, melainkan uang hasil penjualan restoran itu sebanyak 2 juta rupiah yang terikat dengan rapi. Pemuda itu tak habis pikir, mengapa uang itu ada di kantong plastik tersebut.
"Pasti penjual ayam itu salah kasih..." Fikir sang pemuda.
Dengan segera, pemuda itu kemudian datang ke restoran tersebut dan mengembalikan uang itu dan meminta ayam goreng sebagai gantinya.
Pemilik restoran, merasa kagum atas kejujuran si pemuda, menanyakan namanya dan mengatakan hendak menelepon wartawan koran dan tivi nasional. Ia ingin menceritakan tentang si pemuda... ia layak dijadikan sosok pahlawan, sebuah contoh nilai kejujuran dan moral yang akan menjadi teladan bagi orang lain!
Namun pemuda yang sedang lapar itu menolaknya. "Maaf....Kekasihku sedang menunggu. Aku hanya inginkan ayam gorengku."
Pemilik restoran menjadi semakin kagum atas sikap si pemuda yang begitu rendah hati dan tidak mau terkenal. Pastilah pemuda ini orang yang tidak angkuh dan ingin tersohor, fikir sang penjual ayam. Lalu ia terus memohon agar diizinkan menceritakan kejadian itu kepada wartawan.
Namun, tetap saja pemuda itu menolak. Bahkan, si pemuda jujur lama-kelamaan menjadi marah dan meminta ayam gorengnya.
"Aku tidak mengerti" kata pemilik restoran. "Anda adalah satu-satunya pemuda paling jujur yang pernah saya temui di tengah dunia yang tidak jujur ini! Ini merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mengatakan kepada dunia bahwa masih ada orang-orang jujur yang mau bertindak benar, ikhlas dan tidak hanya mecari nama. Saya mohon, beritahukan nama anda dan juga nama wanita itu. Apakah ia isterimu...? Oh, pasti ia adalah wanita yang sangat beruntung mendapatkan suami sejujur anda....".
"Itulah masalahnya," kata si pemuda. "Isteriku ada di rumah dan wanita di dalam kereta itu adalah pacarku. Sekarang berikan ayamku agar aku dapat pergi dari sini..."
Penjual ayam: "&^%$#^%*^...."
Namun, ketika membuka bungkusan ayam goreng itu, pemuda itu terkejut. Ternyata bukan ayam yang didapatinya, melainkan uang hasil penjualan restoran itu sebanyak 2 juta rupiah yang terikat dengan rapi. Pemuda itu tak habis pikir, mengapa uang itu ada di kantong plastik tersebut.
"Pasti penjual ayam itu salah kasih..." Fikir sang pemuda.
Dengan segera, pemuda itu kemudian datang ke restoran tersebut dan mengembalikan uang itu dan meminta ayam goreng sebagai gantinya.
Pemilik restoran, merasa kagum atas kejujuran si pemuda, menanyakan namanya dan mengatakan hendak menelepon wartawan koran dan tivi nasional. Ia ingin menceritakan tentang si pemuda... ia layak dijadikan sosok pahlawan, sebuah contoh nilai kejujuran dan moral yang akan menjadi teladan bagi orang lain!
Namun pemuda yang sedang lapar itu menolaknya. "Maaf....Kekasihku sedang menunggu. Aku hanya inginkan ayam gorengku."
Pemilik restoran menjadi semakin kagum atas sikap si pemuda yang begitu rendah hati dan tidak mau terkenal. Pastilah pemuda ini orang yang tidak angkuh dan ingin tersohor, fikir sang penjual ayam. Lalu ia terus memohon agar diizinkan menceritakan kejadian itu kepada wartawan.
Namun, tetap saja pemuda itu menolak. Bahkan, si pemuda jujur lama-kelamaan menjadi marah dan meminta ayam gorengnya.
"Aku tidak mengerti" kata pemilik restoran. "Anda adalah satu-satunya pemuda paling jujur yang pernah saya temui di tengah dunia yang tidak jujur ini! Ini merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mengatakan kepada dunia bahwa masih ada orang-orang jujur yang mau bertindak benar, ikhlas dan tidak hanya mecari nama. Saya mohon, beritahukan nama anda dan juga nama wanita itu. Apakah ia isterimu...? Oh, pasti ia adalah wanita yang sangat beruntung mendapatkan suami sejujur anda....".
"Itulah masalahnya," kata si pemuda. "Isteriku ada di rumah dan wanita di dalam kereta itu adalah pacarku. Sekarang berikan ayamku agar aku dapat pergi dari sini..."
Penjual ayam: "&^%$#^%*^...."
loading...
0 komentar:
Post a Comment
Artikel ini belum lengkap tanpa komentar anda!
Silahkan berkomentar yang santun dan cerdas, tidak menghina, tidak memaki dan tidak menyebar kebencian. Terima kasih